Padang (ANTARA) - "Fly over" Sitinjau Lauik di Padang Provinsi Sumatera Barat yang saat ini sudah dimulai tahap pengerjaannya akan memiliki jembatan berkonstruksi "cable stayed" yang akan menjadi ikon baru daerah itu.

Fly over yang akan menjadi solusi mengatasi tingkat kecuraman tanjakan Sitinau Lauik itu, akan memiliki empat jembatan, dan jembatan keempat itulah yang akan menggunakan cable stayed.

Bentang jembatan di sana yakni jembatan 1 panjang 135  meter, jembatan 2 panjang 152 meter , jembatan 3 panjang 382 meter  dan jembatan 4 yang akan menggunakan cable stayed panjang 333 meter. Sementara yang akan memiliki kelokan adalah jembatan 1 dan jembatan 3.

Jembatan cable stayed adalah jenis jembatan yang menggunakan kabel-kabel baja ukuran besar yang digunakan untuk menahan dek atau bagian gelagar jembatan yang mana kabel itu terhubung dari bagian dek atau dasar jembatan ke tiang menara. 

Kabel-kabel tersebut akan menyalurkan beban ke tiang menara yang sudah terpasang kabel dari kedua sisi atau arahnya.

Kehadiran jembatan di fly over  Sitinjau Lauik itu, akan menambah jumlah jembatan cable stayed di Sumatera Barat. Sebelumnya Sumbar sudah punya satu jembatan cable stayed yakni Jembatan Sungai Dareh di jalan lintas Sumatera di Kabupaten Dharmasraya yang menghubungkan wilayah Jambi dan Sumatera Barat. 

Artinya, jembatan cable stayed di Sumbar menjadi dua yang ada di jalur utama lalu lintas di provinsi itu. 

Sementara di Indonesia, ada sejumlah jembatan ikonik yang menggunakan teknologi cable stayed seperti Jembatan Suramadu di Jawa Timur, Jembatan Sri Alalak di Kalimantan Selatan, Jembatan Pasupati di Bandung Jawa Barat. Jembatan Soekarno di Sulawesi Utara.

Interchange jalan tol juga ada yang menggunakan cable stayed yakni di Kertosono Solo.

Sementara di wilayah Sumatera, selain Jembatan Sungai Dareh di Sumbar, juga jembatan ikonik di Kepri yakni Jembatan Balerang yang menjadi jembatan pertama dengan cable stayed.

Jembatan cable stayed
​​​​​

Konstruksi jembatan  cable stayed yang membedakan dengan jembatan konvensional adalah adanya komponen utama yakni ada menara, kabel dan gelagar.

Menara akan menjadi tumpuan penahan beban dari gelagar atau dek jembatan yang diikat atau dihubungkan dengan kabel.

Kabel ini kabel ukuran besar, bisa berbentuk kabel kipas dengan bahan pilihan  yang menyalurkan beban dari dek atau gelagar jembatan ke menara.

Gelagar adalah bagian dasar jembatan yang menjadi bagian utama jembatan.

Jembatan dengan cable stayed ini biasanya digunakan untuk menjadi solusi mengatasi bentang jembatan yang panjang dan medan sulit untuk menempatkan tiang pancang.

Tampilannya lebih modern dan mendukung estetika. Bahkan di Jembatan Sei Alalak Kalimantan Selatan, bentuk menara dibuat berbeda lebih melebar dan miring ke menjauh dari badan jembatan, sehingga tampilannya beda dari jembatan lainnya. 

Sementara itu cable stayed bisa dilakukan dengan memasang bentang kabel dari sisi kiri dan kanan jembatan, atau ada yang satu bentangan saja seperti contohnya Jembatan Pasupati di Bandung yang hanya dipasang pada bagian tengah jembatan. 


Baca juga: Fakta unik, pasokan semen dari Semen Padang untuk "fly over" Sitinjau Lauik
Baca juga: Fakta Sitinjau Lauik yang bakal punya kembaran


 


Pewarta : Pewarta Sumbar
Editor : Syarif Abdullah
Copyright © ANTARA 2025