Eko berharap keberhasilan ini menjadi motivasi untuk peningkatan persentase co-firing yang lebih tinggi di masa depan, yang pada akhirnya akan berimbas pada kebutuhan pasokan bahan baku biomassa yang lebih besar.
“Kalau kebutuhan woodchip atau biomassa banyak, berarti membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat untuk meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan karena ekonomi akan berkembang,” tambah dia.
Manajer PLN UPK Flores, Tri Handoko menjelaskan bahwa uji coba ini merupakan langkah strategis untuk mendukung pengurangan emisi karbon dan pemanfaatan energi terbarukan.
“Hasil uji coba co-firing 10 persen woodchip menunjukkan performa yang baik dan membuktikan bahwa PLTU Ropa siap untuk bertransformasi menuju pembangkit yang lebih ramah lingkungan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Tri menambahkan bahwa inisiatif ini juga membawa dampak positif bagi masyarakat lokal.
“Woodchip yang digunakan dalam uji coba ini bersumber dari limbah pertanian dan hasil hutan rakyat di sekitar wilayah Ende. Hal ini tidak hanya mendukung konsep ekonomi sirkular, tetapi juga membuka peluang usaha serta lapangan kerja baru bagi masyarakat,” ujarnya.
Setelah keberhasilan uji coba ini, PLN UPK Flores akan melanjutkan evaluasi teknis dan komersial untuk mengkaji peningkatan porsi biomassa dalam campuran bahan bakar dan menjajaki potensi pasokan woodchip berkelanjutan di wilayah NTT.
