Padang Panjang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, S.P Datuak Marajo didampingi Wali Kota, H. Fadly Amran BBA Datuak Paduko Malano meresmikan Asrama Baru Perguruan Thawalib, Selasa.
Gedung asrama yang diresmikan ini merupakan bangunan yang rampung pada tahap I, dimulai November 2021 lalu. Luas terbangun saat ini yaitu 12 x 48 meter persegi. Terdiri dari 8 kamar, 1 kamar diisi 16 santri. Adapun total luas keseluruhan yaitu 48 x 36 meter persegi untuk 22 kamar, menampung 352 santri.
Pemkot Padang Panjang turut memberikan dana hibah pada pembangunan asrama ini sebesar 300 juta.
Tampak hadir, anggota DPR RI yang merupakan Ketua Pembina Yayasan Perguruan Thawalib, Drs. H. Guspardi Gaus, M.Si, Ketua DPRD, Mardiansyah, A.Md, Forkopimda, jajaran pejabat Pemkot Padang Panjang dan undangan lainnya.
Gubernur Mahyeldi dalam sambutannya menyampaikan, Perguruan Thawalib memiliki peranan penting dalam kemerdekaan Indonesia, serta turut menghadirkan tokoh nasional, dan karya besar.
"Catatan sejarawan terdapat 9.000 lebih karya ulama Minangkabau. Di antaranya berasal dari ulama yang dilahirkan di Thawalib," sebutnya.
Mahyeldi berharap, Thawalib dapat berperan menjaga falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Thawalib diharapkan kembali menghadirkan ulama kelas dunia maupun nasional. "Mudah-mudahan Thawalib bisa menjawab kerinduan itu semua," ujarnya.
Sementara itu Wako Fadly menuturkan, akan selalu mendukung perguruan Thawalib yang telah mencetak sederet orang-orang hebat. Thawalib, sebutnya, merupakan aset dan ikon Kota Padang Panjang serta Sumbar.
Terkait peresmian gedung asrama baru, Fadly mengatakan, hasil sumbangsih bersama secara materil, tenaga, pikiran, support dan doa. "Peresmian ini merupakan amalan kita bersama. Thawalib milik Sumbar dan Kota Padang Panjang," ujarnya.
Menurut Fadly, kader Thawalib banyak yang menjadi pemimpin dan memberikan pengaruh. Dasar ilmu kepemimpinan di Thawalib perlu dipertahankan dan diberikan kepada santri.
"Semoga lulusan Thawalib menjadi ulama yang memiliki leadership.Kepada wali santri hendaknya juga bertanggung jawab di keluarga, mempertahankan prinsip yang diajarkan di Thawalib," katanya.
Guspardi Gaus menuturkan, Thawalib telah menampakan progres ke arah yang lebih baik. "Proses perbaikan sesuai harapan. Saya sangat merasakan bagaimana dinamika di Thawalib. Berbeda dengan yang lain, Thawalib memiliki khasanah serta karakter tersendiri," tuturnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Padang Panjang, Drs. H. Alizar, M.Ag sebagai alumni Thawalib, mengingatkan pesan dari salah seorang lulusan Thawalib Mansoer Daoed Datuak Palimo Kayo, bahwa Thawalib bisa bertahan bila “bapucuak ka ateh dan baurek ka bawah”.
Datuak Palimo Kayo, selain ulama, juga berkiprah sebagai politisi dan sempat menjadi diplomat sekaligus duta besar.
"Kami melihat. agaknya itu yang diamalkan. Yang tak dapat disangkal Padang Panjang sebagai Serambi Mekkah, benang merahnya tak lepas dari Thawalib yang sudah ada sejak 1911 lalu. Embrionya dari Surau Jembatan Besi," ungkapnya.
Gedung asrama yang diresmikan ini merupakan bangunan yang rampung pada tahap I, dimulai November 2021 lalu. Luas terbangun saat ini yaitu 12 x 48 meter persegi. Terdiri dari 8 kamar, 1 kamar diisi 16 santri. Adapun total luas keseluruhan yaitu 48 x 36 meter persegi untuk 22 kamar, menampung 352 santri.
Pemkot Padang Panjang turut memberikan dana hibah pada pembangunan asrama ini sebesar 300 juta.
Tampak hadir, anggota DPR RI yang merupakan Ketua Pembina Yayasan Perguruan Thawalib, Drs. H. Guspardi Gaus, M.Si, Ketua DPRD, Mardiansyah, A.Md, Forkopimda, jajaran pejabat Pemkot Padang Panjang dan undangan lainnya.
Gubernur Mahyeldi dalam sambutannya menyampaikan, Perguruan Thawalib memiliki peranan penting dalam kemerdekaan Indonesia, serta turut menghadirkan tokoh nasional, dan karya besar.
"Catatan sejarawan terdapat 9.000 lebih karya ulama Minangkabau. Di antaranya berasal dari ulama yang dilahirkan di Thawalib," sebutnya.
Mahyeldi berharap, Thawalib dapat berperan menjaga falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Thawalib diharapkan kembali menghadirkan ulama kelas dunia maupun nasional. "Mudah-mudahan Thawalib bisa menjawab kerinduan itu semua," ujarnya.
Sementara itu Wako Fadly menuturkan, akan selalu mendukung perguruan Thawalib yang telah mencetak sederet orang-orang hebat. Thawalib, sebutnya, merupakan aset dan ikon Kota Padang Panjang serta Sumbar.
Terkait peresmian gedung asrama baru, Fadly mengatakan, hasil sumbangsih bersama secara materil, tenaga, pikiran, support dan doa. "Peresmian ini merupakan amalan kita bersama. Thawalib milik Sumbar dan Kota Padang Panjang," ujarnya.
Menurut Fadly, kader Thawalib banyak yang menjadi pemimpin dan memberikan pengaruh. Dasar ilmu kepemimpinan di Thawalib perlu dipertahankan dan diberikan kepada santri.
"Semoga lulusan Thawalib menjadi ulama yang memiliki leadership.Kepada wali santri hendaknya juga bertanggung jawab di keluarga, mempertahankan prinsip yang diajarkan di Thawalib," katanya.
Guspardi Gaus menuturkan, Thawalib telah menampakan progres ke arah yang lebih baik. "Proses perbaikan sesuai harapan. Saya sangat merasakan bagaimana dinamika di Thawalib. Berbeda dengan yang lain, Thawalib memiliki khasanah serta karakter tersendiri," tuturnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Padang Panjang, Drs. H. Alizar, M.Ag sebagai alumni Thawalib, mengingatkan pesan dari salah seorang lulusan Thawalib Mansoer Daoed Datuak Palimo Kayo, bahwa Thawalib bisa bertahan bila “bapucuak ka ateh dan baurek ka bawah”.
Datuak Palimo Kayo, selain ulama, juga berkiprah sebagai politisi dan sempat menjadi diplomat sekaligus duta besar.
"Kami melihat. agaknya itu yang diamalkan. Yang tak dapat disangkal Padang Panjang sebagai Serambi Mekkah, benang merahnya tak lepas dari Thawalib yang sudah ada sejak 1911 lalu. Embrionya dari Surau Jembatan Besi," ungkapnya.