Kemajuan RS. Yarsi Ibnu Sina, wujud dari kepedulian kesehatan masyarakat

id rumah sakit Yarsi Ibnu Sina

Kemajuan RS. Yarsi Ibnu Sina, wujud dari kepedulian kesehatan masyarakat

Wakil Ketua Dewan Dakwah Islamiyah M. Nur menerima wakaf Rp.1 miliar lebih yang akan digunakan untuk pembangunan pengembangan RS. Yarsi Ibnu Sina Padang Panjang. (ANTARA/ Isril)

Padang Panjang (ANTARA) - Muhamad Nur Wakil Ketua Dewan Dakwah Islamiyah menyebutkan, keberadaan rumah sakit Yarsi Ibnu Sina tidak terlepas dari perjuangan dan perhatian serius dari tokoh besar Muhammad Natsir dan kawan-kawannya, sehingga 6 rumah sakit Ibnu Sina berdiri di berbagai Kabupaten Kota di Sumatera Barat.

“Sejak berdirinya dewan dakwah oleh buya almarhum Muhammad Nasir, dan kawan-kawannya serta tokoh-tokoh umat lainnya, secara umum rumah sakit Islam Ibnu Sina merupakan sarana dakwah bil hal dalam bidang pelayanan kesehatan dan tidak dapat dipisahkan,” kata M. Nur pada peletakan batu pertama pembangunan pengembangan rumah sakit Islam Ibnu Sina padang Panjang, Sumatera Barat yang di hadiri Wakil Presiden RI ke 10-12 Jusuf Kalla, Sabtu (4/11).

M. Nur, mengisahkan, ketika M. Natsir, kembali ke Padang atas undangan pemerintah Sumbar saat itu gubernur Harun Zein, dan berialog dengan masyarakat dan salah satu yang disampaikan oleh masyarakat adalah kekurangan sarana kesehatan.

“Dalam dialog itu timbulah macam-macam ide yang akhirnya disepakati untuk mendirikan sebuah rumah sakit di Sumatera Barat, pada waktu itu di Bukittinggi,” ungkap M. Nur.

M. Natsir tidak hanya berdialog dengan masyarakat, ketika kembali ke Jakarta beliau kedatangan seorang ekonom salah seorang donator dewan dakwah yaitu mengajak kembali ke Padang untuk menindak lanjuti rencana untuk membangun rumah sakit Yarsi.

“Akhirnya disepakati oleh tokoh masyarakat, alim ulama berdirilah yayasan Yarsi Sumatera Barat, seiring dengan itu M. Natsir juga mengirimkan kader mudanya dari dewan dakwah yaitu dr. Abbas Thalib, untuk ke Ibnu Sina Bukittinggi guna mempersiapkan segala sesuatu dan sesi medisnya,” jelas dia.

dr Abbas Thalib yang juga mertua dr. Hidayat Nur Wahid, menjabat sebagai direktur Ibnu Sina. Dalam perjalanan rumah sakit ini terus berkembang sehingga banyak kader-kader dari LKMI (Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam) diterjunkan untuk mempersiapkan rumah sakit ini.

“Saya menjadi saksi ketika tahun 1976, saat saya belajar di New York waktu itu saya menumpang di bapak Muhammad Sidiq sahabat pak Jusuf Kalla. M. Natsir berkirim surat ke pak Sidiq agar dikirimkan majalah-majalah kedokteran ke Yarsi. Oleh pak Sidiq dicarikanlah beberapa majalah kedokteran yang kemudian dikirimkan ke Sumbar untuk bacaan para dokter guna mengupgrade ilmu pengetahuannya, hal ini menunjukan betapa penting dan besarnya perhatian orang tua kita dulu,"ungkapnya.

Menurut dia, dewan dakwah terus mengembangkan rumah sakit-rumah sakit ini, dibeberapa dewan dakwah juga sudah mendirikan klinik dan di Medan Sumatera Utara sudah ada tanah wakaf yang salah satunya direncanakan untuk membangun rumah sakit Ibnu Sina.

“Pengurus dewan dakwah beberapa bulan lalu bersama kawan-kawan dari Padang Panjang, sudah membicarakan rencana untuk membangun rumah sakit ini dan kami telah mengambil langkah-langkah, diantaranya menterjemahkan semua proposal yang sudah disapkan ke dalam bahasa arab dan sudah hampir dirampungkan, langkah kedua adalah memohon bantuan kepada pemerintah Arab Saudi melalui atase agama di Jakarta selain itu kami juga melakukan pendekatan dengan kedutaan besar Qatar di Jakarta dan beberapa Negara sahabat lainnya," tambahnya.

M. Nur, berharap, dengan dukungan dari kawan-kawan di Padang Panjang, bersama tokoh masyarakat dan ulama dengan waktu yang tidak terlalu lama pembangunan Rumah sakit Yarsi Padang Panjang ini dapat terwujud menjadi kenyataan.