Padang (ANTARA) - Hari ini pukul 12.20 WIB Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bersama Kepolisian Daerah (Polda) setempat resmi melakukan uji coba jalan satu arah atau one way. Uji coba itu secara resmi dilepas Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi.
Uji coba ini merupakan salah satu ikhtiar pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam rangka mengatasi permasalahan rutin kemacetan selama liburan Idul Fitri.
Liburan Idul Fitri tahun 2022 lalu, media sosial dihebohkan karena tingkat kemacetan melebihi ekspektasi masyarakat sehingga banyak yang mengeluh. Bahkan, ada yang sampai mengeluarkan kata-kata umpatan di media sosial.
Dari dua opsi yang mengemuka dalam mengurai kemacetan yakni satu arah dan ganjil genap, opsi satu arah akhirnya dipilih oleh pemerintah setempat dengan berbagai pertimbangan.
Hari ini penulis berkesempatan mengikuti uji coba bersama Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Barat Dedy Diantolani dan Direktur Lalu Lintas Polda Sumbar Kombes Hilman Wijaya, Ketua MTI Sumbar Yossyfra serta beberapa pejabat lainnya.
Dari hasil pantauan penulis, pelaksanaan uji coba relatif lancar. Saat tulisan ini dibuat, penulis masih dalam perjalanan yakni di Koto Baru Padang Panjang.
Kasus terbanyak seperti yang sudah diduga adalah pengendara sepeda motor yang melawan arus terutama warga lokal untuk perjalanan jarak pendek. Untuk ini, direncanakan akan dibolehkan asal jauh ke luar jalan dan lebih memperhatikan keselamatan.
Kecepatan kendaraan stabil di 60 kilometer per jam. Kecepatan tidak dibatasi tapi diperkirakan akan rendah sekitar 40 km/jam saja saat hari pelaksanaan sebenarnya.
Untuk menghindari terjebaknya masyarakat di rumah makan maka pihak rumah makan diminta untuk memperingatkan pengunjung mengenai waktu berlakunya one way.
Beberapa pekerjaan rumah yang tergolong besar menurut penulis dengan pemberlakuan ini adalah kontra flow. Penumpukan kendaraan yang menunggu berakhirnya masa berlakunya one way, limpahan kendaraan di jalur alternatif dan pengendalian di pintu masuk/keluar one way khususnya di Padang Luar. Ditambah lagi dari pengalaman tahun lalu penumpukan lalu lintas terjadi di sore hari hingga malam.
One way melalui Malalak tidak mungkin dilakukan pada sore dan malam hari karena pada jalur tersebut kabut sering turun dan menyebabkan jarak pandang terbatas.
Selain itu, jalur-jalur yang akan dijadikan jalur alternatif akan semakin padat. Hal ini membutuhkan pengendalian yang ekstra.
Kondisi Simpang Padang Luar akan semakin padat dan membutuhkan banyak petugas dalam mengurai kemacetan. Perlu jalur-jalur pengalihan lalu lintas di sekitar simpang tersebut.
Semoga pada hari H pelaksanaan dapat lebih lancar lagi dan mudik kali ini lebih nyaman.
Penulis adalah pakar transportasi publik dari Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat Yosritzal.
Uji coba ini merupakan salah satu ikhtiar pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam rangka mengatasi permasalahan rutin kemacetan selama liburan Idul Fitri.
Liburan Idul Fitri tahun 2022 lalu, media sosial dihebohkan karena tingkat kemacetan melebihi ekspektasi masyarakat sehingga banyak yang mengeluh. Bahkan, ada yang sampai mengeluarkan kata-kata umpatan di media sosial.
Dari dua opsi yang mengemuka dalam mengurai kemacetan yakni satu arah dan ganjil genap, opsi satu arah akhirnya dipilih oleh pemerintah setempat dengan berbagai pertimbangan.
Hari ini penulis berkesempatan mengikuti uji coba bersama Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Barat Dedy Diantolani dan Direktur Lalu Lintas Polda Sumbar Kombes Hilman Wijaya, Ketua MTI Sumbar Yossyfra serta beberapa pejabat lainnya.
Dari hasil pantauan penulis, pelaksanaan uji coba relatif lancar. Saat tulisan ini dibuat, penulis masih dalam perjalanan yakni di Koto Baru Padang Panjang.
Kasus terbanyak seperti yang sudah diduga adalah pengendara sepeda motor yang melawan arus terutama warga lokal untuk perjalanan jarak pendek. Untuk ini, direncanakan akan dibolehkan asal jauh ke luar jalan dan lebih memperhatikan keselamatan.
Kecepatan kendaraan stabil di 60 kilometer per jam. Kecepatan tidak dibatasi tapi diperkirakan akan rendah sekitar 40 km/jam saja saat hari pelaksanaan sebenarnya.
Untuk menghindari terjebaknya masyarakat di rumah makan maka pihak rumah makan diminta untuk memperingatkan pengunjung mengenai waktu berlakunya one way.
Beberapa pekerjaan rumah yang tergolong besar menurut penulis dengan pemberlakuan ini adalah kontra flow. Penumpukan kendaraan yang menunggu berakhirnya masa berlakunya one way, limpahan kendaraan di jalur alternatif dan pengendalian di pintu masuk/keluar one way khususnya di Padang Luar. Ditambah lagi dari pengalaman tahun lalu penumpukan lalu lintas terjadi di sore hari hingga malam.
One way melalui Malalak tidak mungkin dilakukan pada sore dan malam hari karena pada jalur tersebut kabut sering turun dan menyebabkan jarak pandang terbatas.
Selain itu, jalur-jalur yang akan dijadikan jalur alternatif akan semakin padat. Hal ini membutuhkan pengendalian yang ekstra.
Kondisi Simpang Padang Luar akan semakin padat dan membutuhkan banyak petugas dalam mengurai kemacetan. Perlu jalur-jalur pengalihan lalu lintas di sekitar simpang tersebut.
Semoga pada hari H pelaksanaan dapat lebih lancar lagi dan mudik kali ini lebih nyaman.
Penulis adalah pakar transportasi publik dari Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat Yosritzal.