Mantan pembalap Alex Asmasoebrata (58) tidak mengira suasana hening dalam rutinitas lari pagi yang kerap dijalaninya, Jumat pagi, berubah 180 derajat akibat ledakan bom di dua tempat tidak jauh dari jalan raya yang menjadi jalur olahraganya. Alex mengaku, pertama kali mendengar ledakan tersebut terjadi di Hotel JW Marriott, yang terletak di sebelah selatan Jalan Lingkar Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Begitu mendengar suara ledakan itu, dia secara spontan berlari menjauhi asal ledakan itu. Tidak lama berselang, ayah tiga anak itu kembali mendengar ledakan, yang kali ini menimpa Hotel Ritz-Carlton yang berada tidak jauh dari Hotel Marriott. "Saya melihat ada empat orang WNA yang terluka parah," kata Alex, kepada sejumlah wartawan. Menurut Alex, kondisi yang menimpa empat orang WNA tersebut sangat parah di beberapa bagian tubuhnya. Luka parah itu, ujar dia, disebabkan antara lain karena luka bakar dan ada yang bagian dalam perutnya terburai keluar. Anggota MPR periode 1992-1997 itu juga ikut membantu sejumlah korban. Para korban itu segera dibawa ke rumah sakit terdekat dengan menggunakan berbagai macam kendaraan, antara lain dengan memakai mobil pribadi dan ambulans yang ketika itu berada di sekitar lokasi. Sebelum terjadi ledakan, menurut Alex, kondisi di sekitar lokasi sepi-sepi saja. Sementara itu, sesaat setelah terjadi ledakan para pegawai dan tamu hotel menjadi panik. Mereka segera diupayakan agar bisa diungsikan secepatnya dari dalam hotel. Ledakan yang terjadi di dua hotel berbintang lima tersebut juga diwarnai dengan munculnya asap tebal yang membumbung tinggi. Menurut seorang saksi mata dan juga pegawai hotel, Anjani, setelah terjadi ledakan, semua karyawan disuruh keluar. Petugas keamanan yang menyuruh evakuasi mengatakan bahwa terdapat ledakan bom. Anjani mengemukakan, evakuasi dilakukan dengan cepat dan para pegawai juga terburu-buru keluar. Setelah berada di luar, mereka semua diabsen untuk memastikan tidak ada yang tertinggal. Bila ada yang tidak diketahui keberadaannya, ujar dia, maka dicari kembali ke dalam atau dihubungi melalui telepon selulernya. Ledakan yang terjadi pada pagi hari itu juga dengan cepat tersebar di antara para wartawan dari berbagai media yang segera berdatangan ke lokasi. Beberapa lama setelah kejadian, para jurnalis masih bisa melihat bahwa ledakan tersebut mengakibatkan bagian depan dua hotel yang tertimpa ledakan hancur berantakan. Bagian depan Hotel Ritz-Carlton terlihat hancur berantakan tepatnya di restoran yang terletak di lantai dua. Sedangkan hal yang sama juga terjadi di Hotel JW Marriott, yaitu di bagian lobi hotel yang terdapat di lantai dasar. Namun, tak beberapa lama kemudian, petugas kepolisian datang dan segera menutup lokasi untuk umum. Warga kemudian memadati kawasan itu. Arus lalu lintas di Jalan Casablanca juga macet parah. Sementara itu, para korban ledakan dibawa ke sejumlah rumah sakit, antara lain RS Metropolitan Medical Center (MMC) di Jalan HR Rasuna Said, RS Jakarta di Jalan Jenderal Sudirman, dan RS Medistra di Jalan Gatot Subroto. Korban WNA Salah satu dari korban meninggal adalah seorang warga negara asing (WNA) yang juga merupakan Presiden Direktur PT Holcim Indonesia Timothy David Mackay (60). Timothy Mackay adalah warga negara Selandia Baru yang saat ledakan terjadi tengah berada di Hotel JW Marriott untuk keperluan bisnis. Sesaat setelah ledakan terjadi, Mackay diketahui masih hidup dan bisa menggerakkan sejumlah anggota tubuhnya. Namun, Presdir Holcim Indonesia itu akhirnya meninggal dunia di RS Medistra antara lain karena kekurangan banyak darah. Menurut Corporate Communications Manager Holcim Indonesia Budi Primawan, masih belum ada konfirmasi tentang rencana pemulangan jenazah ke tanah airnya. Budi mengatakan, Mackay merupakan atasan yang baik dan dapat menjalankan komunikasi yang efektif kepada seluruh pegawai di perusahaan yang sekitar 90 persennya merupakan WNI. Sementara itu, jenazah Mackay dibawa dari RS Medistra di Jakarta Selatan menuju ke RS Polri Kramat Jati di Jakarta Timur untuk kepentingan otopsi. Berdasarkan keterangan Pusat Pengendalian Krisis Departemen Kesehatan, hingga pukul 11:00 WIB, ledakan tersebut telah mengakibatkan sembilan orang meninggal dunia dan 52 orang luka berat. "Korban meninggal dunia satu orang, Timothy David Mackay, warga negara Selandia Baru. Delapan lainnya masih diidentifikasi oleh Polri," kata Kepala Pusat Pengendalian Krisis Departemen Kesehatan Rustam S Pakaya. Sementara korban luka, 36 orang di antaranya dirawat di Rumah Sakit Medical Metropolitan Center (MMC), empat orang di Rumah Sakit Jakarta, satu orang di Rumah Sakit Medistra dan satu orang di Rumah Sakit Pusat Pertamina. Presiden mengutuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menggelar jumpa pers di Istana Kepresidenan pada pukul 14:00 WIB dengan tegas mengutuk aksi ledakan di dua hotel berbintang yang menyebabkan sembilan orang tewas itu. Presiden Yudhoyono juga mengatakan aksi peledakan yang terjadi lagi di Jakarta itu dilakukan oleh kelompok teroris. "Aksi teror ini diperkirakan dilakukan oleh kelompok teroris meskipun belum tentu jaringan yang kita kenal selama ini," ujarnya. Seperti keberhasilan kepolisian di waktu lalu dalam mengungkap aksi terorisme, Presiden meyakini kepolisian kini dapat kembali menangkap dan mengadili para pelaku peledakan. Presiden bersumpah sebagai kepala negara ia akan memerintah para penegak hukum untuk melakukan tindakan tegas dan meminta seluruh jajaran Polri, TNI, dan intelijen negara serta para kepala daerah untuk meningkatkan kewaspadaan. "Barangkali ada di antara kita di waktu yang lalu melakukan kejahatan, membunuh dan menghilangkan orang dan para pelaku itu lolos dari jeratan hukum. Kali ini negara tidak boleh membiarkan mereka menjadi drakula dan penyebar maut di negeri kita," demikian Presiden. (*/wij)