Bukittinggi (ANTARA) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Bukittinggi menggelar simulasi pengawasan pemungutan dan penghitungan suara yang diikuti seluruh jajaran pengawas dan perwakilan pasangan calon (Paslon) peserta Pilkada 2024.
"Secara garis besar tidak ada perbedaan dengan Pileg lalu, hanya ada pemaksimalan pengawasan dengan tata letak tempat duduk pengawas dan saksi di TPS," kata Komisioner Bawaslu Bukittinggi, Eri Vatria, Sabtu.
Menurutnya pengawas dan saksi ditempatkan persis di samping petugas KPPS 4 dan 5 agar bisa langsung mengakses pemilih yang berhak atau tidak memilih.
"Pihak yang berwenang sebagai pengawas diharapkan berpartisipasi maksimal, sebelum pemilihan dan masa tenang proses sudah dimulai distribusi surat C-Pemberitahuan kepada pemilih," kata Eri Vatria.
Ia mengungkap potensi rawan di pengawasan ada di pemilih berstatus pindah domisili.
"Pemilih ini sudah terdaftar di daftar pemilih tetap (DPT) lain tapi jelang ada pemilih yang pindah domisili dan sudah melapor ke Dinas Kependudukan. Mereka terdaftar di Sumbar dan hanya bisa memilih Gubernur," kata Eri.
Untuk surat suara, Eri menyatakan suara tetap sah meski sebelum dicoblos surat suara belum ditandatangani Ketua KPPS.
"Pengawas memastikan surat tidak rusak dan sudah bertandatangan. Sebelumnya dianggap tidak sah, tapi saat ini boleh ditandatangani setelah penghitungan," kata Eri Vatria.
Komisioner Bawaslu juga meminta seluruh jajaran pengawas untuk mengantisipasi terjadinya pemilih ganda
Dalam kegiatan simulasi juga diilustrasikan pengawasan pemilih disabilitas dan tindakan melanggar aturan dari pemilih yang memotret pilihannya di bilik suara.