Solok Selatan, (ANTARA) - Wajah pemuda itu tampak sendu. Namun dibalik kesenduannya, tersimpan semangat membara yang kadang membuat orang tak percaya kalau ia mampu mengelilingi Indonesia selama satu tahun satu bulan lima hari dengan bersepeda. Ia mengayuh dan mengayuh sepeda yang dibeli dari jerih payahnya bekerja di sebuah rumah makan selama lima tahun di Tangerang pada tahun 2003. Dengan sepeda ini, ia menaklukan Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Namanya Muhammad Nasir. Pemuda kelahiran Malalak Selatan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, 23 tahun silam ini memulai mengelilingi Indonesia setahun yang lalu, tepatnya 1 Februari 2010. Nasir, panggilan akrab Muhammad Nasir bertemu antara-sumbar.com saat ia beristirahat di pinggir jalan di Timbulun, Nagari Lubuk Gadang Selatan, Kecamatan Sangir, Jum'at (5/3) sore. Nasir tampak bersahabat dan cepat akrab. Mungkin pengalaman ini ia peroleh sepanjang perjalanan mengelilingi Indonesia. Setelah berbincang sebentar, obrolan kami lanjutkan di warung sate Ajo Paiaman di Sungai Lambai, Nagari Lubuk Gadang Selatan, Kecamatan Sangir, Solok Selatan, dengan pemandangan kebun teh milik PT Mitra Kerinci. Nasir menceritakan, perjalanannya dimulai dari Padang sekitar pukul 15.00 WIB. Kabupaten pertama yang ditujunya adalah Sabang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Malam pertama ia habiskan di Markas Kepolisian (Mapolsek) Bonjol, Pasaman Timur. Keesokan harinya, perjalanan dilanjutkan menuju Medan dan kemudian ke Sabang. Dari Sabang ini ia terus memacu sepedanya untuk mencapai 33 provinsi Indonesia, bahkan sampai di perbatasan antara Indonesia dengan Papua Nugini. Dalam perjalanan mengelilingi Indonesia, pemuda yang berprofesi sebagai pedagang sate keliling di Muaro Jambi, Provinsi Jambi ini hanya berbekal dua helai baju, uang Rp400ribu, surat perjalanan dari sekretaris camat, surat perjalanan dari kepolisian resor dan sebuah peta. Bagi Nasir, bekal bukanlah suatu masalah untuk membuktikan rasa nasionalisme dengan mengelilingi Indonesia. "Bekal bukan masalah bagi saya. Seperti pepatah, jika mau berusaha pasti ada jalan," sebut Nasir. Menurut Nasir, tujuannya mengelilingi Indonesia selain untuk membuktikan rasa nasionalisme, ia juga ingin tahu secara langsung kabupaten/kota serta masyarakatnya dari Sabang sampai Merauke bukan melalui buku, media massa, atau cerita orang. "Kalau tidak tahu secara langsung, serasa belum puas. Guru-guru saya waktu sekolah dulu bisa saya kalahkan karena mereka hanya membaca dari buku sementara saya langsung membuktikannya," selorohnya sambil tersenyum. Rasa nasionalisme, sebut Nasir, bisa ditunjukan dengan berbagai cara, semisal menjadi polisi, guru, atau dengan mengelilingi Indonesia seperti yang ia lakukan ini meskipun penuh resiko dan tantangan. Dari perjalanan ini, Nasir mengaku banyak bertemu teman yang sehobi denganya, masyarakat setempat daerah yang ia lalui, personil polisi, bahkan sampai pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) serta bupati/walikota dan gubernur di daerah yang dilaluinya. Setiap sampai di suatu kabupaten/kota atau provinsi yang dilintasinya, Nasir menyempatkan diri untuk singgah menemui kepala daerah dan meminta tulisan tangan sebagai bukti bahwa dia pernah melintas di daerah tersebut. "Saya minta tulisan tangan agar lebih berkesan. Sebagian dari mereka cukup memberi apresiasi dan memotivasi saya untuk terus berjuang dan semangat," kata pemuda yang hanya tamatan SD di Malalak tahun 1999/2000 ini. Selain itu, ia mencoba mengabadikannya dengan memotret tempat-tempat yang ia singgahi salah satunya adalah pos perbatasan antara RI dengan Papua Nugini. Namun Nasir lupa sudah berapa kabupaten/kota yang sudah ia singgahi. Bukan saja itu, Nasir juga mengumpulkan lagu-lagu daerah setempat dalam bentuk flashdisk. Tapi sayang flashdisk yang ia gunakan untuk menyimpan lagu-lagu daerah tersebut hilang di tengah perjalanan. Dalam sehari, pemuda yang berulang tahun 6 Juni ini menggayuh sepedanya dengan jarak tempuh mencapai 100 kilometer. Untuk mewujudkan cita-citanya menggelilingi Indonesia ini, dibutuhkan semangat, keikhlasan, dan ketidakputusasaan meskipun banyak aral yang menghadang. Kata Nasir, selama perjalanannya mengeliling Indonesia empat kali ia mengalami kecelakanaan dan satu diantaranya harus masuk rumah sakit di Bandar Lampung, Provinsi Lampung. "Tapi hanya sebentar, kemudian saya melanjutkan perjalanan meski dengan kaki terluka," katanya. Selama perjalanan, Nasir setidaknya menghabiskan 11 ban dalam, enam ban luar, 5 velg lima dan tas untuk tempat baju dan tas sandang masing-masing empat buah. "Semua itu saya beli dari sumbangan-sumbangan kepala daerah dan instansi pemerintah yang saya datangi," akunya. Nasir mengungkapkan, saat akan berangkat banyak orang yang tidak percaya kalau dirinya akan mengelilingin Indonesia. Meski kini ia mampu membuktikanya, pemuda yang memiliki impian bertemu dengan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng serta Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono ini, tidak merasa bangga. "Bangga membuat orang sombong mas. Saya hanya ingin menjalani seperti biasa saja," katanya merendah. Sesampainya di Kota Padang, Nasir berencana menuju ke rumah kakaknya di Pariaman. Setelah itu, ia ingin bertemu dengan Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno dalam tiga hari ke depan. "Sampai di Pariaman, saya akan mencetak foto-foto selama perjalanan. Lalu bertemu gubernur Sumbar dalam dua tiga hari ke depan," kata anak yatim ini. Ia akan beristirahat selama enam bulan dan kembali ke Muaro Jambi, Provinsi Jambi, tempat ia tinggal saat ini untuk mencari bekal dengan berdagang sate keliling sebagai persiapan untuk mengelilingi Provinsi Sumatera Barat. Nasir memiliki keinginan untuk kembali mengelilingi Indonesia dan membuat buku tentang perjalanannya. "Saya juga memiliki impian berkeliling dunia, tapi terkendala dengan bahasa. Sepertinya saya harus les bahasa Inggris dan Arab dulu," kata sambil tersenyum. Sepeda warna putih berplat nomor BA 001 PD dan bertuliskan 'Keliling Indonesia' itu kembali digayuh Nasir menuju Kota Padang. Katakan pada dunia bahwa dirimu mampu menaklukan dunia dengan sepeda. (*)
Setahun Keliling Indonesia dengan Sepeda
Muhammad Nasir mengelilingi Indonesia dengan sepeda
