Padang (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mempelajari cara Provinsi Banten dalam memaksimalkan sektor perikanan tangkap dan budi daya termasuk industri pengolahan ikan.
"Kita ingin melihat perkembangan dan kemajuan yang dicapai Banten dalam memaksimalkan perikanan tangkap dan budi daya sebagai peluang pertumbuhan industri pengolahan produk hasil perikanan," kata Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Sumbar, Ilson Cong saat melakukan kunjungan kerja ke Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten melalui keterangan tertulisnya yang diterima di Padang, Kamis.
Ia mengatakan, keberhasilan Provinsi Banten dalam menggarap sektor perikanan tangkap dan budi daya patut dicontoh Provinsi Sumbar. Apalagi, Banten berhasil menerima penghargaan dari pemerintah pusat karena salah satu daerah pengekspor ikan terbesar di tanah air.
"Kita perlu belajar dari Banten karena lebih maju dari segi pengelolaan usaha dan industri perikanan," ujar dia.
Menurutnya, sebagai daerah pengekspor ikan terbesar nasional bersama Sumatera Utara dan DKI Jakarta, Banten diuntungkan secara geografis. Sebab, daerah itu berada di tiga kawasan perairan laut yakni Selat Sunda, Laut Jawa dan Samudera Hindia.
Meskipun tidak sebesar Banten, Ilson menilai Sumbar juga memiliki potensi besar di sektor perikanan tangkap maupun budi daya. Hanya saja saat ini Ranah Minang dinilai belum bisa memaksimalkan potensi yang ada.
Terpisah, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumbar Reti Wafda mengatakan saat ini terdapat enam hingga tujuh kelompok pembudidaya ikan kerapu yang tersebar di Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Kendati demikian, pemerintah daerah menilai kelompok budi daya ikan kerapu masih perlu ditingkatkan, untuk membantu nilai ekspor asal Provinsi Sumbar serta mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi.