HPN 2015/Batam Jadi "Paspor" Jalan-Jalan ke Singapura

id HPN 2015/Batam Jadi "Paspor" Jalan-Jalan ke Singapura

Batam, (Antara) - Puncak peringatan Hari Pers Nasional Tahun 2015 di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, merupakan "paspor" bagi pegiat atau awak media untuk jalan-jalan ke Singapura. "Kami bersyukur, karena kegiatan HPN 2015 berlangsung Batam, sehingga ada kesempatan untuk jalan-jalan ke Singapura yang dijadwalkan panitia setempat," ujar anggota PWI Kalimantan Tengah (Kalteng) yang enggan disebutkan namanya di Batam, Minggu (8/2). Dia merupakan salah satu dari 300 lebih insan pers dari berbagai provinsi di Indonesia itu ke kota yang berbatasan dengan negara tetangga Singapura untuk akhirnya ke kota berlambang kepala singa itu. Namun, tidak semua pegiat media/insan pers tersebut bisa masuk ruangan untuk mengikuti Puncak HPN 2015 yang dihadiri Wakil Presiden RI HM Jusuf Kalla di Batam, Senin (9/2). Hal itu karena panitia pelaksana HPN 2015 membatasi jumlah yang bisa masuk dalam acara tersebut, seperti lebih dari 20 anggota PWI asal Kalimantan Selatan (Kalsel) hanya 10 orang yang berkesempatan, selebihnya terpaksa berada di luar ruangan. Pembatasan itu terlihat pada Minggu (8/2) tercatat sekitar 200 orang peserta HPN tersebut yang berkesempatan "menyeberang" dari Batam ke Singapura dengan kemasan "Media Visit Singapore" itu. Dalam lawatan tersebut, rombongan peserta HPN 2015 berkenan pula menemui Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Singapura Dr Andri Hadi serta mendapat jamuan makan siang di kedutaan itu. Setelah silaturahmi itu usai, rombongan peserta HPN 2015 yang berjumlah tujuh otobus itu terpecah yakni sebagian kecil berkunjung ke dapur The Strait Times dan sebagian besar mengikuti "city tours" di Singapura. Namun, lawatan itu terkesan kurang terkoordinasi, sehingga pemandu kunjungan itu bingung. "Bagaimana ini, ada yang mau ke Strait Times dan ada pula yang city tours, kalau begini saya jadi bingung," kata pemandu media visit itu. Rombongan peserta HPN 2015 yang melakukan lawatan ke Singapura itu banyak mencari "oleh-oleh" berupa makanan ringan, yaitu cokelat. Aneka produk cokelat itu untuk "oleh-oleh" buat keluarga. Jadwal city tours dalam beberapa jam itu antara lain ke Park, Shopping at Duty Free Lay-Lay, Chocolate Gallery (sebuah pusat perbelanjaan khusus produk ckpoklaty di Singapore), dan sebagainya. Sementara rombongan ke Strait Times tak sempat mengunjungi pusat-pusat perbelanjaan di Singapura, kecuali mendapatkan tambahan wawasan dalam manajemen perusahaan dan keredaksian, sehingga membeli berbagai produk jenis cokelat di Batam. "Kelemahan-kelemahan atau kekurangan dalam pelaksanaan HPN di Batam 2015 jangan terulang," ujar Ketua PWI Kalsel Fathurahman, didampingi Sekretaris-nya Zainal Hilmi. Ia menunjuk contoh kegiatan HPN di Provinsi Bengkulu tahun lalu, Panitia pelaksana dalam pemberitahuan awal sudah membatasi jumlah peninjau maksimal tiga orang. Berbeda denga HPN 2015 di Batam, panitia pelaksananya tidak memberikan batasan jumlah peninjau, sehingga beberapa PWI provinsi membawa orang-orang mereka melampaui jatah. "Memang segala sesuatu untuk peninjau, seperti transportasi dan akomodasi, bukan tanggung jawab panita, tapi ketika mau masuk mengikuti puncak acara HPN pun tertolak, sehingga membuat kecewa," katanya. (*/jno)

Pewarta :
Editor: Antara Sumbar
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.