Padang, (Antara Sumbar) - Wali Kota Padang, Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah berharap gelaran pemilihan kepala daerah serentak 2018 tidak memecah persatuan dan kesatuan masyarakat.
"Tahapan pilkada telah dimulai, geliat calon mulai terlihat diharapkan masyarakat tetap kondusif," katanya di Padang, Kamis.
Dia mencontohkan di Padang, beberapa orang telah mencalonkan diri bahkan sudah ada yang memasang spanduk hal ini akan menimbulkan respon beragam di tengah masyarakat.
Akan tetapi sebagai warga yang baik tentu dapat menghindari silang pendapat yang berujung konflik.
Setiap perbedaan dalam menentukan pasangan calon merupakan hak warga, namun tetap harus menghindarkan diri dari perilaku negatif seperti mengurai ujaran kebencian atau memprovokasi.
"Menghargai perbedaan dan tetap konsisten pada peraturan harus dijaga oleh masyarakat," kata Mahyeldi.
Dia menambahkan dalam menilai layak atau tidaknya seseorang memimpin sebaiknya disampaikan dalam kritik yang membangun.
Menurutnya pembangunan di Kota Padang dapat terlaksana salah satunya melalui kritik dan saran yang disampaikan warga.
Diharapkan dalam masa pilkada hingga Juni 2018 warga juga bisa memberikan pemikiran yang membangun untuk terlaksananya pemilihan kondusif.
Di samping itu warga juga bisa menjadi benteng kokoh masuknya pergerakan oknum yang ingin memecah belah.
Di Padang terdapat 11 kecamatan dan 104 kelurahan, dan tinggal 800 ribu jiwa kesemuanya dapat berpartisipasi dalam pilkada mendatang.
Sementara itu salah satu tokoh masyarakat di Pauh Syafriadi berharap calon yang akan maju dalam pilkada mendatang tidak sekedar memanfaatkan warga untuk jadi pemimpin.
Artinya kata dia, usai jadi pimpinan melupakan janjinya saat kampanye.
Saat ini warga sebagian besar telah cerdas sehingga tidak mudah dibohongi.
Menurut dia, banyak atau sedikitnya partisipasi pemilih bergantung pada cara kampanye dan hasil kinerja selama ini. (*)
