Nafasnya masih memburu dan keringat mengucur dari sekujur tubuhnya, namun Rambo Sugihanto masih tetap mampu tersenyum.
"Saya habis latihan," katanya ketika ditemui di Gedung Olahraga Universitas Negeri Padang.
Rambo adalah atlet masa depan Sumatera Barat dari cabang olahraga tarung derajat. Ia merupakan peraih medali emas Pra PON di Kalimantan Timur, setelah pukulan dan tendangannya berhasil mengandaskan salah seorang atlet nasional, I Nengah Sudika asal Bali.
"Meraih medali emas pada babak kualifikasi PON merupakan kebanggaan dan prestasi yang paling berkesan bagi saya. Tentunya ini akan menjadi motivasi berlipat untuk mempersembahkan yang terbaik di PON nanti," ujar atlet kelahiran Padang, 6 Mei 1988 itu.
Anak keenam dari 12 bersaudara yang lahir di Padang, 6 Mei 1988 itu mengakui untuk menjadi yang terbaik tidak semudah yang sebelumnya ia bayangkan.
"Butuh kerja keras, semangat tinggi, serta komitmen pada diri sendiri. Itu hal penting ketika kita mengabdikan diri sebagai petarung di cabang olahraga keras ini," kata anak dari pasangan Munas dan Nursibah itu.
Rambo pertama kali mengenal olahraga tarung derajat ketika duduk di kelas dua SMP, ketika ia bersekolah di SMP Negeri 15 Padang.
Sejak saat itu, berbagai prestasi telah diraihnya termasuk medali emas Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumbar 2010, serta dua kali juara tiga pada ajang Piala Presiden tahun 2006 dan 2009.
Penggemar "cappuccino" itu mengemukakan, tarung derajat merupakan olahraga beladiri yang mengutamakan kecepatan, kekuatan dan ketahanan fisik, karena dalam setiap pertandingan selalu terlibat kontak fisik dengan setiap lawan.
"Siapa yang mampu bertahan dari pukulan dan tendangan lawan, kemungkinan besar dia akan menang," ujar pria yang memiliki tinggi badan 179 cm dan berat 69 kg itu.
Ketika ditanya rahasia suksesnya, Rambo menyebut beberapa hal termasuk menambah porsi latihan, baik di tempat pemusatan latihan maupun di rumah.
Meskipun demikian, dia masih mengeluhkan beberapa hal, terutama jadwal latihan. "Saya masih sulit membagi jadwal antara latihan dan kuliah. Demi berlatih maksimal, kadang saya harus dikorbankan jadwal kuliah," katanya.
Sebagai atlet potensial, Rambo memang dituntut fokus. Saat ini dia tercatat sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Kepelatihan pada Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) UNP semester akhir.
"Harapan saya juga bisa lulus dan segera wisuda," ujar dia.
Ketika ditanya targetnya pada PON 2012 di Riau, dengan optimistis ia menyatakan kesiapannya merebut medali emas untuk Sumbar.
"Medali emas PON merupakan ambisi semua atlet dan bagi saya itu merupakan mimpi yang harus diwujudkan," katanya.
Di PON nanti Rambo akan turun di kelas 64 kilogram. Menurut dia, lawan terberatnya adalah atlet-atlet dari Jawa Barat, meski lawan-lawan dari daerah lain tetap tidak dikesampingkannya.
Dengan motivasi yang kuat ditambah dukungan dari keluarga, teman, serta pelatih, satu medali emas yang dibebankan diyakini mampu diraihnya.
Selain ambisinya meraih medali emas PON, Rambo juga berharap dapat membangkitkan semangat olahraga tarung derajat di kalangan masyarakat umum khususnya di Ranah Minang.
Setelah itu, ia juga berobsesi masuk tim nasional untuk tampil membela Merah Putih di berbagai ajang termasuk pada SEA Games mendatang.
Selain berlatih untuk diri sendiri, Rambo dalam kesehariannya juga menurunkan ilmu dan kemampuannya kepada orang lain. Saat ini ia sibuk melatih tim tarung derajat Kota Pariaman yang akan turun di ajang Porprov 2012 di Kabupaten Limapuluh Kota.
Disiplin
Ketua Harian Olahraga Tarung Derajat (Kodrat) Sumbar Alnedral mengatakan, Rambo merupakan atlet potensial yang selalu disiplin menjalankan program latihan.
Pelatih kepala cabang olahraga tarung derajat Sumbar itu bahkan memuji kerja keras anak didiknya itu. "Rambo seorang yang disiplin, punya kemauan, dan selalu mengikuti segala intruksi yang diberikan," katanya.
Selain itu, ia juga menilai dari segi teknis Rambo memiliki keunggulan dibanding atlet tarung derajat lainnya. "Pukulan dan tendangannya lebih keras dan selalu tepat sasaran. Dia juga kuat dan cepat," ujarnya.
Alnedral berharap Rambo mampu mempersembahkan medali emas bagi kontingen Sumbar pada PON nanti.
Prestasi yang dicapai atlet tarung derajat Sumbar pada PON XVII-2008 di Kalimantan Timur adalah menyabet satu medali emas, satu perak dan tiga perunggu.
Emas disumbangkan Rozi Martoyo dan Anuar Zamili dari kelas seni gerak putra, medali perak atas nama Yuli Ervina, Antin Maisusanti, dan Desi Purnama Sari dari seni gerak putri, sementara tiga medali perunggu disumbangkan Dedi Kurnia Putra, Arfon Mairony, dan Deby Yonarissa dari kelas tarung.
Ia berharap pada PON mendatang semua atlet Sumbar mampu mempersembahkan yang terbaik.
"Target kami bukan hanya emas PON, lebih jauh kami ingin meloloskan atlet Sumbarke ajang SEA Games dan berbagai kejuaraan lainnya," katanya. *