Payakumbuh (ANTARA) - Wali Kota Payakumbuh Zulmaeta bersama jajarannya turun langsung berdialog dengan warga Kelurahan Koto Panjang Payobasung, di Masjid Baiturrahim, Kamis (11/09).
Pertemuan yang dirangkai dengan salat Subuh berjamah ini digelar untuk mendengar keluhan sekaligus menyerap aspirasi masyarakat secara langsung, sebagai bentuk komitmen Pemko menghadirkan pelayanan yang dekat dan responsif.
Suasana dialog berlangsung hangat dan terbuka. Warga diberi kesempatan untuk menyampaikan permasalahan yang mereka hadapi tanpa perantara.
Sejumlah persoalan strategis pun muncul, mulai dari terhentinya aliran irigasi yang mengairi sekitar 100 hektar sawah, mangkraknya pembangunan infrastruktur, kebutuhan digitalisasi pendidikan agama, hingga permohonan dukungan pembangunan masjid.
“Bertemu dan mendengar langsung warga adalah cara terbaik untuk memahami permasalahan di lapangan. Ini bukan sekadar forum diskusi, tapi ruang bersama untuk mencari solusi,” kata Wako Zulmaeta.
Masalah paling mendesak yang diungkapkan masyarakat adalah terhentinya aliran irigasi selama empat bulan terakhir. Kondisi ini mengancam masa tanam dan berpotensi menurunkan hasil panen.
Menanggapi hal tersebut, Zulmaeta langsung menginstruksikan Dinas Pertanian dan Dinas Pekerjaan Umum untuk turun ke lokasi dan melakukan pengecekan.
“Insyaa Allah, ini akan menjadi prioritas kita. Irigasi adalah urat nadi pertanian. Tim teknis akan bergerak segera untuk mencari solusi terbaik agar aktivitas pertanian tetap berjalan,” ujarnya.
Warga juga mengeluhkan proyek pembangunan titian kunsen pengaman tebing sungai yang berhenti di tengah jalan. Karena proyek ini berada di bawah kewenangan Pemprov Sumbar, masyarakat meminta Pemko membantu menyuarakan masalah mereka.
Zulmaeta menyatakan siap menjadi penghubung dan mempercepat koordinasi dengan pemerintah provinsi.
“Kami akan menjadi jembatan aspirasi warga agar persoalan ini mendapat perhatian dan penyelesaian dari pihak provinsi,” tegasnya.
Aspirasi lain datang dari pengurus Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Masjid Baiturrahim yang mengusulkan digitalisasi pembelajaran.
Mereka berharap Pemko dapat mendukung penyediaan perangkat teknologi dan pelatihan guru agar proses belajar mengajar menjadi lebih menarik dan relevan bagi generasi muda.
Zulmaeta menyambut baik gagasan tersebut dan menilai hal ini sebagai investasi penting untuk masa depan.
“Pendidikan agama yang modern akan membuat anak-anak kita lebih tertarik mempelajari Al-Qur’an. Pemko siap mendukung, baik melalui bantuan perangkat maupun pelatihan guru,” ujarnya.
Selain itu, warga juga memohon bantuan untuk penyelesaian pembangunan fisik masjid, mulai dari kebutuhan material, pengecatan, pembangunan tempat wudhu, hingga perbaikan drainase.
Menanggapi hal ini, Zulmaeta memerintahkan Bagian Kesra dan dinas terkait melakukan pendataan dan verifikasi kebutuhan agar bantuan yang diberikan tepat sasaran.
“Pembangunan rumah ibadah adalah hal yang mulia. Pemko akan meninjau langsung dan memberikan dukungan sesuai mekanisme serta kemampuan anggaran,” ucapnya.
Zulmaeta menekankan bahwa dialog seperti ini akan menjadi agenda rutin Pemko untuk memastikan pembangunan berjalan sesuai dengan kebutuhan warga.
“Interaksi langsung dengan masyarakat sangat penting. Dengan cara ini, kami bisa memastikan setiap program benar-benar dirasakan manfaatnya oleh warga Payakumbuh,” pungkasnya.
