Hijau yang menenangkan, begitulah gambaran awal saat memasuki kawasan Desa Wisata Rantih yang berada di Kenagarian Sijantang, Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.
Nilai khas sebuah hutan tropis yang sejuk dengan alur sungai nan kemilau dengan segala keragaman hayati yang dimilikinya, seakan tergambar jelas di sini dan menjanjikan sebuah pengalaman bertualang cukup menantang saat mengunjungi salah satu objek wisata alam di kawasan daerah wisata tambang yang berbudaya di Kota Sawahlunto.
Uniknya, meskipun berada jauh dari kebisingan dan hiruk pikuk aktivitas sehari-hari masyarakat kota itu, namun tidaklah sulit menjangkaunya karena waktu tempuh menuju kawasan tersebut hanya berkisar sekitar 30 menit dari pusat kota.
Dengan akses jalan yang cukup memadai dan bisa ditempuh menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua hingga pos pemberhentian pertama, tepatnya di pintu gerbang masuk kawasan desa wisata tersebut.
Diungkapkan oleh salah satu koordinator pengelola objek wisata tersebut, Budiman, untuk menuju pos pemberhentian pertama itu para pengunjung sudah disuguhi pemandangan aliran sungai Batang Rantih dengan hamparan sawah cukup luas khas pedesaan yang saat ini sudah jarang dijumpai.
"Di lokasi tersebut, para pengunjung bisa memarkir kendaraan mereka dan beristirahat sejenak sambil menikmati indahnya lahan persawahan masyarakat serta sejuknya aliran sungai Batang Rantih dan sikap ramah tamah warga desa sebagai perwujudan tingginya nilai-nilai sosial yang sudah terpelihara sejak lama," kata dia.
Menurutnya, kolaborasi keindahan alam dan sikap ramah tamah masyarakat desa itulah yang menjadi salah satu keunggulan sebuah desa wisata yang mereka tawarkan kepada pengunjung, karena tanpa itu semua tentu akan sulit untuk menerapkan nilai-nilai kepariwisataan pada setiap individu sebagai modal awal yang kuat dan cukup menentukan dalam mencapai hasil yang maksimal ketika sebuah objek wisata, khususnya wisata alam, dikembangkan sebagai kekuatan ekonomi masyarakat.
Sejak awal dikembangkannya kawasan ini menjadi desa wisata pada tahun 2011, berbagai sarana prasarana terus dilengkapi untuk menjamin keamanan dan kenyamanan pengunjung, salah satunya seperti perbaikan ruas jalan serta jembatan, tanpa merubah struktur dan tatanan sosial yang sudah ada di masyarakat.
"Mempertahankan keasrian alam pedesaan merupakan ide dasar kami ketika akan mengembangkan kawasan ini, disamping melakukan pembinaan tentang dasar-dasar pelayanan kepariwisataan dengan tetap mengutamakan kearifan lokal warga desa sebagai sebuah kelompok masyarakat adat yang menjunjung tinggi nilai-nilai religius serta budaya yang diwariskan oleh para leluhur," kata dia.
Tak hanya sampai disitu, upaya mempromosikan objek wisata tersebut juga gencar dilakukan diberbagai kesempatan oleh pihak pengelola bersama instansi terkait dalam lingkungan Pemerintah Kota Sawahlunto.
Upaya yang dilakukannya bersama seluruh masyarakat desa itu pada akhirnya berbuah manis, dengan mulai diminatinya kawasan desa wisata Rantih sebagai lokasi outbond dan wisata petualang oleh tak hanya warga kota itu, melainkan juga kelompok masyarakat dan komunitas profesi, institusi pemerintah dan penghobi lainnya dari luar Kota Sawahlunto.
Seperti diungkapkan Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Sijunjung, Mercy Monica R. Sitompul, disela-sela kegiatan outbound institusinya, Minggu (13/9), pertama kali ia mengetahui tentang keberadaan Desa Wisata Rantih adalah ketika menginap di salah satu hotel ternama di Kota Bukittinggi.
"Saat itu saya sedang ada kegiatan di kota itu dan menginap di salah satu hotel yang cukup ternama. Disanalah saya melihat brosur yang menampilkan potensi Desa Wisata Rantih yang terkenal dengan air terjunnya," kata dia.
Mengetahui hal tersebut, lanjutnya, ia bersama dengan jajarannya melakukan survey ke Desa Rantih, dan berencana untuk menjadikan kawasan itu sebagai tempat pelatihan dan out bound bagi pegawai KPPN Sijunjung berserta keluarga.
"Begitu saya melihat Desa Wisata Rantih dengan air terjunnya, saya langsung suka dan keinginan saya untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai lokasi untuk pelatihan dan out bond semakin kuat. Disini saya melihat bentang alam yang masih asri dan tidak kalah dengan pemandangan alam lainnya di Sumatera Barat bahkan Indonesia. Hal itu juga didukung dengan keramahan penduduk lokal, sehingga membuat kita serasa berada di "rumah" sendiri," jelasnya
Pandangan senada juga dlontarkan oleh salah seorang peserta pelatihan dan outbond yang merupakan Pegawai KPPN Sijunjung, Osli Mardinal, menurutnya kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan dari KPPN Sijunjung yang biasanya diadakan diluar wilayah kerjanya.
"Biasanya kegiatan ini dilaksanakan di Bukittinggi atau di Padang Panjang, karena kedua daerah tersebut mempunyai sarana dan prasarana untuk melakukan pelatihan dan out bond. Tapi dengan adanya Desa Wisata Rantih ini, telah memberikan suasana baru sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan ini di salah satu wilayah kerja kami, yakni Kota Sawahlunto," tuturnya.
Dia mengatakan, lokasi outbound yang berada ditengah belantara hutan tropis yang masih terawat baik dengan pengelolaan yang profesional dan penuh kekeluargaan, semakin menambah ketertarikannya bersama peserta lain untuk mengikuti kegiatan tersebut dengan antusias.
"Ini luar biasa, perpaduan antara keramahan alam dan keramahtamahan penduduk bisa menyatu kuat dalam sebuah objek wisata cukup menjadi alasan untuk mengunjungi kawasan ini," kata dia.
Sementara itu, Ardi, salah seorang pengelola Kawasan Desa Wisata Rantih lainnya menuturkan bahwa pihaknya telah menyediakan fasilitas berupa akomodasi dan konsumsi bagi para pengunjung yang berniat untuk menikmati suasana malam dikawasan wisata tersebut.
"Dikawasan ini terdapat empat buah rumah pondok yang dapat dijadikan sebagai tempat bermalam bagi wisatawan yang ingin menginap disini. selain itu, kita juga menyediakan suguhan bagi para wisatawan tersebut. Semua fasilitas tersebut dapat diperoleh semuanya dengan mengeluarkan biaya yang relatif murah, yakni Rp250 ribu permalam," terangnya.
Dia mengatakan, Sisi lain yang menjadi daya tarik dari Desa Wisata Rantih ini, adalah dengan adanya beberapa titik air terjun yang menyajikan pemandangan alam yang masih alami.
"Dari kelima titik air terjun yang terdapat di Kawasan Desa Wisata Rantih ini, air terjun Sungai Bikan merupakan primadonanya. Selain memiliki ketinggian jatuh air terpanjang, air terjun ini juga memiliki kolam yang memungkinkan para wisatawan dapat berenang dan menikmati segarnya air Sungai Bikan," tuturnya.
Untuk mencapai lokasi air terjun tersebut, pengunjung dapat menempuh perjalanan dengan berjalan kaki atau mengendarai sepeda motor hingga lokasi outbond dan rumah pondok dengan lama perjalanan sekitar 10 hingga 15 menit, selanjutnya perjalanan akan dilanjutkan dengan berjalan kaki dan bisa ditemani seorang pemandu wisata bagi yang belum mengetahui rutenya.
"Jarak dari lokasi rumah pondok ke lokasi air terjun tidak begitu jauh, hanya membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit dengan berjalan kaki," kata dia.
Terpisah, Wali Kota Sawahlunto, Ali Yusuf, menegaskan ia bersama jajaran terkait dilingkungan pemerintah daerah itu sudah melakukan pembenahan-pembenahan sarana prasarana pendukung dalam menunjang kawasan itu sebagai salah satu objek wisata unggulan.
"Untuk menunjang kelancaran transportasi pengunjung, kami sudah membenahi ruas jalan menuju Desa Rantih lengkap dengan jembatan serta akses jalan pendukung menuju lokasi outbond dan rumah pondok, sehingga waktu tempuh yang semula mencapai hampir satu jam, saat ini dapat dipersingkat karena beberapa ruas jalan menuju lokasi sudah ditingkatkan dan bisa ditempuh kendaraan roda dua," kata dia.
Terkait upaya promosi yang dilakukan pihaknya, jelas dia, disamping menggunakan sarana media promosi cetak dan elektronik, upaya promosi juga dilakukan dengan meningkatkan jumlah kunjungan secara lokal, yakni dengan mewajibkan setiap aparatur sipil negara (ASN) yang ada di kota itu, untuk melaksanakan kegiatan outbond melalui institusinya dengan mengaitkan program-program sosialisasi, orientasi serta kegiatan lainnya untuk dilaksanakan dilokasi tersebut.
Disamping itu, ia beserta jajarannya selalu berupaya meluangkan waktu untuk menghadiri setiap kegiatan yang diselenggarakan di kawasan itu, baik sebagai undangan biasa maupun ketika diminta untuk membuka kegiatan secara resmi, hal itu dilakukan sebagai langkah untuk menjalin keberlanjutan kemitraan terkait pengembangan kawasan wisata di Kota Sawahlunto.
"Kami berupaya menanamkan rasa bangga memiliki objek wisata ini, kebanggaan itu hanya bisa ditumbuhkan apabila sudah menyaksikan sendiri keelokan alam yang terhampar di Desa Wisata Rantih dengan air terjunnya yang indah, Air Terjun Sungai Bikan," kata dia. ***