Jakarta, (Antara Sumbar) - Pakar ilmu hubungan internasional Nur Rachmat Yuliantoro menilai keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trum yang mengakui Kota Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel berpotensi membahayakan keamanan di kawasan Timur Tengah.
"Apapun alasan keputusan itu, Trump berpotensi menciptakan Timur Tengah semakin memanas dan negara-negara di kawasan itu akan kehilangan kepercayaan kepada AS sebagai perantara dalam proses perdamaian," ujar Rachmat saat di Jakarta, Sabtu.
Kepala Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM) itu pun memaparkan sejumlah teori yang menjadi alasan Trump membuat keputusan yang telah dikecam banyak negara tersebut.
Ada penilaian bahwa keputusan Trump tersebut tidak lepas dari janji di masa kampanyenya yang akan mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
"Trump melakukan ini untuk mempertahankan basis politiknya yang mulai rapuh karena sejumlah skandal yang melibatkan dirinya, khususnya soal hubungan ia dengan Rusia," katanya menjelaskan.
Selain itu, ada juga pendapat bahwa keputusan Trump ialah sebagai ucapan "terima kasih" kepada lobi Yahudi di AS, khususnya pada Komite Hubungan Israel di Amerika atau AIPAC.
"AIPAC telah menggelontorkan banyak dana selama masa kampanyenya di Pilpres 2016 yang akhirnya dimenangkan oleh Trump," kata Rachmat menambahkan.
Meski ada banyak teori atau alasan mengenai sikap Trump tersebut, akhirnya akan berujung pada semakin buruknya ketidakstabilan situasi keamanan di kawasan tersebut.
"Meski Trump sendiri mengatakan bahwa pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel merupakan usaha untuk mempercepat proses perdamaian di Timur Tengah, tetapi yang akan terjadi adalah sebaliknya," katanya menegaskan.
Pada Rabu (6/12), Donald Trump membalikkan kebijakan yang telah dianut Washington selama berpuluh-puluh tahun dengan mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Trump memutuskan untuk memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Yerusalem merupakan kota suci yang merupakan masalah sensitif dalam perundingan perdamaian serta menjadi topik utama pertentangan selama berpuluh-puluh tahun antara para perunding Palestina dan Israel.
Pengakuan Trump itu mengundang kecaman dari seluruh dunia dan penentangan dari negara-negara Arab dan berpenduduk mayoritas Muslim serta mengecewakan negara-negara Barat. (*)
Berita Terkait
Sidang etik kasus penembakan siswa di Semarang
Selasa, 10 Desember 2024 11:43 Wib
Mutiara Cahaya Regita: bukti nyata kehadiran Program JKN di Tengah Tantangan Pertukaran Mahasiswa
Senin, 2 Desember 2024 11:31 Wib
Jasa Raharja-Korlantas Polri matangkan rekayasa lalu lintas di Jawa Tengah
Minggu, 1 Desember 2024 9:57 Wib
Lawan Everton, MU masih kekurangan bek tengah
Minggu, 1 Desember 2024 4:43 Wib
Israel tewaskan 1 tentara, 18 lainnya terluka di pos militer Lebanon
Senin, 25 November 2024 10:21 Wib
Presiden upayakan untuk kunjungi negara-negara Timur Tengah
Senin, 18 November 2024 8:59 Wib
Wako Solok lepas siswa lu lusan SMA lanjutkan studi ke Timur Tengah
Kamis, 14 November 2024 19:43 Wib
Meutya Hafid: Oknum judi online muncul di tengah capaian tren positif
Jumat, 1 November 2024 17:54 Wib