Padang (ANTARA) - Pakar pendidikan dari Universitas Negeri Padang (UNP) Dr Fitri Arsih menekankan, saat ini siswa sangat membutuhkan pembelajaran secara luring, apalagi orang tua pada saat ini tidak bisa menuntut anak dalam proses pembelajaran di rumah.


"Sebenarnya pelajaran tatap muka (PTM) di PPKM level 4 ini menjadi dilema. Tetapi siswa sangat butuh kehadiran guru, karena orang tua tidak mampu membimbing dan mengajar anak di rumah," ucapnya di Padang, Senin.


Karena itu, lanjutnya pemberlakukan pengawasan prokes yang ketat selama PTM sangat dibutuhkan. Sekolah harus menjadi sekolah sehat, dalam menjalankan PTM.


Menanggapi proses pembelajaran secara luring tiga hari di sekolah dan tiga hari secara daring, Fitri  menjelaskan sistim pembelajaran campuran (blended learning) sangat dibutuhkan pada saat pandemi seperti saat ini.


"Kehadiran guru sangat dibutuhkan untuk memberikan pengarahan secara luring untuk mata pelajaran IPA, Bahasa Inggris, dan Matematika. Tidak semua orang tua menguasai tiga mata pelajaran tersebut," ucapnya.


Kota Padang menjadi salah satu daerah dari enam kota dan kabupaten di Indonesia yang harus menjalani Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 dari periode 5-18 Oktober 2021.
 

Lima kota dan kabupaten yang lainnya adalah Kabupaten Pidie, Kabupaten Bangka, Kota Banjarmasin, Kabupaten Bulungan, dan Kota Tarakan.


Walau berada di PPKM level 4, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tetap dilakukan oleh Pemkot Padang. Hal ini diungkapkan oleh Pj Sekda Kota Padang, Arfian.


Ia menjelaskan, proses PTM di Kota Padang akan terus dilanjutkan walau PPKM Level 4 di berlakukan di Kota Padang.


"Ini menjadi dilema bagi kita. Sudah 1,5 tahun anak belajar secara daring. Oleh karena itu, sudah banyak desakan agar PTM kembali dilakukan, dan kita meminta Dinas Pendidikan agar mengawasi PTM dengan ketat di sekolah," ujar dia.


Ia berharap semoga PTM yang jalankan tidak mempunyai kendala. Arfian menjelaskan dalam penerapan PTM di sekolah dibagi dalam dua shift.


"Dalam implementasi PTM, kita  memberlakukan tiga hari belajar disekolah (luring) dan tiga hari belajar secara daring," tambahnya.


Dalam penanggulangan COVID-19, pemerintah mengkategorikan sejumlah kabupaten atau kota dalam level 1 sampai 4 berdasarkan indikator penilaian yang ditetapkan.


Indikator yang dihitung diantaranya jumlah kasus COVID-19, kematian, kesembuhan, testing dan tracing, keterisian tempat tidur rumah sakit, hingga capaian jumlah warga yang sudah menerima dosis vaksin COVID-19 di wilayah masing-masing.


 

Pewarta : Mutiara Ramadhani
Editor : Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2024