Simpang Empat,- (ANTARA) -
Forum Pegiat Literasi (FPL) Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar), memberikan pelatihan penulisan cerita berbahasa daerah untuk siswa guru tingkat SLTA sederajat dalam upaya meningkatkan minat baca dan kemampuan menulis di kalangan siswa dan guru di daerah itu.
Ketua FPL Pasaman Barat Denni Meilizon di Simpang Empat, Selasa, mengatakan peserta pelatihan itu diikuti oleh 80 siswa tingkat SLTA (SMA/MA/SMK) dan 34 guru pendamping.
Melalui pelatihan itu, kata dia, diharapkan peserta dapat melahirkan tulisan berupa cerita pendek berbahasa daerah, cerita dalam Bahasa Minang, Bahasa Mandailing, dan Bahasa Jawa, ataupun bahasa daerah lainnya, yang kemudian akan dibukukan dalam bentuk antologi bersama.
Kegiatan lokakarya itu, katanya, dibagi dalam dua sesi terkait teori dan pengalaman menulis materi cerita berbasis bahasa daerah, serta praktek menulis dan pengayaan wawasan khazanah bahasa daerah, yang didampingi narasumber dari Penyambungan Sumatera Utara Askolani Nasution dan dari Padang Firdaus Abie.
"Kedua narasumber yang dihadirkan merupakan penulis yang banyak berpengalaman dalam tema yang diangkat oleh panitia," ujarnya.
Pelaksanaan lokakarya menulis cerita pendek dalam bahasa daerah ini merupakan langkah kecil dalam upaya merevitalisasi bahasa daerah di Pasaman Barat.
Pelaksanaannya didukung pendanaan dari APBN melalui Program Banpem Komunitas Sastra yang digulirkan Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI Tahun Anggaran 2024.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Sumbar Wilayah VI Efri Syahputra melalui daring saat membuka acara itu memberikan apresiasi kepada FPL Pasaman Barat yang telah mengadakan acara pelatihan itu.
Dia mengharapkan melalui pelatihan yang diadakan dapat meningkatkan minat baca dan kemampuan menulis di kalangan guru dan pelajar.
"Kepada seluruh peserta agar meningkatkan minat baca, karena dengan banyak membaca akan dapat memperkaya khasanah pengetahuan, kosa kata, dan mengasah rasa, sehingga menjadi modal untuk mulai menulis," ujarnya.
Ia mengajak semua pihak untuk memulai menulis setiap hari. Minimal menuliskan apa kegiatan sehari-hari atau tentang apa yang dipikirkan. "Jika rutin menulis setiap hari, lama kelamaan kita akan semakin lancar menulis, sehingga menulis bukan lagi sesuatu yang berat," sebutnya.