Sentuhan Desain Produk Furnitur Ciptakan Nilai Tambah
Jakarta, (Antara) - Adanya sentuhan desain khususnya untuk produk-produk furnitur dinilai mampu menciptakan nilai tambah yang sangat besar, dan diharapkan mampu mendorong kinerja ekspor nasional.
"Dengan adanya sentuhan desain, itu menciptakan nilai tambah yang cukup besar. Selain itu juga akan disesuaikan dengan selera konsumen di negara tujuan ekspor," kata Direktur Pengembangan Produk Ekspor Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Sulistyawati, pada Seminar Diversity Drives Innovation di Jakarta, Kamis.
Sulistyawati mengatakan, dengan adanya sentuhan desain yang mampu memberikan nilai tambah tersebut, diharapkan kinerja ekspor untuk produk furnitur sendiri mampu melejit pada tahun 2015 mendatang.
"Target ekspor tahun depan, kita harapkan setinggi-tingginya, makanya kita coba dengan adanya sentuan desain akan menambah nilai tambah yang lebih tinggi," kata Sulistyawati.
Menurut Sulistyawati, berdasarkan strategi pengembangan ekspor yang ada, pihaknya telah menyiapkan 10 produk utama dan 10 produk prospektif, diantara produk-produk tersebut, furnitur merupakan salah satu produk yang diandalkan.
Pemerintah sendiri melalui Kementerian Perdagangan menargetkan peningkatan ekspor sebesar 300 persen atau tiga kali lipat dari kinerja saat ini, dimana tercatat target sebesar 184,3 miliar dolar Amerika Serikat.
"Ada 10 produk utama dan 10 produk prospektif, diantara itu furnitur termasuk di dalamnya dan berdasarkan hasil Trade Expo Indonesia 2014 lalu, yang paling diminati buyer pada urutan pertama adalah furnitur," ujar Sulistyawati.
Sulistyawati menyatakan, Kementerian Perdagangan sendiri tjuga telah melakukan kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam mengembangkan program Design Dispatch Service (DDS) sejak 2012 lalu.
"Kita sudah lakukan untuk DDS sejak 2012 lalu, dimulai dari Cirebon untuk furnitur. Dan untuk UKM kita pilih yang berorientasi ekspor karena jika tidak akan memakan waktu yang lebih lama," ujar Sulistyawati.
Program tersebut merupakan program pendampingan desainer kepada para UKM berorientasi ekspor untuk dapat mengembangkan produk sesuai target pasar ekspor. Pada 2014, program ini melibatkan 27 UKM dan 15 orang desainer untuk mengembangkan produk furnitur dan kerajinan rotan, kain tenun, batik, home decoration, fesyen, perhiasan, gerabah, dan produk kulit.
Kemendag juga mengembangkan aplikasi Designer Database yang saat ini dalam tahap finalisasi, dimana program tersebut fokus pada penyediaan database desainer Indonesia.
Hal tersebut bertujuan mengumpulkan dan memberikan data atau profil desainer profesional Indonesia secara komprehensif, dan memfasilitasi kebutuhan UKM ekspor terhadap informasi mengenai desainer, serta mempromosikan jasa desainer kepada para pemangku kepentingan. (*/jno)