Solok (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solok, Sumatera Barat mengharapkan rapat koordinasi (rakor) kesehatan masyarakat (kesmas) dapat mewujudkan transformasi layanan primer.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solok Elvi Rosanti di Solok, Rabu, mengatakan saat ini peningkatan derajat kesehatan masyarakat menjadi salah satu prioritas pemerintah, termasuk di Kota Solok.
Beberapa fakta kesehatan yang perlu dicermati antara lain terkait angka kematian ibu dan bayi, angka prevalensi stunting, serta angka kesakitan morbiditas mayoritas dialami oleh masyarakat yang belum sepenuhnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Terkait dengan hal tersebut, Dinkes Kota Solok melalui Bidang Kesehatan Masyarakat menggelar rakor kesmas.
Sebanyak 60 orang peserta menghadiri kegiatan ini, yaitu Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dan Kabid Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan (PSDK).
Selain itu, juga diikuti oleh Kepala Puskesmas se-Kota Solok dan Pemegang Program Gizi, Pemegang Program Ibu dan Anak, juga Pemegang Promkes mewakili masing-masing Puskesmas, serta turut diundang 17 Petugas Puskesmas Pembantu (Pustu) yang ada di Kota Solok.
“Upaya bersama berbagai pemangku kepentingan perlu terus dilakukan sesuai peran dan fungsinya masing-masing dengan mengutamakan komitmen, konvergensi serta monitoring dan evaluasi program," ujar Elvi.
Menurut dia hal itu bertujuan untuk mengejar pencapaian program lebih baik di masa mendatang.
Nantinya akan disesuaikan dengan arah kebijakan dan implementasi program kesehatan masyarakat sehingga sejalan dengan semangat dan tujuan transformasi layanan primer.
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai ruang diskusi lintas sektor untuk bersama merumuskan strategi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
“Kita cari solusi bersama bagaimana untuk perbaikan, peningkatan kesehatan derajat kesehatan masyarakat Kota Solok,” ujar Elvi.
Kasi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Marryo Borry selaku narasumber menjelaskan beberapa hal penting terkait transformasi layanan primer.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mengoordinasikan, menyingkronisasikan, dan menyinergikan atau menyatukan karakter yang berbeda dalam mencapai program-program indikator di Bidang Kesehatan Masyarakat, termasuk pemegang program-program di puskesmas,” ucapnya.
Dia juga menyampaikan permasalahan kesehatan di Sumatera Barat 2024. Menurutnya permasalahan gizi untuk ibu hamil dan ibu menyusui termasuk anak-anak dan remaja masih merupakan permasalahan kesehatan yang harus diperhatikan.
"Seperti anemia, stunting, wasting (kondisi berat badan anak tidak sesuai dengan tinggi badannya), dan underweight (berat badan di bawah rentang normal pada orang sesusianya)," ujar dia.