Festival Budaya Batak 2024 Resmi Ditutup, Perbedaan Etnis Dipersatukan Lewat Seni dan Budaya

id Festival budaya batak

Festival Budaya Batak 2024 Resmi Ditutup, Perbedaan Etnis Dipersatukan Lewat Seni dan Budaya

Festival Budaya Batak di Kota Padang. (ANTARA/HO-Arfan)

Padang (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy, diwakili oleh Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Jefrinal Arifin, secara resmi menutup Festival Budaya Batak Tahun 2024. Penutupan festival berlangsung pada Minggu malam (14/10) di GOR Himpunan Tjinta Teman (HTT) Padang.

Festival yang digelar selama dua hari ini merupakan inisiatif Anggota DPRD Provinsi Sumbar, Albert Hendra Lukman. Acara penutupan dihadiri oleh ratusan warga Etnis Batak dari Kota Padang dan daerah lainnya di Sumbar, serta menyaksikan pengumuman pemenang berbagai lomba yang diadakan selama festival.

Keseruan festival semakin terasa dengan penampilan berbagai kesenian dan nyanyian tembang lagu Batak dan Minang. Penampilan ini menggambarkan keunikan musik dan lantunan suara khas Batak, yang menambah suasana kebersamaan di antara para peserta.

Dalam sambutannya, Jefrinal Arifin memberikan apresiasi kepada Albert Hendra Lukman atas pelaksanaan festival ini. Ia menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Dinas Kebudayaan Sumbar dan DPRD Sumbar yang telah berlangsung selama dua tahun.

Jefrinal menekankan pentingnya Festival Budaya Batak sebagai upaya Pemprov Sumbar untuk membina semua etnis di daerah tersebut, termasuk Etnis Batak, Nias, Minang, dan Maluku. Menurutnya, kegiatan ini menjadi sarana untuk memperkuat persatuan meskipun ada perbedaan etnis dan kultural.

“Melalui seni dan budaya, kita dipersatukan. Walau berbeda etnis, kita adalah satu NKRI,” tegas Jefrinal. Ia juga mencatat bahwa banyak masyarakat Etnis Batak di Sumbar, sementara di Sumatera Utara terdapat banyak masyarakat Etnis Minang, yang membuka peluang untuk akulturasi.

Jefrinal juga membandingkan kondisi Indonesia dengan Malaysia, di mana di Malaysia hanya terdapat tiga etnis utama. Ia menekankan bahwa Indonesia memiliki roh penyatuan yang tidak dimiliki negara lain, di mana semua etnis dapat merantau dan berinteraksi di seluruh penjuru negeri.

Harapan Jefrinal adalah agar Festival Budaya Batak dapat dilaksanakan kembali pada tahun depan. Ia menyatakan kesiapan untuk menggelar acara ini dan berharap dapat memperkaya adat budaya serta mempererat silaturahmi antar etnis.

Jefrinal juga mengusulkan agar festival digelar di luar ruangan untuk menjangkau lebih banyak masyarakat. “Dengan digelar outdoor, diharapkan semua lapisan masyarakat bisa menontonnya,” harapnya.

Ketua Umum Perkumpulan Batak Sumatera Barat (Perbas), Wismar Panjaitan, menggarisbawahi bahwa Festival Budaya Batak hadir sebagai bentuk solidaritas Etnis Batak di Sumbar. Ia menekankan pentingnya festival ini untuk memperkuat persatuan dan kesatuan di tengah keragaman budaya.

Wismar menambahkan bahwa Kota Padang adalah kota yang plural dan majemuk, dan keberadaan festival ini membuktikan penerimaan masyarakat terhadap kemajemukan. Ia berharap kerja sama antara DPRD Sumbar, Pemprov Sumbar, dan Perbas dapat terus berlanjut untuk mendukung kolaborasi budaya di Sumbar.

Dengan semangat yang diciptakan melalui festival ini, diharapkan hubungan antar etnis di Sumbar semakin harmonis dan saling mendukung demi pencapaian visi dan misi Pemprov Sumbar ke depan.*