Pelemahan harga komoditas tantangan bagi pertumbuhan ASEAN

id Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves Firman Hidayat

Pelemahan harga komoditas tantangan bagi pertumbuhan ASEAN

Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves Firman Hidayat saat memberikan pidato kunci dalam acara UOB Gateway to ASEAN Conference 2023 di Jakarta, Rabu (11/10/2023) (ANTARA/Bayu Saputra)

Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves Firman Hidayat menilai, pelemahan harga komoditas menjadi tantangan jangka pendek yang dapat menghambat upaya percepatan pertumbuhan ekonomi ASEAN ke depan.

Pasalnya, sebagian besar negara-negara ASEAN masih sangat bergantung pada ekspor berbasis komoditas.

“Dalam jangka pendek, ASEAN menghadapi pelemahan harga komoditas, karena sebagian besar negara ASEAN sangat bergantung pada ekspor berbasis komoditas,” kata Firman dalam UOB Gateway to ASEAN Conference 2023 di Jakarta, Rabu.

Selain itu perekonomian ASEAN juga terkena dampak perlambatan ekonomi China dan risiko resesi di AS serta Eropa, yang mana negara-negara tersebut telah menjadi mitra dagang utama ASEAN.

Menurut Firman, ASEAN juga masih harus dihadapkan dengan tantangan jangka menengah berupa konflik perdagangan AS - China. Intensitas persaingan kedua negara tersebut berdampak pada fragmentasi perekonomian dunia, termasuk negara-negara di kawasan ASEAN.

Lebih dari itu, perubahan iklim juga turut menjadi katalis yang dapat memicu bencana alam sehingga berdampak pada kondisi ekonomi dan sosial negara-negara ASEAN.

“ASEAN sebagai bagian dari komunitas global juga dihadapkan pada perubahan iklim yang dapat memicu bencana alam dan berdampak buruk pada perekonomian global. Dampaknya besar terhadap tantangan ekonomi dan sosial,” terangnya.

Terlepas dari adanya berbagai tantangan tersebut, Firman menyampaikan bahwa ekonomi ASEAN saat ini masih terbilang tumbuh dengan kuat. Tahun depan saja, ekonomi ASEAN diprediksi mampu tumbuh di atas rata-rata global yakni sebesar 4,9 persen.

"Kinerja ekonomi ini merupakan hasil dari suksesnya investasi asing langsung (FDI) beberapa tahun terakhir," ujar Firman.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memproyeksikan, melalui Digital Economic Framework Agreement (DEFA), nilai ekonomi digital ASEAN bahkan mampu meningkat dua kali lipat mencapai 2 triliun dolar AS pada 2030.

Indonesia sebagai anggota ASEAN juga dinilai memiliki kinerja ekonomi yang positif dengan pertumbuhan di atas 5 persen.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pelemahan harga komoditas jadi tantangan bagi pertumbuhan ASEAN