Mentawai, (Antaranews Sumbar) - Bupati Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar), Yudas Sabaggalet menyebutkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata yang akan dibangun di daerah itu nantinya berperan memperkuat jatidiri budaya asli masyarakat setempat.
"Pembangunan KEK tidak akan menghilangkan budaya asli Mentawai, justru hal itu memperkuat budaya tersebut agar tidak hilang dan mampu mengikuti perkembangan zaman," katanya di Tuapejat, Senin.
Ia memberi contoh daerah Bali, saat ini budaya dari daerah itu semakin terkenal dan terus menjadi sarana promosi wisata yang memberikan dampak ekonomis bagi masyarakat. Begitu juga kelak yang terjadi dengan budaya Mentawai.
Baca juga: Rp11 triliun untuk pengembangan KEK Mentawai
Lebih lanjut, ia menjelaskan budaya asli Mentawai belakangan juga mengalami perkembangan tanpa lari dari jatidirinya dan menjadi bagian penting promosi dari daerah Mentawai.
"Contoh lainnya kalung manik-manik (inu), dulu yang bisa memakainya hanya Sikerei (dukun) dan orang tertentu saja, sekarang barang tersebut menjadi souvenir serta bentuk penghargaan komunikasi masyarakat Mentawai terhadap tamu yang datang," lanjutnya.
Baca juga: Ini jumlah tenaga kerja yang bisa diserap KEK Mentawai
Terkait dengan pembangunan KEK pariwisata, budaya akan menjadi faktor penting dan berperan, sehingga tidak terpengaruh budaya asing dan ia memastikan pemerintah tetap melakukan kontrol terhadap hal tersebut.
Menjawab keraguan beberapa pihak yang menakutkan KEK yang akan dibangun diatas lahan seluas 2.600 hektar tersebut memberi pengaruh negatif terhadap budaya Mentawai, Yudas memastikan hal tersebut tidak akan terjadi, justru menjadi nilai lebih budaya Mentawai.
"Banyak hal yang harus kita lakukan untuk menjaga nilai nilai budaya sehingga lebih bernilai dan tetap bertahan, salah satu melakukan kolaborasi terhadap budaya atau kesenian dari daerah lain," jelasnya.
Baca juga: Pengembangan KEK Mentawai terkendala jaringan telekomunikasi dan internet, ini solusinya menurut Wagub
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Mentawai, Desti Seminora mengatakan dalam pembangunan KEK tersebut, pihaknya akan melakukan kontrol secara intensif dengan pihak investor.
"Kami akan memastikan semua pembangunan KEK memberikan dampak positif kepada masyarakat," ujarnya.
KEK pariwisata di Mentawai akan dibangun di Pulau Siberut dengan luas lahan mencapai 2.600 hektar, dan menelan biaya investasi sebesar Rp11 triliun. (*)
"Pembangunan KEK tidak akan menghilangkan budaya asli Mentawai, justru hal itu memperkuat budaya tersebut agar tidak hilang dan mampu mengikuti perkembangan zaman," katanya di Tuapejat, Senin.
Ia memberi contoh daerah Bali, saat ini budaya dari daerah itu semakin terkenal dan terus menjadi sarana promosi wisata yang memberikan dampak ekonomis bagi masyarakat. Begitu juga kelak yang terjadi dengan budaya Mentawai.
Baca juga: Rp11 triliun untuk pengembangan KEK Mentawai
Lebih lanjut, ia menjelaskan budaya asli Mentawai belakangan juga mengalami perkembangan tanpa lari dari jatidirinya dan menjadi bagian penting promosi dari daerah Mentawai.
"Contoh lainnya kalung manik-manik (inu), dulu yang bisa memakainya hanya Sikerei (dukun) dan orang tertentu saja, sekarang barang tersebut menjadi souvenir serta bentuk penghargaan komunikasi masyarakat Mentawai terhadap tamu yang datang," lanjutnya.
Baca juga: Ini jumlah tenaga kerja yang bisa diserap KEK Mentawai
Terkait dengan pembangunan KEK pariwisata, budaya akan menjadi faktor penting dan berperan, sehingga tidak terpengaruh budaya asing dan ia memastikan pemerintah tetap melakukan kontrol terhadap hal tersebut.
Menjawab keraguan beberapa pihak yang menakutkan KEK yang akan dibangun diatas lahan seluas 2.600 hektar tersebut memberi pengaruh negatif terhadap budaya Mentawai, Yudas memastikan hal tersebut tidak akan terjadi, justru menjadi nilai lebih budaya Mentawai.
"Banyak hal yang harus kita lakukan untuk menjaga nilai nilai budaya sehingga lebih bernilai dan tetap bertahan, salah satu melakukan kolaborasi terhadap budaya atau kesenian dari daerah lain," jelasnya.
Baca juga: Pengembangan KEK Mentawai terkendala jaringan telekomunikasi dan internet, ini solusinya menurut Wagub
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Mentawai, Desti Seminora mengatakan dalam pembangunan KEK tersebut, pihaknya akan melakukan kontrol secara intensif dengan pihak investor.
"Kami akan memastikan semua pembangunan KEK memberikan dampak positif kepada masyarakat," ujarnya.
KEK pariwisata di Mentawai akan dibangun di Pulau Siberut dengan luas lahan mencapai 2.600 hektar, dan menelan biaya investasi sebesar Rp11 triliun. (*)