Jakarta, (Antara) - Direktur Eksekutif Alzheimer Indonesia (ALZI) DY Suharya mengatakan perempuan lebih berisiko terkena alzheimer daripada pria. Suharya dalam diskusi yang bertajuk "Pentingnya Mengetahui" di Jakarta, Selasa, mengatakan faktor yang mempengaruhi perempuan berisiko, yakni faktor hormonal. "Berdasarkan pengalaman saya, berdasarkan apa yang saya temui, perempuan lebih berisiko karena perempuan itu lebih cenderung sering stres," katanya. Dia mengatakan perempuan dengan kecenderungan stres perempuan lebih tinggi dengan adanya siklus menstruasi dan faktor hormonal lainnya. Selain itu, pada umumnya gejala alzheimer mulai terlihat pada masa setelah menopause. "Sifat-sifat sensitif, mudah tersinggung itu lah yang banyak pada perempuan dan jangan lah terus-menerus dipelihara," katanya. Suharya, yang ibunya juga penderita alzheimer, memaparkan alzheimer umumnya diketahui dari 10 gejala, di antaranya yang pertama gangguan daya ingat, yakni sering lupa akan kejadian yang baru saja terjadi, seperti lupa janji, menanyakan dan menceritakan hal yang sama berulang kali dan lupa tempat parkir. Kedua, dia mengatakan, sulit fokus dalam melakukan pekerjaan sehari-hari, seperti lupa cara memasak, mengoperasikan telepon atau telepon genggam, tidak dapat melakukan perhitungan sederhana dan bekerja dengan waktu yang lebih lama dari biasanya. Ketiga, sulit melakukan kegiatan yang familiar, seperti seringkali sulit merencanakan dan menyelesaikan tugas sehari-hari, bingung cara mengemudi dan sulit mengatur keuangan. Keempat, yakni disorientasi yang bisa diindikasikan dengan bingung akan waktu (hari/tanggal/hari penting), bingung dimana berada dan bagaimana mereka sampai di sana, tidak tahu jalan pulang kembali ke rumah. Kelima, kesulitan memahami visuopasial, artinya sulit membaca, mengukur dan menentukan jarak, membedakan warna, tidak mengenal wajah di cermin, menabrak cermin dan menuangkan air di gelas, namun tumpah. Keenam, gangguan berkomunikasi, seperti kesulitan berbicara dan mencari kata yang tepat dan seringkali berhenti di tengah percakapan dan bingung untuk melanjutkannya. Ketujuh, menaruh barang tidak pada tempatnya, misalnya lupa meletakkan sesuatu, bahkan kadang curiga ada yang mencuri atau menyembunyikan barang tersebut. Kedelapan, salah membuat keputusan yang bisa ditunjukkan dengan berpakaian tidak serasi, tidak dapat memperhitungkan pembayaran dan tidak dapat merawat diri dengan baik. Kesembilan, menarik diri dari pergaulan, yakni tidak memiliki semangat atau pun inisiatif untuk melakukan aktivitas dan hobi yang diminati dan tidak terlalu semangat untuk berkumpul dengan teman-temannya. Terakhir, yakni perubahan perilaku dan kepribadian, yakni emosi berubah secara drastis, menjadi bingung, curiga, depresi, takut atau tergantung yang berlebihan pada anggota keluarga, mudah kecewa dan putus asa baik di rumah maupun di pekerjaan. (*/jno)
Berita Terkait
Masyarakat manfaatkan layanan yang buka saat libur Nataru, urus tanah secara mandiri jadi lebih mudah
Senin, 29 Desember 2025 18:42 Wib
Penyusunan dokumen RP3 untuk 13 pemda di Sumbar dikebut dan diserahkan lebih cepat
Minggu, 28 Desember 2025 17:15 Wib
Menurut Arteta, Arsenal mestinya menang lebih besar lawan Brighton
Minggu, 28 Desember 2025 13:29 Wib
"Head to head" Semen Padang lebih baik dari Madura United
Sabtu, 27 Desember 2025 17:59 Wib
Prakiraan Persib vs PSM, tuan rumah lebih diunggulkan
Sabtu, 27 Desember 2025 17:20 Wib
Pascabencana, Pertamina gelar operasi pasar lebih dari 20 ribu tabung LPG 3 Kg di Aceh
Jumat, 19 Desember 2025 10:09 Wib
Jelang 2026, Kementerian ATR/BPN targetkan bidang tanah terdaftar lebih merata
Kamis, 11 Desember 2025 12:48 Wib
Resmi ditutup, Sekjen ATR/BPN ingin Rakernas 2025 jadi momentum tata ulang fondasi pelayanan yang lebih baik
Rabu, 10 Desember 2025 16:53 Wib
