"Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) atau Geothermal Ibarat menyulap neraka menjadi surga", kata Wakil Bupati Solok Selatan Abdul Rahman.
Proyek geothermal merupakan energi terbarukan dimana sumber energinya berasal dari dalam perut bumi yang sudah terbentuk secara alami.
Pengelolaan geothermal membutuhkan investasi yang tidak sedikit dan dalam pengelolaannya dibutuhkan tangan profesional serta teknologi yang mendukung.
Menurut Abdul Rahman, pengelolaan geothermal secara baik dan profesional akan menjadikan potensi sumber daya alam yang sudah ada secara alami didalam perut bumi memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat terutama yang berada disekitarnya.
"Potensi geothermal ini sudah ada dan terpendam bertahun-tahun di dalam bumi dan untuk pengelolaannya tidak mungkin dilakukan oleh masyarakat sekitar karena membutuhkan biaya yang sangat besar serta teknologi yang mendukung sehingga bermanfaat dan bisa mensejahterakan masyarakat," katanya.
Oleh karena itu kata dia, sumber panas dari dalam perut bumi yang bagaikan neraka yang salama ini tidak berguna bagi masyarakat tetapi ditangan profesional dan didukung investasi yang memadai seperti menyulap neraka menjadi surga.
Di Kabupaten Solok Selatan juga terdapat potensi panas bumi dengan wilayah kerja pertambangannya Liki-Pinang Awan dan sudah di lakukan eksplorasi oleh PT Supreme Energy Muaralabuh yang bekerjasama dengan perusahaan dari Jepang Sumitomo dan Perancis GDF Zues.
Dalam eksplorasi yang dilakukan oleh PT Supreme Energy Muaralabuh sumur ML A1 sudah menunjukkan hasil yang positif dengan potensi energi listrik yang dihasilkan sekitar 20-25 megawatt.
Sedangkan untuk sumur eksplorasi PT Supreme Energy Muaralabuh melakukan pengeboran di enam titik sebagai pertimbangan untuk menuju sumur produksi.
Setelah data dari sumur eksplorasi di dapat maka akan berlanjut pada sumur produksi dengan target listrik yang bisa dihasilkan 2x110 megawatt.
Fiel Representative Supreme Energy Muaralabuh Bujang Joan Datuak Panyalai mengatakan, jika data dari sumur eksplorasi selesai diolah maka akan dilanjutkan dengan sumur eksplorasi.
"Geothermal di Solok Selatan akan mulai berproduksi pada 2016 dengan kapasitas listrik yang dihasilkan 2x110 megawatt," katanya.
Bantuan Masyarakat
Dengan investasi yang besar di bidang geothermal bukan hanya menghasilkan listrik dengan kapasitas yang luar biasa tetapi juga akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat sekitar melalui bantuan ataupun CSR.
Ketika PT Supreme Energy Muaralabuh belum berproduksi berbagai bantuan sudah diberikan pada masyarakat sekitar untuk meningkatkan perekonomian mereka.
"Saat kita masih melakukan eksplorasi dan semuanya hanya mengeluarkan uang dan belum ada yang menghasilkan kita sudah memberikan bantuan kepada masyarkat sekitar supaya perekonomian masyarakat juga meningkt dan ini sudah menjadi komitmen perusahaan," kata Bujang Joan.
Bantuan yang sudah diberikan pada masyarakat saat perusahaan belum berproduksi jumlahnya juga tidak sedikit seperti Pelatihan bordir bagi 20 orang serta memodali peralatannya dan membantu pemasarannya, pembangunan pasar tradisional dengan biaya Rp500 juta, pengerasan jalan kampung baru Rp200 juta, renovasi masjid bersejarah PDRI Rp50 juta.
Selain itu juga membantu Pemerintah Kabupaten dengan membangun gerbang selamat datang dengan biaya Rp1 miliar.
"Bantuan ini akan jauh meningkat ketika perusahaan sudah mulai berproduksi melalui CSR dan ini sudah menjadi kewajiban perusahaan," jelasnya.
Menurut dia, peningkatan perekonomian warga sekitar juga merupakan tanggung jawab dari perusahaan karena salah satu tujuan investasi adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ramah Lingkungan
Pengelolaan geothermal merupakan salah satu energi terbarukan yang didukung oleh dunia Internasioanal karena ramah lingkungan.
Untuk mempertahankan geothermal itu supaya bisa bertahan lama maka faktor lingkungan sangat mempengaruhi. karena geothermal membutuhkan resapan air yang mencukupi untuk menghasilakan uap yang dibutuhkan untuk memutar turbin sebagai penghasil listrik.
Oleh karena itu kelestarian lingkungan sangat mempengaruhi besaran energi yang dihasilkan serta kelansungan dari geothermal itu sendiri.
"Kita sangat membutuhkan lingkungan yang lestari untuk mendapatkan potensi energi yang memadai serta demi kelansungan geothermal itu sendiri untuk waktu yang lama," kata bujang joan.
Sedangkan untuk pengelolaan limbah dari geothermal itu sendiri dikelalola dengan profesional sehingga tidak mengganggu masyarakat.
Manajer SHE PT SEML Arif Taruna Prawira mengatakan, ketika melakukan pengeboran sumur eksplorasi limbah yang dihasilkan yaitu berupa serpihan besi. satu sumur eksplorasi bisa menghasilkan sekitar 150 ton serpihan besi.
Untuk pengelolaan limbahnya dilakukan secara profesional dengan perusahaan serta angkutannya harus resmi dan berizin yang terdaftar di pemerintah.
"Untuk limbah serpihan besi dikirim ke PT Semen Padang sebagai bahan campuran dan itu dilakukan secara gratis tetapi Supreme Energy harus membayar ke Semen Padang," kata Arif.
Pengeloaan limbah dari sisa pengeboran ini hanya bisa dikirim ke Semen padang karena hanya itu satu-satunya di Sumbar yang memiliki izin.
Selin itu kata Arif, limbah yang dihasilkan yaitu air panas yang keluar dari dalam bumi. air panas ini tidak bisa dikonsumsi masyarakat dan perusahaan akan mengembalikannya kedalam bumi melalui sumur injeksi setelah dilakukan pendinginan.
Sedangkan limbah rumah tangga dari karyawan dibuang ke Tempat Pembuangan Sementara milik pemerintah daerah yang pembangunannya juga dibantu oleh Supreme Energy.