Padang (ANTARA) - Rektor Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat (Sumbar) Efa Yonnedi mengatakan transformasi riset ekselensi merupakan kunci untuk mewujudkan perguruan tinggi berkelas dunia.
"Untuk mencapai itu, Unand akan belajar banyak dengan perguruan yang sudah lebih dulu membangun riset culture dan inovation culture," kata Efa Yonnedi dalam Sidang Paripurna Majelis Senat Akademik Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) di Padang, Jumat.
Untuk menjadi kampus berbasis riset dan inovasi di tahun 2028, Unand bertekad mewujudkannya dengan berbagai kegiatan. Hal itu dilakukan dengan menggenjot jumlah pengabdian penelitian kepada masyarakat.
Tujuannya agar indikator kinerja utama V perguruan tinggi tertua di luar Pulau Jawa tersebut tercapai. Tidak hanya itu, Unand juga sedang mengupayakan peningkatan kualitas riset para dosen.
Sebab, lanjut dia, komersialisasi hasil-hasil riset di perguruan tinggi negeri itu masih butuh pengembangan yang lebih jauh. Secara nasional kampus membutuhkan daftar korporasi hasil spinout riset dari hak kekayaan intelektual.
Spinout company memiliki arti perusahaan rintisan yang didirikan dari hak kekayaan intelektual berbasis penelitian para dosen. Di beberapa negara mempunyai target dalam waktu 10 bulan bisa menghasilkan spinout kekayaan intelektual menjadi produk yang diserap pasar.
"Kita perlu membangun sebuah ekosistem yang ramah terhadap inovasi di masing-masing universitas," kata Efa.
Sementara itu, Ketua Majelis Senat Akademik PTNBH Indonesia Prof Edy Rianto mengatakan penelitian yang dilakukan sebuah kampus termasuk bagian dari Tri Darma Perguruan Tinggi, sehingga menjadi hal penting bagi kemajuan bangsa.
"Kita tidak bisa mengatakan tanpa penelitian tidak akan apa-apa, karena ini adalah salah satu motor bagi kemajuan bangsa," ujar Prof Edy.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rektor: Transformasi riset ekselensi kunci jadi kampus kelas dunia
"Untuk mencapai itu, Unand akan belajar banyak dengan perguruan yang sudah lebih dulu membangun riset culture dan inovation culture," kata Efa Yonnedi dalam Sidang Paripurna Majelis Senat Akademik Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) di Padang, Jumat.
Untuk menjadi kampus berbasis riset dan inovasi di tahun 2028, Unand bertekad mewujudkannya dengan berbagai kegiatan. Hal itu dilakukan dengan menggenjot jumlah pengabdian penelitian kepada masyarakat.
Tujuannya agar indikator kinerja utama V perguruan tinggi tertua di luar Pulau Jawa tersebut tercapai. Tidak hanya itu, Unand juga sedang mengupayakan peningkatan kualitas riset para dosen.
Sebab, lanjut dia, komersialisasi hasil-hasil riset di perguruan tinggi negeri itu masih butuh pengembangan yang lebih jauh. Secara nasional kampus membutuhkan daftar korporasi hasil spinout riset dari hak kekayaan intelektual.
Spinout company memiliki arti perusahaan rintisan yang didirikan dari hak kekayaan intelektual berbasis penelitian para dosen. Di beberapa negara mempunyai target dalam waktu 10 bulan bisa menghasilkan spinout kekayaan intelektual menjadi produk yang diserap pasar.
"Kita perlu membangun sebuah ekosistem yang ramah terhadap inovasi di masing-masing universitas," kata Efa.
Sementara itu, Ketua Majelis Senat Akademik PTNBH Indonesia Prof Edy Rianto mengatakan penelitian yang dilakukan sebuah kampus termasuk bagian dari Tri Darma Perguruan Tinggi, sehingga menjadi hal penting bagi kemajuan bangsa.
"Kita tidak bisa mengatakan tanpa penelitian tidak akan apa-apa, karena ini adalah salah satu motor bagi kemajuan bangsa," ujar Prof Edy.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rektor: Transformasi riset ekselensi kunci jadi kampus kelas dunia