"Erin" si gajah Sumatera kini telah dapat beradaptasi dengan belalai terpotong

id gajah

"Erin" si gajah Sumatera kini telah dapat beradaptasi dengan belalai terpotong

Ilustrasi gajah. (Antara)

Seiring waktu, Erin akan beradaptasi dengan sendirinya, secara bertahap nanti akan menyesuaikan kemampuan makannya,
Lampung Timur, (Antaranews Sumatera) - "Erin" si gajah Sumatera kini telah dapt beradaptasi dengan belalainya yang terpotong dengan kondisi kekurangan pada tubuhnya, terutama untuk makan dan aktivitas kesehariannya, kata seorang dokter hewan.

Drh Diah Esti Anggraini dari Rumah Sakit Gajah Prof Dr Ir Rubini Atmawidjaja Pusat Konservasi Gajah Taman Nasional Way Kambas, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung , Jumat, menyatakan seiring tumbuh tinggi dan besar, Erin akan menyesuaikan diri mencari makanannya.

"Seiring waktu, Erin akan beradaptasi dengan sendirinya, secara bertahap nanti akan menyesuaikan kemampuan makannya," kata Esti.

Menurut Esti, cara yang bisa dilakukan Erin ketika dewasa untuk menggapai rumput di tanah adalah dengan berjongkok.

"Bagaimana pun caranya dia akan menyesuaikan diri menggapai rumput itu, misalnya dengan jongkok," katanya.

Dia menjelaskan tidak ada kekhawatiran soal makan Erin ketika dewasa nanti, mengingat satwa gajah ketika di alam memakan lebih dari 200 jenis makanan di antaranya kulit pohon, akar dan dedaunan. "Apa yang disuka akan dimakan gajah," ujarnya lagi.

Dia menjelaskan fungsi belalai bagi gajah adalah tangannya dan alat pernapasannya. Menurutnya, putus belalai Erin tidak berpengaruh terhadap makan dan kesehatan Erin.

Menurut dia, fungsi belalai gajah Erin yang tinggal sekitar tiga per empat meter itu masih berfungsi baik, yaitu untuk menggapai makanan, meniup, mendorong, mengambil minum dan untuk pernapasannya.

Ia menyatakan kondisi kesehatan gajah Erin saat ini baik, lebih baik dari sebelumnya.

Erin pun masih terus didampingi dan mendapat makanan tambahan.

Belalai bagi gajah adalah hidungnya untuk bernapas, tangannya untuk mengambil makan dan minumnya, sehingga tanpa belalai, mamalia berbadan besar ini tidak akan bisa makan dan minum secara normal, mengingat lehernya yang pendek.

Di Pusat Konservasi Gajah Taman Nasional Way Kambas Kabupaten Lampung Timur itulah kini "Erin" (4), seekor gajah betina yang putus belalainya separuh akibat jerat pemburu liar hidup dengan pendampingan para perawatnya.

Erin sekarang masih kecil, belalainya masih bisa menggapai rumput di tanah. Namun Erin dewasa nanti diyakini akan lebih sulit untuk makan karena tinggi badannya yang bertambah sementara belalainya tidak bertambah panjang lagi.

Umumnya gajah sumatera dewasa tingginya bisa mencapai 3 meter dan beratnya mencapai empat hingga enam ton.

Erin adalah gajah liar penghuni Pusat Konservasi Gajah TNWK yang ditemukan di perbatasan Rawa Arjo, Way Kambas, 23 Juni 2016 lalu.

Saat ditemukan, kondisi Erin sakit dan terpotong belalainya, akibat jerat pemburu yang diduga dipasang untuk menjerat satwa liar rusa dan babi hutan.

Erin saat ini selalu dipantau oleh tim dokter Rumah Sakit Gajah Way Kambas sejak diselamatkan.(*)