Lubuk Sikaping, (Antara) - Kecamatan Mapattunggul, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, membutuhkan kantor camat yang representatif untuk dijangkau masyarakat setempat, sebab saat ini kantor camat terletak di Nagari Lubukgadang, yang jauh dari jangkauan masyarakat.
Bupati Pasaman, Benny Utama, di Lubuk Sikaping, Minggu (5/4), mengatakan Kecamatan Mapattunggul terdiri dari tiga nagarian, yaitu Nagari Lubukgadang, Pintupadang, dan Muarotais, yang dibagi atas 15 kejorongan.
Posisi kantor camat lebih dekat ke Kecamatan Rao, yang terletak di Lubukgadang, sementara dua nagari lagi, Nagari Pintupadang tiga jorong dan Nagari Muarotais sembilan jorong, lebih jauh lagi ke ujungnya.
Oleh karena itulah, Pemkab Pasaman perlu membangun kantor camat yang representatif untuk tiga nagari tersebut, yaitu di Bukittujuh Kenagarian Pintupadang.
"Pembangunan terus difokuskan ke daerah pinggir, termasuk Kecamatan Mapattunggul, kami terapkan pembangunan yang berkelanjutan, karena pembangunan sekaligus tidaklah mampu didukung keuangan daerah," kata Benny.
Ia menambahkan, apalagi kantor camat adalah pusat pelayanan kepada masyarakat dalam urusan administrasi. Jika kantor camat jauh, maka masyarakat kesulitan dan membutuhkan anggaran besar untuk urusan administrasi kependudukan.
Sebab itu, kata dia, dibangun kantor camat di Pintupadang pada tahun 2016 mendatang, sementara kantor camat saat ini nanti akan dijadikan kantor Wali Nagari Lubukgadang.
Sehubungan dengan itu, bupati mengimbau, jika ada tanah yang kena oleh pembangunan kantor camat nantinya, masyarakat diminta untuk menghibahkan, karena, Pemkab tidak bisa membangun di atas tanah yang tidak bersertifikat milik pemerintah daerah.
Sebelumnya, tokoh masyarakat setempat, Asmar Dt Rajo Malenggang, mengapresiasi perhatian Pemkab terhadap Kecamatan Mapattunggul.
Dt Rajo Malenggang mengatakan, perhatian Pemkab cukup tinggi untuk Kecamatan Mapattunggul. Apalagi kata dia, jika pembangunan kantor camat bisa direalisasikan segera.
"Terutama di Nagari Muarotais, telah dibangun jalan usaha tani sepanjang 3 kilometer, pembangunan jembatan menuju Jorong Muarotais, dan jika dikalkulasikan, telah miliaran dana APBD digunakan di Nagari Muarotais," kata Rajo Malenggang.
Sementara itu, Wali Nagari Muarotais, Andesfa, mengakui pembangunan ke Muarotais sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat, namun, karena Muarotais ada sembilan jorong dan memiliki penduduk paling besar dari dua nagari lagi, karena itu masih banyak kejorongan yang membutuhkan sentuhan pembangunan jalan dan jembatan. (**/eko/WIJ)