Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Japfa Foundation bersama Filantropi Indonesia menginisiasi  program  ketahanan pangan dan gizi yang diharapkan  mampu menghasilkan solusi-solusi kreatif mengenai pengentasan dan pencegahan masalah gizi di Indonesia.
    Menurut Head of JAPFA Foundation, Andi Prasetyo dalam siaran pers yang diterima Antara Sumbar, Kamis  permasalahan gizi yang terjadi di Indonesia telah mencapai pada titik yang memprihatinkan, tercatat sepertiga dari jumlah balita di Indonesia menderita kekurangan gizi.
      Kondisi ini menyebabkan perkembangan otak dan fisik terhambat, rentan terhadap penyakit, sulit berprestasi. Dan saat dewasa mudah menderita obesitas sehingga berisiko terkena penyakit jantung, diabetes, dan penyakit tidak menular lainnya, kata dia.
      Sementara Direktur Kesehatan Gizi dan Masyarakat Bappenas  Pungkas Bahjuri Ali   dalam diskusi bertemakan “Penguatan Sektor Pangan dan Gizi Berbasis Investasi Sosial di Era SDGs, Mungkinkah” menyampaikan stunting bukan hanya masalah makanan saja yang menjadi penyebabnya. Namun ada hal yang lebih penting yakni masalah pengetahuan seorang ibu tentang makanan yang sehat dan bergizi.
     Sementara dr Rachmat Willy Sitompul selaku Health and Nutrition Specialist Wahana Visi Indonesia menilai  perilaku orang tua dan pengasuh lebih penting untuk mencegah stunting dan memastikan apakah sudah melaksanakan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
     “Komposisi aksi dari PHBS ini, adalah dari orang tua dan pengasuh harus mulai berperilaku bersih dan sehat 30 persen dan 70 persen, fokus pada ibu dan bayi dalam kandungan. Ini  berperan dalam membentuk budaya PHBS dalam keluarga,” katanya.
   Turut hadir pada peluncuran kluster  Semiarto Aji Purwanto selaku Dosen antropologi Universitas Indonesia, Andi Prasetyo selaku Head of JAPFA Foundation, dr Davrina Rianda Davron selaku Founder Klinik Rumah Sehat serta Helen Sinombor selaku jurnalis Kompas. (*)

Pewarta : Ikhwan Wahyudi
Editor : Joko Nugroho
Copyright © ANTARA 2024