Padang (ANTARA) - Pembangunan "fly over"  Sitinjau Lauik di kawasan Lubuk Kilangan Kota Padang untuk mengganti fungsi jalur Tanjakan Sitinjau Lauik sudah bergulir.

Proyek senilai Rp2,793 triliun itu akan menjadi ikon baru di Provinsi Sumatera Barat, disamping menjadi solusi jalur transportasi dan akses menuju ke Kota Padang yang notabene Ibukota Provinsi Sumatera Barat.

Namun ada fakta unik dan mungkin tidak sebatas kebetulan, dalam penggunaan material bangunannya. PT Semen Padang sebagai anak perusahaan PT Semen Indonesia menjadi ujung tombak memasok seluruh kebutuhan  semen untuk konstruksi fly over itu. 

Berdasarkan komitmen, PT Semen Padang mendapat kehormatan memasok seluruh atau 100 persen kebutuhan semen untuk pembangunan fly over tersebut. Berdasarkan perhitungan proyek itu membutuhkan 10.000 hingga 12.000 ton semen. 

PT Semen Padang sendiri berlokasi di Kota Padang, dimana  proyek fly over itu akan menjadi proyek besar dan strategis yang secara penuh dipasok perusahaan semen BUMN kebanggaan masyarakat Ranah Minang.

Uniknya, lokasi proyek fly over itu berada di kawasan yang sama dengan lokasi pabrik Semen Padang. Jarak pabrik Semen Padang ke lokasi proyek itu tidak lebih dari lima kilometer. 

Artinya pasokan semen  ke proyek besar itu merupakan pasokan ke proyek besar dengan jarak pendistribusian paling dekat dari penggalian bahan baku dan pabrik Semen Padang di Bukit Indarung.

Bukit Indarung yang menjadi tempat pengambilan bahan baku Semen Padang terlihat jelas atau dalam satu punggung perbukitan dengan Sitinjau Lauik. 

Meningkatkan keselamatan


Kementerian PUPR melalui PT Hutama Panorama Sitinjau Lauik (HPSL) memulai pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik senilai Rp2,793 triliun yang diperkirakan akan selesai dalam waktu 2,5 tahun masa konstruksi dan 10 tahun masa operasi.

Proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan lalu lintas di tikungan Panorama I (Sitinjau Lauik I), yang dikenal sebagai daerah rawan kecelakaan. 

Memperhatikan identifikasi hazard dan penilaian resiko, lokasi tikungan Sitinjau Lauik I termasuk ke dalam daerah rawan kecelakaan, karena memiliki tikungan atau geometrik jalan yang cukup tajam. 

Sehingga, diperlukan penanganan dengan melakukan perubahan geometrik melalui pembangunan jalan baru yang sesuai dengan standar teknis, keselamatan, dan kenyamanan lalu lintas, solusinya fly over.

Flyover Sitinjau Lauik ini merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kualitas infrastruktur di Sumatera Barat.
 
Dengan skema KPBU, kita dapat memastikan bahwa proyek ini tidak hanya cepat tanggap dalam memenuhi kebutuhan infrastruktur, tetapi juga berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat.


Pewarta : Pewarta Sumbar
Editor : Syarif Abdullah
Copyright © ANTARA 2025