Bukittinggi (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI, Ade Rezki Pratama menegaskan upaya kolaborasi bersama seluruh pihak mampu mewujudkan penurunan angka stunting hingga memenuhi target nasional keluarga berkualitas Indonesia Emas.
Salah satu usaha yang dilakukan DPR RI adalah merutinkan sosialisasi program bangga kencana bersama BKKBN yang kali ini digelar di Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Rabu (15/10).
"Poin utama saat ini adalah fokus penurunan angka stunting, IHSGI mencatat angka ini di 2023 mencapai 21 persen, dan di 2024 bertambah 27 persen di Agam," kata Ade Rezki.
Ia menegaskan perlunya kerja keras dan kolaborasi bersama. Menurutnya, Kabupaten Agam tidak mengalami kekurangan bahan baku pangan, pertanian dan lainnya.
"Tapi salah satu faktor resiko adalah bagaimana pola asuh anak.
intervensi dilakukan dari pemerintah pusat hingga nagari. Semangat gotong royong dan kerjasama seluruh pihak sangat dibutuhkan," katanya.
Ia mengatakan gotong royong adalah ciri khas bangsa dan membudaya khususnya di Sumatera Barat.
Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar, Mardalena Wati Yulia mengapresiasi keterlibatan seluruh pihak dalam atensi penurunan angka stunting di Kabupaten Agam.
"Khususnya perhatian luar biasa dari Komisi IX DPR RI, untuk mencapai tujuan program bangga kencana perlu dukungan bersama. Pembangunan keluarga lebih difokuskan di pemerintahan saat ini,"
Ia mengatakan stunting menjadi salah satu masalah kependudukan, selain fisik anak menjadi kecil atau pendek, juga akan mengganggu kelancaran fungsional pada sisi otak.
"BKKBN tidak bisa sendiri, kami berharap kolaborasi bersama, hingga lima program prioritas bisa diwujudkan yang salah satunnya gerakan kepedulian orang tua asuh cegah stunting (Genting)," kata Mardalena.
Ia mengungkap sebanyak 88 dari 239 keluarga terdeteksi stunting di Kecamatan Ampek Angkek sudah dilakukan intervensi.
Direktur Bina Pelayanan Keluarga Berencana BKKBN RI, Fajar Firdawati menegaskan tujuan baik nasional demi generasi masa depan bisa tercapai lewat kolaborasi.
"Kita sedang memerangi stunting, visi Indonesia Emas 2045 bisa tercapai yang menjadi tugas kita bersama. Angka prevelansi stunting nasional saat ini 19,8 persen dengan sekitar 4,5 juta anak beresiko. Jangan sampai ada stunting yang baru," kata Firdawati.
Menurutnya, kolaborasi lintas lembaga bersama masyarakat selama ini sudah berjalan baik, namun masih diperlukan sinergi yang lebih solid agar program-program strategis dapat langsung dirasakan masyarakat.
Ia menambahkan tugas-tugas pemerintah akan lebih efektif jika dikerjakan bersama-sama. Program MBG, sanitasi, pengentasan stunting dan semuanya bisa berjalan melalui kesadaran kolektif bahwa kita bekerja untuk masyarakat.
