Jakarta (ANTARA) - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan bahwa Densus 88 Antiteror bersama Polda Jawa Barat telah menangkap terduga teroris bernama PW (54) di Hotel Adaya, Jalan Raya Kranggan, Jatiraden, Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat pada Sabtu (29/6).
Dedi mengatakan PW diketahui memegang posisi penting bidang intelijen dalam struktur organisasi Jamaah Islamiyah (JI) pada sekitar tahun 2000-an. Kemudian PW menjabat sebagai amir JI setelah organisasi tersebut dibubarkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
"Setelah JI dinyatakan dibubarkan, dia dibaiat sebagai amir (pemimpin) JI di Indonesia," katanya.
PW yang memiliki nama alias Aji Pangestu alias Abu Askari alias Ahmad Arif alias Ahmad Fauzi Utomo ini memiliki rekam jejak panjang dalam berbagai kasus terorisme di Tanah Air. "Mulai dari kasus bom Bali, bom Natal, bom di Kedubes Australia, dan yang bersangkutan aktif saat terjadi kerusuhan di Poso dari tahun 2005 sampai 2007," katanya lagi.
Ia pun diduga memiliki kedekatan dengan gembong teroris asal Malaysia, Noordin M Top.
PW diketahui merupakan alumnus pelatihan militer di Moro, Filipina pada tahun 2000. Dari sisi intelektual, PW diketahui menyandang gelar S1 Teknik Sipil di salah satu universitas ternama di Jawa Tengah.
"Yang bersangkutan punya kompetensi merakit bom, kemampuan intelijen dan kemampuan militer lainnya, sehingga dia dibaiat sebagai pimpinan JI," katanya lagi.
Peran PW lainnya adalah telah mengirim orang-orang rekrutan ke Suriah untuk menjadi jihadis. Orang-orang rekrutannya tersebut rata-rata memiliki kemampuan intelijen dan militer serta mampu merakit bom.
Dedi Prasetyo mengatakan, diduga ada enam kali pemberangkatan para calon jihadis ke Suriah dalam rentang 2013-2018.
"Sebagian besar dari enam gelombang yang berangkat ke Suriah dan kembali ke Indonesia pada Mei (2019) sudah ditangkap, antara lain (penangkapan) di Jateng yang menyusup ke jaringan Jateng maupun Jatim," katanya pula.
Dedi menambahkan, PW bersama jaringannya di Indonesia sedang menyusun kekuatan di bawah naungan Al Qaeda. Selain itu, juga menjalin komunikasi dengan jaringan teroris di Filipina serta pecahan kelompok Al Qaeda di Pakistan dan Afghanistan.
"Saat ini jaringan JI ini memang belum melakukan rencana aksi terorismenya di Indonesia. Tapi, mereka saat ini sedang membangun kekuatan, tujuannya untuk membangun khilafah," katanya.
Tak hanya PW, polisi menangkap pula istri PW yaitu MY dan orang kepercayaan PW yakni BS. Ketiganya ditangkap di lokasi yang sama dengan penangkapan PW.
BS perannya sebagai penghubung PW dengan orang-orang yang direkrut.
Kemudian, Densus menangkap Abd di Perumahan Griya Syariah, Kebalen, Bekasi pada Minggu (30/6). Abd juga merupakan orang kepercayaan PW. Di hari yang sama di Ponorogo, Jawa Timur, Densus menciduk BT alias Haedar alias Deni alias Gani yang perannya sebagai penasihat PW dan penggerak JI wilayah Jawa Timur.
Dedi mengatakan PW diketahui memegang posisi penting bidang intelijen dalam struktur organisasi Jamaah Islamiyah (JI) pada sekitar tahun 2000-an. Kemudian PW menjabat sebagai amir JI setelah organisasi tersebut dibubarkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
"Setelah JI dinyatakan dibubarkan, dia dibaiat sebagai amir (pemimpin) JI di Indonesia," katanya.
PW yang memiliki nama alias Aji Pangestu alias Abu Askari alias Ahmad Arif alias Ahmad Fauzi Utomo ini memiliki rekam jejak panjang dalam berbagai kasus terorisme di Tanah Air. "Mulai dari kasus bom Bali, bom Natal, bom di Kedubes Australia, dan yang bersangkutan aktif saat terjadi kerusuhan di Poso dari tahun 2005 sampai 2007," katanya lagi.
Ia pun diduga memiliki kedekatan dengan gembong teroris asal Malaysia, Noordin M Top.
PW diketahui merupakan alumnus pelatihan militer di Moro, Filipina pada tahun 2000. Dari sisi intelektual, PW diketahui menyandang gelar S1 Teknik Sipil di salah satu universitas ternama di Jawa Tengah.
"Yang bersangkutan punya kompetensi merakit bom, kemampuan intelijen dan kemampuan militer lainnya, sehingga dia dibaiat sebagai pimpinan JI," katanya lagi.
Peran PW lainnya adalah telah mengirim orang-orang rekrutan ke Suriah untuk menjadi jihadis. Orang-orang rekrutannya tersebut rata-rata memiliki kemampuan intelijen dan militer serta mampu merakit bom.
Dedi Prasetyo mengatakan, diduga ada enam kali pemberangkatan para calon jihadis ke Suriah dalam rentang 2013-2018.
"Sebagian besar dari enam gelombang yang berangkat ke Suriah dan kembali ke Indonesia pada Mei (2019) sudah ditangkap, antara lain (penangkapan) di Jateng yang menyusup ke jaringan Jateng maupun Jatim," katanya pula.
Dedi menambahkan, PW bersama jaringannya di Indonesia sedang menyusun kekuatan di bawah naungan Al Qaeda. Selain itu, juga menjalin komunikasi dengan jaringan teroris di Filipina serta pecahan kelompok Al Qaeda di Pakistan dan Afghanistan.
"Saat ini jaringan JI ini memang belum melakukan rencana aksi terorismenya di Indonesia. Tapi, mereka saat ini sedang membangun kekuatan, tujuannya untuk membangun khilafah," katanya.
Tak hanya PW, polisi menangkap pula istri PW yaitu MY dan orang kepercayaan PW yakni BS. Ketiganya ditangkap di lokasi yang sama dengan penangkapan PW.
BS perannya sebagai penghubung PW dengan orang-orang yang direkrut.
Kemudian, Densus menangkap Abd di Perumahan Griya Syariah, Kebalen, Bekasi pada Minggu (30/6). Abd juga merupakan orang kepercayaan PW. Di hari yang sama di Ponorogo, Jawa Timur, Densus menciduk BT alias Haedar alias Deni alias Gani yang perannya sebagai penasihat PW dan penggerak JI wilayah Jawa Timur.