Gus Halim : Transmigrasi berperan penting bagi ketahanan pangan negara

id berita pessel,berita sumbar,Bupati Pesisir Selatan,Transmigrasi ke-73 di KTM Lunang-Silaut

Gus Halim : Transmigrasi berperan penting bagi ketahanan pangan negara

Bupati Pesisir Selatan saat jadi pembina upacara Hari Bhakti Transmigrasi ke-73 di KTM Lunang-Silaut

Painan (ANTARA) - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Tranmigrasi Abdul Halim Iskandar menyampaikan transmigrasi berperanan penting mendukung ketahanan pangan, tak hanya secara lokal, tapi juga regional maupun nasional.

Kawasan transmigrasi dengan dukungan transmigran dan sumber daya masyarakat setempat memiliki keunggulan kompetitif berupa tanaman pangan sebagai komoditi unggulan yang dapat menopang ketahanan pangan bangsa.

"Transmigrasi ada di kawasan perdesaan dengan komposisi ruang hijau yang masih luas," ungkap menteri dalam pidatonya yang dibacakan Bupati Pesisir Selatan Rusma Yul Anwar upacara Hari Bhakti Transmigrasi ke-73 di KTM Lunang dan Silaut.

Upacara turut dihadiri Ketua TP PKK Titi Rusma Yul Anwar, Kepala Dinas (Kadis) Perdagangan dan Transmigrasi Mimi Riarty Zainul, Kabid Transmigrasi Novi Irawan, Camat Silaut Syamwil, Camat Lunang Sunardi.

Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan, perwakilan BUMN dan BUMD di Pesisir Selatan, Kerapatan Adat Nagari (KAN) Kecamatan Lunang dan Silaut, siswa sekolah serta para pengelola sanggar budaya.

Pada peringatan bertema 'Transmigrasi Satukan Negeri' itu juga menampilkan atraksi dari seni dan budaya maupun pencak silat dari berbagai pwrguruan di kawasan transmigrasi KTM Lunang dan Silaut.

Menteri melanjutkan isu ketahanan pangan, perubahan iklim dan masalah sosial adalah problematika global saat ini. Mayoritas negara eskportir pangan, khususnya beras menghentikan ekspornya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri masing-masing.

Perubahan iklim yang antara lain berdampak pada ketersediaan air dan naiknya suhu bumi. Kemudian perang Rusia-Ukraina yang turut diikuti panasnya Israel-Palestina merupakan bentuk masalah sosial dan keamanan dunia saat ini.

"Jadi, tema peringatan tahun ini bukan sekedar slogan belaka, namun sebagai semboyan menjaga keutuhan negara," terang menteri.

Lebih lanjut, kolaborasi transmigran penduduk asal dan masyarakat setempat yang hidup berdampingan dalam membangun permukiman transmigrasi merupakan wujud nyata dari Bhineka Tunggal Ika di Indonesia.

Kerekatan sosial inilah yang hanya bisa terdapat dalam program Transmigrasi. Transmigrasi memiliki dampak positif yang signifikan dalam peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di wilayah transmigrasi.

Program Penjaringan Siswa Berprestasi di Kawasan Transmigrasi (PPSBKT) merupakan implementasi konkret dari upaya transmigrasi untuk memfasilitasi anak-anak transmigran agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

Sejak tahun 2015, inisiatif beasiswa ini telah dijalankan secara konsisten dan hingga saat ini terus memberikan dukungan substansial bagi perkembangan pendidikan 543 mahasiswa yang berasal dari berbagai kawasan transmigrasi di seluruh Indonesia.

Beasiswa tidak hanya cerminan komitmen pemerintah terhadap pembangunan manusia yang berkelanjutan, tetapi juga tonggak penting dalam memastikan potensi intelektual anak-anak transmigran dapat diperoleh dan dikembangkan secara optimal.

Karena itulah kata menteri program transmigrasi merupakan program khas Indonesia. Pemerintah melaksanakan transmigrasi pertama kalinya pada 12 Desember 1950. Ketika itu Jawatan Transmigrasi memberangkatkan 25 kepala keluarga atau 98 jiwa transmigran menuju Lampung dan Lubuk Linggau.

Sejarah panjang transmigrasi sejatinya telah ada semenjak masa kolonialisme Belanda. Ketika pada tahun itu pemerintah kolonial untuk pertama kalinya memberangkatkan 155 kepala keluarga (KK) transmigran yang berasal dari Kedu, Jawa Tengah, menuju Gedong Tataan, Provinsi Lampung.

Bagi Pemerintah Indonesia konsep transmigrasi untuk pertama kalinya,

diperkenalkan Presiden Soekarno, melalui sebuah artikel yang diterbitkan Harian Soeloeh Indonesia pada 1927, Presiden Soekarno memperkenalkan konsep transmigrasi.

Sampai saat ini penyelenggaraan Transmigrasi telah berkontribusi melalui pembangunan 3.606 satuan pemukiman transmigrasi yang berada di 619 kawasan transmigrasi.

Ini telah berkembang menjadi 1.567 Desa Definitif, 466 eks satuan pemukiman transmigrasi berkembang menjadi ibu kota kecamatan, 116 eks satuan per transmigrasi mendukung Ibu kota kabupaten, serta 3 ibu kota provinsi.

"Lebih jauh, sampai saat ini sebanyak 2,2 juta KK atau lebih dari 9,2 juta jiwa transmigran telah ditempatkan di Permukiman transmigrasi dari Sabang hingga Merauke," ujarnya.

Menteri menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan transmigrasi di seluruh Kawasan Transmigrasi.

Terima kasih tak terhingga ia sampaikan kepada seluruh pemerintah daerah yang telah berperan aktif, penggiat transmigrasi sebagai pilar utama keberhasilan program ini serta pada keluarga transmigran yang turut serta membentuk dan memperkukuh komunitas transmigrasi di tanah harapan.

Prestasi ini tidak lepas dari dukungan kuat yang terus-menerus diberikan oleh seluruh

pihak yang peduli terhadap pembangunan desa dan kawasan perdesaan.

"Saya yakin bahwa segala upaya yang telah dilakukan di lapangan serta darma bhakti yang diberikan di lahan transmigrasi, akan menjadi bekal berharga bagi kemajuan yang

berkelanjutan. Semoga setiap ikhtiar dan pengabdian ini menjadi amal jariyah yang terus mengalirkan pahalanya hingga akhir zaman," tutur menteri.