Bukittinggi (ANTARA) - Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya memiliki jaminan kesehatan melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan kian meningkat dengan salah satunya manfaat memberi rasa aman saat dilanda musibah.
Program ini diakui terbukti memberikan perlindungan dan akses layanan kesehatan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat.
Warga Agam, Bayu Pratama (31), warga Lubuk Basung, Kabupaten Agam, merupakan salah satu peserta JKN segmen Pekerja Penerima Upah (PPU-BU) merasakan langsung manfaat dari program tersebut.
Ia mengaku bahwa meskipun telah menjaga kesehatan dengan baik, musibah yang tidak terduga tetap dapat terjadi kapan saja.
“Awalnya saya hanya menganggap keluhan di kaki karena gatal digigit oleh nyamuk saja, akan tetapi setelah dipegang terasa sakit. Setelah beberapa hari ternyata membesar dan saya melihat itu sebuah bisul (furunkel),” ujar Bayu, Kamis.
Ia segera dibawa ke Klinik Evasha Agam dan harus mendapat rujukan ke RSUD Kabupaten Agam untuk dapat dilakukan operasi (insisi dan drainase).
Saat itu dirinya merasa sangat bersyukur karena seluruh biaya pengobatan dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan berkat kepesertaannya yang aktif dalam program JKN.
“Itu adalah pengalaman pertama saya harus mendapat tindakan operasi menggunakan Kartu JKN. Saya sangat bersyukur karena seluruh biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Tanpa Program JKN, mungkin saya akan mengalami kesulitan dalam membayar pengobatan,” katanya.
Bayu juga sempat mengungkapkan bahwa pada tahun 2023 ia juga menemani istrinya melahirkan anak kedua mereka yang dibantu oleh Program JKN.
“Anak kedua kami lahir saat saya keluarga sudah terdaftar menjadi Peserta JKN. Saat itu istri saya harus dilarikan ke RSIA Rizky Bunda Agam dan harus menjalani operasi cesar. Jika diingat lagi, tanpa JKN mungkin saya sudah kelimpungan memikirkan biaya operasi tersebut,” tutur Bayu.
Selain itu Bayu juga menceritakan bahwa dirinya pernah mendengar kabar miring terkait pelayanan fasilitas Kesehatan terhadap Peserta JKN.
Namun kala itu, ia tidak langsung percaya dan memutuskan untuk menanyakan langsung kebenaran informasi tersebut ke kantor BPJS Kesehatan.
“Saya pernah dengar berita bahwa pelayanan terhadap Peserta JKN di faskes itu dibeda-bedakan. Saat itu saya tidak langsung percaya hingga saya menanyakan kepada petugas BPJS Kesehatan dan mengkonfirmasi bahwa hal tersebut tidak benar alias hoaks," katanya.
Selama mendapat pelayanan di faskes mitra BPJS Kesehatan, ia mengaku tidak pernah sekalipun diperlakukan berbeda hingga membuatnya makin yakin bahwa Program JKN sudah berjalan sangat baik.
Ia juga mengungkapkan bahwa pelayanan administrasi yang dia rasakan sejauh ini di faskes sudah sangat mudah. Cukup menunjukkan KTP atau Kartu Digital (Mobile JKN) dirinya sudah bisa menikmati pelayanan di faskes mitra BPJS Kesehatan.
“Saya hanya cukup menunjukkan kartu digital yang ada di Mobile JKN dan sudah bisa merasakan pelayanan di faskes. Saya merasa sangat bersyukur dan terbantu sekali karena sudah mulai cepat dan tidak ribet bawa berkas fotocopy lagi,” terangnya lagi.
Melalui pengalaman tersebut, Bayu mengimbau masyarakat untuk tidak menunda mendaftarkan diri sebagai peserta JKN. Menurutnya, memiliki perlindungan kesehatan adalah bentuk antisipasi yang sangat penting terhadap risiko kesehatan yang tidak dapat diprediksi.
“Musibah atau penyakit bisa datang kapan saja, dan tidak semua orang siap secara finansial. Dengan menjadi peserta JKN, kita memiliki perlindungan dan rasa aman. Saya berharap program ini terus berkelanjutan dan BPJS Kesehatan terus meningkatkan kualitas pelayanan demi kenyamanan peserta,” tutup Bayu.