Padang, (Antara Sumbar) - Pemerintah provinsi Sumatera Barat (Sumbar) terus mengembangkan sektor perdagangan dan usaha kecil menengah untuk menekan angka pengangguran di daerah itu.

         "Pengangguran di Sumbar itu unik, bukan tidak ada lapangan kerja, tapi ini lebih kepada karakter orang Minang yang lebih tepat bekerja pada sektor ril seperti perdagangan," kata Gubernur Sumbar Irwan Prayitno di Padang, Selasa.

         Ia menyampaikan hal itu usai rapat koordinasi ketahanan ekonomi dan sosial budaya bagi aparatur kesbangpol dan instansi terkait.

         Menurut dia pekerjaan sektor konstruksi seperti jalan, jembatan dan lainnya tetap ada namun yang mengisi kebanyakan  orang dari luar Sumbar.

         Oleh sebab itu solusi menciptakan lapangan kerja adalah dengan memberikan modal usaha, dibekali pelatihan serta diberdayakan sehingga pencari kerja bisa mandiri dan independen, ujarnya.

         Ia menilai lapangan kerja pada bidang konstruksi tidak begitu menyerap lapangan kerja dan lebih tepat dilakukan pengembangan usaha kecil dan menengah.

         Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatat  tingkat pengangguran terbuka di wilayah itu turun dari 5,81 persen pada Februari 2016 menjadi 5,09 persen  pada Agustus 2016 atau berkurang 0,72 persen.

         "Pasar tenaga kerja di Sumbar menunjukan  perkembangan positif tergambar  dengan naiknya jumlah angkatan kerja maupun jumlah penduduk bekerja dan diikuti turunnya tingkat pengangguran dibandingkan  Agustus 2015," kata Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Sumbar Satriono.

         Ia menyebutkan jumlah penganggur saat ini  sebanyak 125,90 ribu orang  atau turun 23,78 ribu  dibandingkan  Februari yang mencapai 146,49 ribu orang dan jika dibandingkan Agustus 2015 turun 35,66 ribu orang yang ketika itu berjumlah 161,56 ribu orang.

         Jika pada Februari   pengangguran didominasi lulusan diploma III sebesar 13,60 persen pada Agustus bergeser  menjadi SMA dan sederajat sebesar 8,17 persen, kata dia.

         Sementara jumlah pengangguran untuk tingkat pendidikan sarjana saat ini mencapai 5,76  persen, diploma 6,71 persen, SMK 7,46 persen SMP 4,43 persen dan SD ke bawah 2,63 persen, lanjutnya.

           Ia menyampaikan  selama setahun terakhir  jumlah penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama naik di hampir seluruh sektor.

         Kenaikan tertinggi terjadi di sektor pertambangan, listrik, gas dan air dengan penambahan 38,63 ribu orang  atau 94,09 persen  dan sektor industri sebanyak 59,98 ribu orang  atau 41,06 persen, kata dia. (*)

Pewarta : Ikhwan Wahyudi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024