Dino: Presiden Jangan Anggap Simpel Dinamika Politik
Jakarta, (Antara) - Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal mengingatkan Presiden Joko Widodo agar tidak menganggap simpel dinamika politik nasional yang mengalami ketegangan saat
ini.
"Presiden Joko Widodo saat ini menghadapi situasi sulit menyusul adanya ketegangan antara Polri dan KPK. Pak Jokowi jangan under estimate terhadap situasi politik saat ini," kata Dino Patti Djalal pada diskusi yang diselenggarakan "The Economist" di Jakarta, Rabu.
Diskusi tersebut membahas evaluasi 100 hari Pemerintahan
Presiden Joko Widodo serta prediksi ke depan.
Pembicara lainnya pada diskusi tersebut adalah Duta Besar
Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Blake, pengamat politik dari
Universitas Paramadina Djayadi Hanan, dan Chairman Global Counsel
Peter Mandelson.
Menurut Dino Patti, Pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini mewarisi beberapa hal baik dari Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seperti ekonomi yang baik, proses pemilu yang damai, serta dukungan internasional yang besar.
Namun, baru saja melampaui 100 hari pemerintahannya, kata dia, Presiden Joko Widodo sudah menghadapi situasi sulit sehingga harus bersikap cerdas dan cermat.
Mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat ini tetap optimistis Pemerintahan Presiden Joko Widodo akan berjalan baik sampai melampaui tahun kedua meskipun saat ini menghadapi tantangan berat.
"Pak Jokowi adalah pemimpin yang terbukti dapat survive dalam berbagai tantangan dan pragmatis dalam mengambil keputusan," katanya.
Menurut Dino, Presiden Joko Widodo memerlukan manuver politik untuk dapat menyelesaikan ketegangan pada dunia politik nasional saat ini.
Dino mencontohkan, Presiden BJ Habibie berhasil melakukan
reformasi di berbagai bidang selama hampir dua tahun pemerintahannya.
"Presiden Jokowi hendaknya dapat meniru manuver politik yang
dilakukan Presiden BJ Habibie," katanya.
Juru bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu juga mengingatkan agar Presiden Joko Widodo dapat memperhatikan kelas menengah di Indonesia yang semakin banyak tuntutannya, di antaranya agar Indonesia mengambil peranan penting pada perkembangan geopolitik dunia. (*/jno)