Inventarisasi kepemilikan KJA di Danau Maninjau, Agam Pasang "Tagging"

id Keramba Jaring Apung

Inventarisasi kepemilikan KJA di Danau Maninjau, Agam Pasang "Tagging"

Keramba jaring apung (KJA) di Danau Maninjau. (ANTARA SUMBAR)

Lubukbasung, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, memasang sebanyak 1.521 tagging atau pemberian tanda keramba jaring apung (KJA) di Danau Maninjau dalam upaya menginventarisasi kepemilikan KJA itu.

"Pemasangan tagging ini dilakukan oleh perangkat jorong dan nagari berdasarkan kepemilikan yang dilakukan semenjak Juni 2017," kata Kepala Dinas Perikanan dan Tanaman Pangan Agam, Ermanto di Lubukbasung, Selasa.

Pemasangan tagging tersebut baru selesai sekitar 50 persen dari jumlah 1.521 unit.

Namun pihaknya berharap pemasangan ini selesai menjelang akhir tahun.

"Apabila tagging ini masih kurang, maka kita akan mencetak ulang berdasarkan kebutuhan," tambahnya.

Pemasangan tagging ini dalam rangka menginventarisasi kepemilikan KJA di danau vulkanik itu. Bagi KJA yang tidak ada pemilik atau milik investor, maka KJA itu akan dibongkar.

Ini mengingat bahwa yang hanya diperbolehkan untuk memiliki KJA merupakan warga sekitar dan tidak orang luar.

"Ini dalam rangka untuk mengurangi jumlah keramba jaring apung dari 17.325 unit menjadi 6.000 unit, sehingga pencemaran Danau Maninjau akan berkurang," katanya.

Pakan ikan keramba jaring apung merupakan penyumbang terbanyak pencemaran danau sekitar 1.267.875 kilogram atau 95,34 persen.

Sisanya, akibat limbah rumah tangga sebanyak 61.728,38 kilogram atau 4,64 persen, limbah ternak 1.437,63 kilogram atau 0,01 persen, limbah pertanian 286,07 kilogram atau 0,002 persen dan erosi hutan 106,4 kilogram atau 0,001 persen.

"Pencemaran ini akibat pembudidaya ikan terlalu banyak memasukan pakan ikan dengan tujuan agar cepat besar. Kita akan menyedot sisa pakan tersebut," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Unit Pelaksana Teknis Loka Ahli Teknologi Penyehatan Danau LIPI Agam, Jojo Sudarso mengatakan dengan banyaknya sedimen pakan ikan di dasar danau, maka oksigen berkurang dan oksigen hanya ditemukan pada kedalaman lima meter.

Dengan kondisi ini, ikan keramba jaring apung, ikan asli danau dan biota lainnya menjadi mati apabila angin kencang.

"Saat ini kita hanya menemukan 14 jenis ikan asli danau dan 34 jenis sudah mengalami kepunahan," tambahnya.

Untuk itu, pencemaran ini harus diatasi sehingga ikan asli danau tetap lestari atau ada.

"Kita telah membudidaya ikan bada, rinuak, asang dan gupareh. Ikan ini akan tebar dalam waktu dekat ke danau," lanjutnya. (*)