Menara, menjadi sebuah nama surau atau langgar di Jorong Lubuk Jaya, Nagari Koto Baru, Kecamatan Sungai Pagu, Solok Selatan, Sumatera Barat. Suara yang berada sekitar 150 meter dari jalan raya Muara Labuh - Padang Aro ini diperkirakan berumur 100 tahun lebih, dibangun sekitar tahun 1900. Menurut pengurus Surau Menara, Radius (69), Rabu, nama Menara diambil dari letak suara yang berada di daerah yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya sehingga masyarakat setempat menamainya 'Surau Menara'. Pada awal dibangun, jelas dia, surau yang memiliki puncak surau berbentuk limas atau menyerupai pagoda dengan tinggi sekitar 13 meter ini, hanya memiliki luas 6 x 6 meter dan keseluruhan bangunan serta konstruksi terbuat dari kayu dan atapnya dari ijuk. Kayu yang digunakan dari jenis Jua atau sebangsa Sonokeling. Surau yang pernah tidak digunakan selama 20 tahun ini, 1950-1970, memiliki tiang berjumlah 13 yang melambangkan rukun shalat. Tiang-tiang tersebut sampai sekarang masih asli kendati sudah banyak yang rusak karena dimakan usia. Agar tiang-tiang itu tetap kokoh, sejak tahun 2002 masyarakat setempat melapisi tiang-tiang itu dengan kayu. Selain tiang yang masih asli, konstruksi atap hingga puncak surau juga masih asli. Tangga sebanyak 15 buah yang berada di atas loteng yang digunakan untuk mencapai puncak surau juga masih asli dan terpelihara. "Setelah tahun 1970, Surau Menara kembali digunakan masyarakat sekitar untuk beribadah karena adanya perkembangan atau penambahan masyarakat," jelasnya. Kemudian tahun 1980, imbuh Radius, dilakukan pelebaran menjadi 8x12 meter dan pada tahun itu awal dari perenovasian surau. Radius mengungkapkan, renovasi sejak tahun 1980 hingga sekarang dilaksanakan secara swadaya. Biaya renovasi berasal dari masyarakat sekitar surau dan hanya dikumpulkan pada bulan Ramadhan. "Biaya renovasi kita kumpul hanya pada bulan Ramadhan saja sehingga proses renovasi memakan waktu lama karena menunggu dana terkumpul. Sebagai contoh untuk membeli karpet kita harus menunggu selama dua tahun," katanya sambil tersenyum. Dia menambahkan, perenovasian dilakukan hanya di bagian bawah surau, seperti dinding kayu sekarang diganti tembok, perluasan mimbar yang sekarang juga dengan tembok, dan melapisi dinding-dinding dengan kayu agar tampak lebih asri dan nyaman serta pembuatan teras. "Yang bagian atas belum kita apa-apakan. Masih asli semua," akunya. Pada bulan Ramadhan 1430 hijriah atau 2009 masehi ini tidak sedikit masyarakat setempat yang melakukan Shalat Tarawih di Surau Menara. Kendati hanya berlantai kayu, namun kekhusukan beribadah di surau ini lebih terasa karena berada di lingkungan yang jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota. (*/wij)

Pewarta : 172
Editor :
Copyright © ANTARA 2024