Padang Aro (ANTARA) - Wakil ketua DPRD Solok Selatan, Sumatera Barat, Ali Sabri Abas meminta pemerintah daerah menelusuri penyebab kurangnya murid di beberapa sekolah sebelum dilakukan penggabungan. 


"Kalau kurangnya murid di satu sekolah karena alasan yang masuk akal tentu bisa diterima, tetapi kalau sebabnya karena pemerintah tidak sanggup menyediakan kualitas pendidikan yang baik tentu harus ada evaluasi," katanya di Padang Aro, Selasa. 


Sekarang ini, minat orang tua untuk sekolah swasta lebih tinggi karena kualitasnya lebih baik dan guru-gurunya disiplin. 


Hal ini juga berimbas pada kurangnya murid di satu sekolah sebab orang tua tidak yakin dengan kualitas pendidikannya sehingga lebih memilih sekolah swasta walaupun lebih jauh. 


Selain itu, katanya zonasi juga harus diperbaiki sehingga ada pemerataan dan tidak akan terjadi penggabungan sekolah. 


Selain itu, jangan sampai dikemudian hari menimbulkan masalah sebab ada sekolah yang dibangun di atas tanah yang dihibahkan masyarakat. 


"Jangan sampai penggabungan sekolah memunculkan opini miring dari masyarakat," ujarnya. 


Wakil ketua DPRD Solok Selatan lainnya, Armensyah Johan mengatakan masyarakat sudah mulai kecewa terkait rencana penggabungan sekolah dan sudah menyampaikan kegelisahaan mereka ke DPRD. 


"Pemerintah diminta cari regulasi tentang masalah ini dan bukan hanya regulasi yang hanya membolehkan menggabungkan saja tetapi juga bagaimana agar sekolah tersebut tetap berdiri," ujarnya. 


Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Solok Selatan, Mulyadi mengatakan, ada 16 sekolah dasar yang kekurangan murid dan akan digabungkan ke sekolah terdekat.


"Sekarang kami masih mempersiapkan berkas penggabungannya dan belum ada penutupan," ujarnya.



 

Pewarta : Erik Ifansya Akbar
Editor : Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2024