Menakar peluang merebut medali dari cabang balap sepeda di Asian Games

id balap sepeda

Menakar peluang merebut medali dari cabang balap sepeda di Asian Games

Ilustrasi balap sepeda. (Antara)

Bukan tanpa alasan cabang olahraga ini menjadi tumpuan meraih medali mengingat Indonesia mempunyai talenta yang dinilai mampu bersaing di level Asia. Apalagi, pelaksanaan kejuaraan empat tahunan ini digelar di Tanah Air sehingga pembalap lebih mengen
Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Balap sepeda adalah satu dari 20 cabang olahraga yang diharapkan bisa menyumbangkan medali untuk kontingen Indonesia pada kejuaraan bergengsi Asian Games 2018 yang akan digelar di Jakarta dan Palembang, 18 Agustus s.d. 2 September.

Bukan tanpa alasan cabang olahraga ini menjadi tumpuan meraih medali mengingat Indonesia mempunyai talenta yang dinilai mampu bersaing di level Asia. Apalagi, pelaksanaan kejuaraan empat tahunan ini digelar di Tanah Air sehingga pembalap lebih mengenal karakter lokasi perlombaan.

Untuk peluang memang cukup besar. Pengurus Besar Ikatan Sepeda Sport Indonesia menargetkan setiap disiplin di balap sepeda harus mampu menyumbangkan medali emas. Makanya, harus bekerja keras untuk meraihnya" kata Ketua Umum PB ISSI Raja Sapta Oktohari.

Sebagai ketua umum federasi, apa yang ditargetkan memang realistis. Namun, kondisi di lapangan memang berbeda. Dinamika atlet memang sering terjadi mulai dari cedera saat latihan hingga kurang maksimalnya sistem pelatihan.

Pada Asian Games 2018i, cabang balap sepeda terbagi atas empat disiplin, yaitu road race atau jalan raya, BMX, track atau di velodrome, dan MTB atau sepeda gunung. Khusus untuk MTB terbagi dua, yaitu cross country (XC) dan downhill.

Pada saat ini semua disiplin menjalani pemusatan latihan nasional, baik di dalam maupun luar negeri. Bahkan, dua disiplin, di antaranya melakukan uji kemampuan pada kejuaraan internasional.

Untuk MTB turun di Kejuaraan Asia MTB di Danao City, Cebu, Filipina dan BMX turun di Kejuaraan Dunia di Belanda dan Belgia.

Disiplin road race menjalani pemusatan latihan di Yogyakarta, sedangan untuk disiplin "track" menjalani pemusatan latihan di Velodrome Manahan, Solo. Sebelum ke Solo, Crismonita dan kawan-kawan mencoba untuk pertama kalinya Jakarta International Velodrome (JIC) yang nantinya digunakan untuk Asian Games 2018.

Dari empat disiplin yang ada, MTB dan BMX dinilai lebih mempunyai peluang untuk meraih medali. Hal tersebut didasarkan pada kemampuan atlet yang dimiliki saat ini. Namun, untuk disiplin yang lain, yaitu road race dan track, dinilai bakal membuat kejutan.

Dowhill putra dan putri peluangnya cukup besar untuk meraih medali emas. Begitu juga dengan BMX. Dengan waktu yang tersisa, pria yang akrab dipanggil Okto itu berharap semuanya sudah siap, termasuk dalam penentuan atlet yang diturunkan.

Untuk downhill saat ini ada empat pembalap yang terus dipantau, yaitu Popo Ario Sejati, Hildan Afosma Katana, Khoiful Mukhib, dan Tyo Cahyadi.

Pada Kejuaraan Asia MTB di Cebu, Filipina tidak ada satu pun pembalap putra Indonesia yang bisa naik podium karena terkendala pecah ban dan terjatuh.

Pada kejuaraan ini terlihat jelas siapa yang bakal menjadi rival di Asian Games 2018 nanti yang di antaranya adalah Sheng Shan Chiang asal Taiwan, Suebsakun Sukchanya asal Thailand, Kazuki Shimizu asal Jepang, Hossein Zanjanian asal Iran, hingga pembalap Filipina Barba Eleazar jr.

"Popo selama ini menjadi tumpuan. Saya akan meminta pelatih untuk meningkatkan spirit persaingan diantara pembalap pelatnas biar nantinya di Asian Games bisa meraih hasil maksimal," kata pria yang juga Wakil Ketua Umum Federasi Balap Sepeda Asia atau ACC itu.

Putri Lebih Beruntung

Di sektor putri terlihat lebih beruntung. Tiara Andini Prastika yang masih dalam penyembuhan cedera bisa berada di posisi tiga, sedangkan Nining Porwaningsih harus puas di posisi sembilan. Jika dalam kondisi normal, Tiara diprediksi bakal melonjak prestasinya karena saat ini berada di peringkat 14 dunia.

Meski demikian, pembalap putri Indonesia harus tetap mewaspadai duet pembalap asal Thailand Vipavee Deelaballes dan Siraphatson Chatkamnded yang mampu berada di posisi puncak kejuaraan Asia. Pesaing lain bakal datang Taiwan seperti Chou Pei Ni.

"Saya akui saat ini saya belum maksimal karena cedera saya belum sembuh total. Bahkan, langsung bengkak setelah balapan. Akan tetapi, untuk Asian Games saya akan berusaha semaksimal mungkin," kata pembalap downhill putri Tiara Andini Prastika.

Kondisi hampir sama di XC. Pembalap Indonesia saat ini, yaitu Chandra Rafsanjani, Bandi Sugito, Sugianto, Zaenal Fanani, Rafika Mokhamad Parisi, Kusmawati Yazid, Rohidah, dan Noviana, ternyata belum bisa bicara banyak di Kejuaraan Asia. Jelas menjadi tantangan sendiri di Asian Games.

Untuk putra, mereka akan bersaing dengan juara Asia asal Jepang Kohei Yamamoto dan pembalap Negeri Matahari Terbit lainnya, seperti Seiya Hirano. Selain itu, ada pembalap asal Iran, seperti Faraz Shokri, Mohammad Poursharif, hingga Farzad Khodayari. Begitu juga dengan pembalap Kazakstan Kirill Kazantsev.

Sektor putri pesaing Indonesia bakal datang dari Cina dan Iran. Khusus untuk Iran, menurut pelatih XC Oki Raspati, sebuah kekuatan baru di Asia. Untuk itu, pihaknya mempunyai pekerjaan rumah yang besar selama 2 bulan ke depan untuk mempersiapkan atlet terbaik Indonesia.

"Ya, itu. Untuk putri Cina dan Iran saya prediksi bakal di atas, sedangkan putra dari Jepang dan Iran. Namun, kami melihat perkembangan pembalap Indonesia, terutama putra cukup bagus. Sudah bisa bersaing dan masuk 10 besar Asia," kata Oki Raspati.

Demi mengasah kemampuan pembalap XC, Manajer Timnas Balap Sepeda Indonesia Budi Saputra mengatakan bahwa tim akan menuju Jepang. Hal ini untuk menambah jam terbang mengingat pembalap XC Indonesia sangat minim kompetisi.

Harapan medali memang sangat bertumpu ke BMX karena dua pembalap Indonesia, yaitu I Gusti Bagus Saputra dan Elga Kharisma Novanda, merupakan pemegang medali emas SEA Games 2017 sehingga memiliki peluang besar untuk meraih medali. Selain Bagus, untuk putra juga menyiapkan dua pembalap yang kemampuannya sama, yaitu Rio Akbar dan Toni Syarifudin.

Di sektor putri cuma mengandalkan satu atlet saja, yaitu Elga Kharisma Novanda. Pada Asian Games 2018 konsentrasinya bakal terpecah karena juga akan turun di disiplin track. Tidak hanya itu, pembalap asal Malang itu juga masih dihadapkan dengan penyembuhan cederang pinggul yang memakan waktu lama.

"Setelah turun di kejuaraan dunia, pembalap BMX akan turun di ACC (kejuaraan Asia) di Thailand akhir bulan ini. Di situ akan terlihat persaingan sesungguhnya karena yang akan turun semua pembalap Asia terbaik," kata Pelatih Kepala Timnas Indonesia Dadang Harries Poernomo saat dikonfimasi.

Dadang mengaku pada ACC BMX itu pihaknya akan tetap menurunkan Elga Kharisma Novanda meski kondisinya belum maksimal. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga poin yang dimiliki oleh pembalap asal Malang itu agar tidak hilang. Namun, pihaknya meminta kepada Elga untuk tidak memaksakan diri.

Untuk dua disiplin lainnya, yaitu track dan road race, persaingan bakal jauh lebih ketat. Untuk track yang saat ini dihuni oleh Puguh Admadi, Projo Waseso, Terry Yuda, Crismonita, dan Ayustina Delia Priatna, bakal bersaing dengan pembalap yang sudah punya nama besar.

Untuk putra, mantan juara dunia keirin asal Malaysi, Azizulhani Awang serta pembalap negeri jiran lainnya bakal menjadi sandungan. Begitu pula, pembalap asal Cina, Jepang, Iran, dan Kazakstan. Begitu juga dengan putri. Pembalap Cina, Kazakstan, Jepang, Korea Selatan bakal menjadi tantangan sendiri.

Road Race tantangan yang dihadapi pembalap Indonesia bakal sama. Raja jalanan asal Iran, Korea Selatan, Cina, Jepang, Kazakstan, bahkan Malaysia bakal jadi momok menakutkan bagi pembalap Indonesia yang rata-rata minim jam terbang. Hanya beberapa pembalap, seperti Aiman Cahyadi dan pembalap KFC Cycling Team, yang rutin turun di balapan Asia Tour.

Bonus Satu Miliar Rupiah

Demi meraih emas pada Asian Games 2018, Ketua Umum PB ISSI Raja Sapta Oktohari terus melakukan berbagai upaya. Selain memperbanyak mengikuti kejuaraan dan pemusatan latihan di luar negeri, pihaknya juga merangsang bonus besar guna memotivasi semangat pembalap.

Peraih medali emas dari Indonesia bakal diganjar bonus Rp1 miliar. Bonus ini di luar yang akan diberikan oleh Pemerintah. Dia berharap pembalap yang ada saat ini terus berpacu dari bersaing dengan sehat untuk mengisi kuota yang telah ditetapkan oleh penyelenggara Asian Games 2018.

"Bonus Rp1 milir per emas itu dari internal kami saja. Untuk peraih medali, selain emas memang ada, jumlah cukup jauh dibandingkan dengan peraih medali emas," kata Raja Sapta Oktohari saat dikonfirmasi.

Menyinggung soal bonus dari pemerintah bagi peraih medali emas Asian Games 2018, dia mengatakan bahwa nilanya lebih besar dari Asian Games 2014 yang hanya Rp400 juta. Jumlah bonus yang akan diberikan akan naik 250 persen, bahkan lebih jika target medali secara umum bisa terpenuhi.

Pada Asian Games Ke-18, Presiden RI Joko Widodo menargetkan Indonesia masuk 10 besar. Dia berharap minimal meraih 16 medali emas. Berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh tim, selain balap sepeda yang diharapkan menyumbang medali emas, adalah angkat besi, bulu tangkis, dan pencak silat.(*)