Pemerintah Provinsi Sumatera Barat siap memberikan kemudahan berinvestasi bagi investor yang berniat menanamkan modal di daerah itu, terutama percepatan proses perizinan dan insentif perpajakan.

Bila sebelumnya butuh waktu berhari-hari untuk mengurus izin berinvestasi, kini Pemprov Sumbar menjanjikan tiga jam saja. Tentu dengan syarat seluruh dokumen yang telah dipenuhi.

Soal insentif pajak, sejumlah daerah di Sumbar seperti Kabupaten Pesisir Selatan bahkan lebih dulu menawarkan opsi 'bebas pajak daerah' selama lima tahun pertama usaha. Sumatra Barat memang sedang serius-seriusnya menawarkan seluruh potensi investasi yang ada kepada calon investor potensial.

Demi menggaet investor tersebut, Pemprov Sumbar mengadakan Forum Investasi Sumatra Barat pada Kamis (8/2) di Auditorium Istana Gubernur. Acara ini sekaligus memanfaatkan momentum Hari Pers Nasional (HPN) 2018 yang mendatangkan banyak tamu penting.

Tak kurang dari 24 perwakilan kedutaan besar negara sahabat hadir untuk mendengarkan paparan mengenai potensi pembangunan di Sumatra Barat. Sejumlah potensi investasi yang ditawarkan termasuk sektor pariwisata, energi baru terbarukan (EBT), perikanan, dan industri pengolahan makanan.

Dari sekian banyak tawaran investasi yang disodorkan Sumbar, ada satu tema besar yang sedang diusung yang pariwisata. Hal ini sejalan dengan promosi wisata halal yang digaungkan provinsi ini dalam dua tahun belakangan. Jor-jorannya Sumbar dalam menawarkan potensi pariwisata juga bukan tanpa alasan.

Sumatra Barat dikaruniai alam yang elok dengan destinasi wisata alam seperti kawasan Mandeh di Pesisir Selatan, Kepulauan Mentawai, hingga kawasan wisata terpadu Gunung Padang yang berada tak jauh dari pusat kota.

Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno menganggap, momentum Hari Pers Nasional yang mendatangkan ribuan insan pers seantero negeri merupakan saat yang tepat untuk menawarkan potensi wisata yang ada. Menurutnya, media massa merupakan mitra penting untuk menggaet calon investor.

"Kehadiran wartawan di Sumatra Barat saat ini tentu memberikan kami kesempatan untuk mempromosikan apa yang kami miliki. Investasi di Sumatra Barat pada akhirnya akan memberikan dampak ikutan yang positif bagi perekonomian masyarakat," jelas Irwan, Kamis (8/2).

Selain itu, Irwan juga memandang Sumatra Barat memiliki kinerja ekonomi yang stabil sehingga terbilang ramah bagi investor. Sepanjang 2017 lalu misalnya, Sumatra Barat berhasil mencatatkan perbaikan pertumbuhan ekonomi di angka 5,29 persen.

Angka ini naik dibanding capaian pertumbuhan tahun 2016 lalu sebesar 5,27 persen dan cukup jauh di atas capaian nasional yakni 5,07 persen. Daya beli masyarakat juga masih terjaga dengan raihan tingkat inflasi sebesar 2,11 persen untuk Kota Padang.

Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BKPM PPT) Sumbar Maswar Dedi menyebutkan, terjadi kenaikan 20 persen setiap tahunnya untuk realisasi investasi Sumatra Barat, baik Penanaman Modal Asing (PMA) atau Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Dedi mengambil contoh, realisasi investasi pada 2014 lalu tercatat Rp 3,5 triliun. Angka ini terus merangkak naik menjadi Rp 6,5 triliun pada 2017 lalu dan ditargetkan melonjak menjadi Rp 8,5 triliun pada tahun 2018 ini.

Dedi mengungkapkan bahwa Forum Investasi Sumatra Barat yang digelar bersamaan dengan rangkaian acara HPN 2018 dimaksudkan untuk mempromosikan potensi yang ada. Selain sektor pariwisata, Sumatra Barat juga menawarkan investasi di bidang energi baru terbarukan (EBT) terutama panas bumi dan mikro hidro.

Pemerintah mencatat, potensi energi listrik yang bisa dibangkitkan dari dari energi panas bumi mencapai 1.685 Mega Watt (MW). Hingga saat ini, lanjut Dedi, baru dua wilayah kerja panas bumi yang sudah dieksplorasi oleh pihak swasta dan siap dieksploitasi di Kabupaten Solok dan Solok Selatan. Kedua wilayah kerja tersebut sudah melibatkan swasta.

"Kami beri jaminan investasi, kami permudah perizinannya dan insentif pajak disiapkan. Apabila investor memiliki masalah, kami bantu. Mereka kami undang dengan karpet merah, maka kami bantu pula bila kesulitan berjalan di atas karpet merah," katanya.

Forum Investasi Sumatra Barat 2018 juga berhasil menggaet investor asal Singapura, Malaysia, dan Jepang untuk menandatangani Letter of Interest (LoI) dengan Pemprov Sumbar. Pernyataan ketertarikan dinyatakan investor dari ketiga negara atas proyek pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) di Kabupaten Solok Selatan.

Diharapkan hal itu akan memberikan dampak positif yang langsung dirasakan oleh masyarakat Sumbar, seperti terbukanya lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan.***

Pewarta : Webtorial-Miko
Editor :
Copyright © ANTARA 2024