Simpang Empat (ANTARA) - Perusahaan kelapa sawit PT Bakrie Pasaman Plantation (PT BPP) Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat melakukan penanaman pohon bersama di daerah aliran Sungai Batang Sikabau dalam upaya melestarikan lingkungan hidup dan antisipasi bencana banjir.
"Hari ini kita lakukan penanaman pohon bersama Pemkab Pasaman Barat dan masyarakat. Tahap awal ratusan pohon kita tanam di sepanjang daerah aliran sungai dekat areal PT BPP, " kata General Manager PT BPP Pasaman Barat Agry Adhyta Putra usai melakukan penanaman pohon di Kecamatan Koto Balingka, Selasa.
Pihaknya berkomitmen dalam menjaga kelestarian lingkungan. Sebab, katanya, ada tiga prinsip yang harus kita lakukan dalam berinvestasi yakni menjaga kelestarian lingkungan, menjaga keberlangsungan sosial dan dan menjaga keberlangsungan ekonomi.
"Untuk poin pertama menjaga kelestarian lingkungan salah satunya adalah melakukan penanaman pohon di daerah aliran sungai," katanya
Menurutnya di areal perkebunan PT. BPP ada sekitar 300 hektare lahan yang berada di daerah aliran sungai.
Untuk itu, pihaknya secara bertahap melakukan penanaman pohon mulai dari pohon bakau, pohon buah-buahan seperti manggis, alpukat dan pohon buan lainnya.
"PT BPP siap berandil berbuat dan berkesinambungan menjaga lingkungan sebagai bentuk kontribusi bagi lingkungan dan masyarakat. Kegiatan ini juga melibatkan camat, wali nagari (kepala desa), jorong, pemuda dan masyarakat sekitarnya," sebutnya.
Tanaman pohon buah itu nantinya jika sudah menghasilkan maka masyarakat sekitar bisa menikmatinya. Artinya, kegiatan ini untuk kepentingan bersama.
Wakil Bupati Pasaman Barat Risnawanto mengapresiasi apa yang dilakukan PT BPP dalam menjaga lingkungan dengan menanam pohon di sekitar aliran sungai.
"Daerah aliran sungai harus tetap dijaga dan tidak boleh diolah. Daerah aliran sungai harus ditanami pohon yang berfungsi untuk penahan air dan meminimalisir bencana banjir," katanya.
Apalagi saat ini cuaca ekstrem melanda Sumbar termasuk Pasaman Barat. Menjaga dan merawat lingkungan harus menjadi perhatian semua pihak. Tidak saja pemerintah, pihak swasta seperti perusahaan perkebunan dan masyarakat juga harus memperhatikan ini.
"Jangan olah tanah dekat daerah aliran sungai karena sangat rawan bencana karena tidak ada pohon yang akan menahan air sungai," sebutnya.
Ia juga mengimbau kepada perusahaan perkebunan kelapa sawit lainnya ikut memperhatikan lingkungan dan menjaga kelestarian lingkungan sekitar areal perkebunan yang ada.
"Mari bersama-sama menjaga lingkungan. Jangan rusak lingkungan karena akan berimbas juga kepada manusia," ajaknya. ****1***
"Hari ini kita lakukan penanaman pohon bersama Pemkab Pasaman Barat dan masyarakat. Tahap awal ratusan pohon kita tanam di sepanjang daerah aliran sungai dekat areal PT BPP, " kata General Manager PT BPP Pasaman Barat Agry Adhyta Putra usai melakukan penanaman pohon di Kecamatan Koto Balingka, Selasa.
Pihaknya berkomitmen dalam menjaga kelestarian lingkungan. Sebab, katanya, ada tiga prinsip yang harus kita lakukan dalam berinvestasi yakni menjaga kelestarian lingkungan, menjaga keberlangsungan sosial dan dan menjaga keberlangsungan ekonomi.
"Untuk poin pertama menjaga kelestarian lingkungan salah satunya adalah melakukan penanaman pohon di daerah aliran sungai," katanya
Menurutnya di areal perkebunan PT. BPP ada sekitar 300 hektare lahan yang berada di daerah aliran sungai.
Untuk itu, pihaknya secara bertahap melakukan penanaman pohon mulai dari pohon bakau, pohon buah-buahan seperti manggis, alpukat dan pohon buan lainnya.
"PT BPP siap berandil berbuat dan berkesinambungan menjaga lingkungan sebagai bentuk kontribusi bagi lingkungan dan masyarakat. Kegiatan ini juga melibatkan camat, wali nagari (kepala desa), jorong, pemuda dan masyarakat sekitarnya," sebutnya.
Tanaman pohon buah itu nantinya jika sudah menghasilkan maka masyarakat sekitar bisa menikmatinya. Artinya, kegiatan ini untuk kepentingan bersama.
Wakil Bupati Pasaman Barat Risnawanto mengapresiasi apa yang dilakukan PT BPP dalam menjaga lingkungan dengan menanam pohon di sekitar aliran sungai.
"Daerah aliran sungai harus tetap dijaga dan tidak boleh diolah. Daerah aliran sungai harus ditanami pohon yang berfungsi untuk penahan air dan meminimalisir bencana banjir," katanya.
Apalagi saat ini cuaca ekstrem melanda Sumbar termasuk Pasaman Barat. Menjaga dan merawat lingkungan harus menjadi perhatian semua pihak. Tidak saja pemerintah, pihak swasta seperti perusahaan perkebunan dan masyarakat juga harus memperhatikan ini.
"Jangan olah tanah dekat daerah aliran sungai karena sangat rawan bencana karena tidak ada pohon yang akan menahan air sungai," sebutnya.
Ia juga mengimbau kepada perusahaan perkebunan kelapa sawit lainnya ikut memperhatikan lingkungan dan menjaga kelestarian lingkungan sekitar areal perkebunan yang ada.
"Mari bersama-sama menjaga lingkungan. Jangan rusak lingkungan karena akan berimbas juga kepada manusia," ajaknya. ****1***