PDIP Sawahlunto Desak 1 Juni Libur Nasional

id PDIP

Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Dasrial Ery, mendesak pemerintah menetapkan hari lahir Pancasila pada 1 Juni sebagai hari libur nasional.

"Permintaan tersebut merupakan salah satu hasil rapat konsolidasi unsur pimpinan cabang Kota Sawahlunto yang dilaksanakan Minggu (29/5)," katanya di Sawahlunto, Senin.

Menurut dia, 70 tahun kelahiran Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang diperingati setiap tahunnya pada tanggal tersebut merupakan momen yang sangat penting bagi bangsa Indonesia.

"Pada hari itulah lahirnya dasar negara Indonesia sebagai pemersatu bangsa ketika kata Pancasila pertama kalinya diucapkan oleh Bung Karno pada sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)," kata dia.

Pada peringatan hari lahirnya Pancasila kali ini, pihaknya mengimbau generasi muda agar bisa lebih memaknai, mempedomani serta mengimplementasikan nilai - nilai yang terkandung dalam pada Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa pada sendi-sendi kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

Karena, lanjutnya, butiran sila - sila yang ada diyakini masih ampuh untuk menyelesaikan seluruh persoalan dalam perjuangan Indonesia menjadi sebuah bangsa yang sejajar dengan bangsa lain.

"Kita butuh persatuan dan persatuan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan mengedepankan rasa kemanusiaan yang adil dan beradab yang didasari keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa," ujarnya.

Dalam pelaksanaannya, lanjutnya, perjuangan itu harus dipimpin oleh seseorang yang memahami hikmat serta memiliki kebijaksanaan melalui permusyawaratan perwakilan sebagai cerminan negara demokratis yang agamais.

Menurutnya, pemahaman itulah yang harus ditanamkan kembali kepada setiap individu warga negara sebagai benteng kuat dalam menjaga keutuhan serta kewibawaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Sehingga membangun negara yang tangguh dan disegani bangsa - bangsa di dunia bisa menjadi cita - cita seluruh rakyat Indonesia, sebagaimana yang diperjuangkan para pendiri negara ini sejak berabad silam," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia kelima Megawati Soekarnoputri yang juga ketua umum DPP PDI Perjuangan menyampaikan pesan kepada kaum muda agar jangan sekali-kali menganggap sejarah sebagai barang rongsokan.

Menurutnya, mempelajari sejarah bukan berarti sekadar mengingat peristiwa atau periodesasi dalam sejarah.

"Yang terpenting adalah bagaimana memahami tentang pemikiran, nilai, keyakinan, dan keseluruhan dialektika yang terjadi di setiap peristiwa penting di masa lalu, atas dasar kebenaran sejarah," katanya. (*)