Unicef: 26 Juta Anak di Afrika Terancam Akibat El Nino

id Unicef, Afrika, El Nino

PBB, New York, (Antara Sumbar) - Kehidupan 26,5 juta anak telah terancam gizi buruk, kekurangan air dan penyakit di 10 negara di Afrika Selatan dan Timur.

Apa yang benar-benar berada di balik kisah sedih itu ialah salah satu peristiwa terkuat El Nino yang pernah tercatat, kata Dana Anak PBB (UNICEF) pada Senin (27/6).

"Anak-anak menghadapi risiko perlindungan saat keluarga dan masyarakat bergerak untuk mencari pekerjaan, makanan, air dan mengambil rumput buat ternak," kata laporan UNICEF mengenai Wilayah Afrika Selatan dan Timur, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa malam.

"Anak-anak juga menghadapi kesulitan untuk pergi ke sekolah, gara-gara kelaparan dan kekurangan air."

Di seluruh Afrika Selatan dan Timur, jutaan anak berjuang untuk menghadapi kondisi rawan pangan, kekurangan air, penyakit dan ancaman terhadap keselamatan dan pendidikan mereka. Setelah dua tahun kekacauan curah hujan dan kemarau di beberapa negara, salah satu peristiwa cuaca El Nino yang paling kuat selama 50 tahun membuat kacau hidup dan kehidupan.

Pada Februari, UNICEF menyatakan lembaga PBB itu mendapati lebih dari satu juta anak memerlukan perawatan karena kekurangan gizi akut. Terlebih lagi, kekurangan air masih menjadi keprihatinan utama, sementara banyak instalasi kesehatan dan sekolah sangat memerlukan peningkatan pasokan air serta instalasi kebersihan guna memungkinkan berlanjutnya layanan.

Selama beberapa bulan pertama 2016, UNICEF menyatakan telah memberi 155.000 anak perawatan karena kekurangan gizi akut; air bersih buat 2,69 juta orang; layanan perlindungan untuk 82.000 anak; layanan dan pendidikan HIV buat 100.000 orang.

El Nino adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pemanasan di bagian tengah dan timur wilayah tropis Pasifik, yang terjadi --rata-rata-- setiap tiga tahun. Fenomena tersebut menaikkan temperatur permukaan dan dampak sistem cuaca di seluruh dunia sehingga beberapa tempat menerima lebih banyak curah hujan sedangkan daerah lain tidak sama sekali, seringkali bertolak-belakang dengan pola cuaca biasa yang mereka hadapi.

Di Afrika Selatan khususnya, kemarau membuat kehidupan lebih genting buat anak-anak yang terpengaruh HIV, kata studi UNICEF.

Lembaga PBB itu mendapati pemerintah dan mitranya telah menanggapi sejak 2015, tapi skala krisis tersebut telah melucuti kapasitas masyarakat dan sumber daya pemerintah di wilayah itu, sehingga beberapa dasawarsa prestasi pembangunan terancam, kata laporan tersebut.

Penanaman modal mendesak masih diperlukan sebab krisis tampaknya berlanjut sampai 2017, kata UNICEF. Itu juga bisa diperparah oleh datangnya La Nina, yang akan membuat kondisi cuaca makin tak teratur.

Namun untuk memberikan tanggapan darurat menyeluruh, UNICEF masih memerlukan 127 juta dolar AS untuk mencapai sasarannya, 226 juta dolar AS.

Menurut Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), lebih dari 60 juta orang diperkirakan terkena dampak cuaca ekstrem El Nino.

Ketugian yang dialami manusia di daerah tertentu akan meliputi peningkatan kondisi rawan pangan akibat hasil panen yang rendah dan kenaikan harga; angka kekurangan gizi yang lebih tinggi; kehidupan yang porak-poranda; dan pengungsian paksa. (Xinhua-OANA)