Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Angkatan Muda Koperasi Indonesia (AMKI) Frans Meroga Panggabean resmi merilis buku terbarunya yang berjudul "The Prabowo Mind, The New Indonesia Economy 5.0 Manifesto" jelang pengambilan sumpah Presiden RI 2024-2029 pada 20 Oktober 2024.
“Prabowo sangat konsen pada ekonomi kerakyatan dan hal ini yang ingin kami amplifikasikan supaya masyarakat tahu untuk menuju Indonesia emas di tahun 2045 dengan target rata-rata pertumbuhan ekonomi 8 persen,” kata Ketua Umum Angkatan Muda Koperasi Indonesia (AMKI) Frans Meroga Panggabean di Jakarta, Senin.
Ia mengajak masyarakat untuk mendorong ekonomi kerakyatan karena dengan inilah semua bisa bergerak bersama mendorong pemberdayaan koperasi dan UMKM.
Menurut dia implementasi dan peningkatan ekonomi kerakyatan dapat dicapai dengan menggerakkan koperasi, pelaku usaha UMKM dan informal.
“Untuk mendukung hal tersebut penguatan regulasi perlu dilakukan sebagai political will dari pemerintahan baru kedepan untuk benar-benar berpihak. Selain itu perlu adanya pembudayaan dan literasi yang kuat atas koperasi kepada semua generasi yang lebih muda,” kata dia menambahkan.
Sementara itu Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Syamsul Bahri sebagai keynote speaker dalam acara bedah buku tersebut mengatakan bahwa dengan UMKM berkontribusi lebih dari 60 persen terhadap Produk Donestik Bruto (PDB) Indonesia, maka sudah sangat pantas Presiden Terpilih Prabowo Subianto akan memprioritaskan ekonomi kerakyatan dalam ikhtiar mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
“Sudah jelas Prabowo akan menaruh perhatian lebih terhadap pemberdayaan koperasi serta pelaku UMKM sehingga memastikan terjadinya upskilling dan upscaling para pelaku ekonomi kerakyatan,” kata dia.
Sementara Rektor Universitas Insan Cita Indonesia Laode Masihu Kamaluddin mengatakan buku ini menarik untuk dibedah dan dibahas karena isi-isu yang bahas dalam buku ini bertemakan ekonomi yang berkelanjutan, berkedaulat dan berkemakmuran.
Dalam kampanye kemarin Prabowo berjanji akan mendorong ekonomi digital menjadi lebih kuat. Tetapi jangan lupa permasalahan pada bangsa ini adalah big data jadi data yang dimiliki saat ini masih belum akurat.
“Jadi dapat dikatakan Evidence based kita masih lemah. Jika data kita bagus maka diksi pengambilan kebijakan akan lebih baik,” kata dia.
Menurutnya presiden terpilih Prabowo Subianto sudah mengerti bagaimana cara memecahkan permasalahan-permasalahan ini.
Jadi peranan digital itu akan mempermudah semua hal, Prabowo tahu betul bahwa negara Indonesia adalah salah satu negara yang terkuat dalam ekonomi digitalnya di ASEAN dan diperkirakan pada tahun 2030 kekuatan ekonomi kita akan naik 3-5 kali lipat dengan sumbangan 30 persen dari APBN.
“Hal tersebut bisa tercapai jika didorong ekonomi digital secara bersama-sama. Saat ini penggunaan gadget di Indonesia sudah tinggi hal ini menandakan masyarakat kita aware dengan dunia digital nah, nantinya tinggal kita arahkan saja kontennya ke konten ekonomi untuk mendorong ekonomi digital,” kata dia.
Laode juga membahas tentang ekonomi biru dan ekonomi hijau, menurutnya ekonomi hari ini berpusat pada ekspor bahan baku jadi sebaiknya harus ada nilai-nilai ekonomi baru.
Salah satu ekonomi baru yakni ekonomi biru dan ekonomi hijau, ekonomi digital merupakan ekonomi baru jadi transformasi Koperasi ke era digital merupakan kategori ekonomi baru dan itu sangat berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi nantinya.
Dirinya berharap semua dapat bersatu padu melihat ini sebagai harapan baru karena untuk mencapai Indonesia emas di tahun 2045 itu hanya mungkin jika dilakukan bersama-sama.
Terkait transisi Laode melihat transisi pemerintahan yang ada saat ini dapat dikatakan "smooth" dan ini merupakan tradisi baru yang perlu diapresiasi.
Sementara itu, penulis Nadya Mulya melihat ke depan pemerintahan yang baru akan memberikan harapan baru bagi kita semua karena pemerintahan yang baru saat ini dilihat bersama sudah menjalin komunikasi dengan pakar-pakar dibidangnya.
Ia secara pribadi siap membantu memberikan masukan kepada pemerintah dari segi ekonomi biru dan ekonomi hijau karena Nadya juga dikenal sebagai pegiat lingkungan.
“Sebagai contoh Indonesia merupakan rumah mangrove nomor satu di dunia dan Indonesia juga merupakan paru-paru dunia. Ini merupakan nilai tambah dan bisa menjadi peluang jika kita bisa mengelolanya ini dengan sebaik-baiknya. Ia optimistis Indonesia bisa lebih maju jika hilirisasi di semua lini bisa dijalankan,” kata dia.