Kopi diyakini bisa jadi produk unggulan perhutanan sosial di Sumbar

id Tanaman kopi arabika

Kopi diyakini bisa jadi produk unggulan perhutanan sosial di Sumbar

Tanaman kopi arabika. (cc)

Kopi ini bisa jadi salah satu potensi yang belum banyak dimanfaatkan. Perhutanan sosial di Sumbar saat ini lebih banyak untuk rotan
Padang, (Antaranews Sumbar) - Komoditas kopi diyakini bisa menjadi produk unggulan perhutanan sosial di Provinsi Sumatera Barat, kata Pejabat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)

Direktur Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung KLHK, Hargyono dihubungi dari Padang, Sabtu, menyebutkan bahwa kopi sebetulnya bisa ditanam melalui skema perhutanan sosial.

Perhutanan sosial merupakan sistem pengelolaan hutan secara lestari yang dilakukan dalam kawasan hutan negara atau hutan adat, yang dilakukan oleh masyarakat setempat dan adat sebagai pelaku utama untuk meningkatkan kesejahteraan.

"Kopi ini bisa jadi salah satu potensi yang belum banyak dimanfaatkan. Perhutanan sosial di Sumbar saat ini lebih banyak untuk rotan," jelasnya.

Berdasarkan catatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terdapat sekitar 2,4 juta hektare kawasan hutan di Sumbar.

Dari angka tersebut, lanjutnya baru sekitar 200 ribu hektare hutan yang sudah diterbitkan izin atas perhutanan sosial. Artinya masih ada jutaan hektare lahan hutan yang bisa ditanami kopi.

"Ya tentu mempertimbangkan karakteristik hutan di Sumbar, apakah cocok ditanam kopi atau tidak," ujarnya.

Menurutnya kopi tumbuh akan lebih baik ketika ada tanaman pelindung, dan hutan bisa menjadi lokasi ideal dengan memanfaatkan kopi sebagai tanaman sela.

Apalagi kopi asal Sumbar sendiri mulai dikenal pasar dunia setelah beberapa kali diikutkan dalam ajang pameran kopi internasional.

Kopi jenis Sumatera Arabica Solok Minang misalnya, pernah tampil dalam Pameran Kopi Speciality di Seattle, AS tahun 2017 lalu. Dari berbagai pameran inilah, penikmat kopi di seantero dunia mulai meminati kopi asal Sumbar.

Sebelumnya Kepala Bidang Perkebunan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sumbar Akhirudin menyebutkan produksi kopi arabika dan robusta di Sumatera Barat pada 2016 mencapai 22.292 ton per tahun dengan luas tanam 32.461 hektare.

"Untuk produksi kopi arabika 12.044 ton sedangkan kopi robusta 10.288 ton," katanya.

Menurutnya untuk harga dan pasarnya, kopi arabika lebih menjanjikan. Misalnya untuk harga kopi arabika bisa tujuh Dollar Amerika, namun harga robusta bisa sepertiganya.

Untuk menjaga produksi dan kesuburan kopi, kata dia petani mesti memperhatikan pemupukan dan pemangkasan. Ada dua jenis pupuk untuk kopi, yakni organik dan non organik. (*)