Masyarakat Desa Rantih Sawahlunto Kembangkan "Bank Buah"

id Bank Buah

Sawahlunto, (Antara) - Masyarakat Desa Rantih yang tergabung dalam Kelompok Tani Bikan Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, mengembangkan program "Bank Buah" di kawasan hutan rakyat dan lahan-lahan masyarakat seluas 35 hektare.

Salah seorang pengelola kegiatan yang didanai pemerintah melalui Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar tersebut, Budiman, di Sawahlunto, Jumat, mengatakan dalam kegiatan tersebut pihaknya dibantu sebanyak 22 ribu batang bibit buah-buahan dan kayu-kayuan, antara lain jenis Lengkeng, Durian, Manggis dan Gaharu.

"Kami juga diberikan bantuan pupuk sebanyak 1,8 ton dan upah kerja sebesar Rp75 ribu per hari untuk masing-masing anggota kelompok selama 30 hari kerja," kata dia.

Sesuai kesepakatan, lanjut dia, lokasi penanaman saat ini akan diberdayakan untuk menyangga program kawasan Desa Wisata, yang sudah mereka kembangkan sejak beberapa tahun terakhir.

Sehingga, tambahnya, ada sebuah nilai tambah baru bagi para pengunjung karena bisa langsung memetik buah-buahan yang ada ketika musim panen tiba, di samping menikmati indahnya pemandangan desa itu sebagai salah satu kawasan tujuan wisata andalan di Kota Sawahlunto.

Sementara itu, Kepala Desa setempat, Yulizar, mengatakan pihaknya sangat mendukung upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat Desa Rantih tersebut.

"Pola kegiatan yang langsung melibatkan masyarakat sebagai pelaku, merupakan sarana pembelajaran paling efektif dalam menumbuhkan rasa kecintaan terhadap hutan dan lingkungan sekitar," kata dia.

Karena di samping dapat melestarikan kawasan hutan di desa itu, program tersebut diyakini mampu merubah cara berpikir masyarakat yang masih beranggapan nilai ekonomis yang bisa dihasilkan hutan milik mereka adalah dengan menebang kayu dan membuka lahan pertanian di kawasan hutan yang ada.

Menurutnya, kegiatan tersebut juga akan berdampak pada meningkatnya kualitas pelayanan yang bisa diberikan oleh masyarakat, dalam konteks pengembangan desa itu sebagai kawasan desa wisata guna menunjang visi Kota Sawahlunto sebagai kota wisata tambang yang berbudaya.

"Sehingga sasaran untuk menyiptakan masyarakat desa yang sebagian besarnya hidup bertani menjadi seorang Petani Sadar Wisata, secara perlahan bisa diwujudkan dengan baik dan memiliki kualitas yang terukur," kata dia. (*)