Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) melakukan penguatan bisnis aktivitas perkapalan (shipping activities) dengan menambah dua Armada Landing Craft Tank (LCT) berbendera Indonesia yaitu LCT Transko Barito dan LCT Transko Batanghari.
Penambahan armada tersebut merupakan realisasi dari rencana penguatan operasional yang telah dimasukan dalam rancangan anggaran PTK, Anak Usaha PT Pertamina International Shipping (PIS) Sub Holding Integrated Marine Logistics (SH IML) di tahun sebelumnya.
Armada LCT Transko Barito mulai beroperasi pada 24 Mei 2023 lalu di Sepinggan Field untuk mensupport aktivitas Sub Holding Upstream Pertamina, PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT). LCT Transko Barito yang berkapasitas Net Tonnage (NT) 106 ton ini beroperasi untuk running cargo seperti pengangkutan perlengkapan shackle, food container, dan fresh water untuk pemenuhan kebutuhan aktivitas wilayah PHKT.
Dibawah operasional Marine Business & Operation Region (MBOR) III PTK area Balikpapan, LCT Transko Barito yang memiliki panjang keseluruhan 51,41 meter ini memiliki engine berkekuatan dua kali 550 Horsepower (HP) dengan estimasi kecepatan maksimal 10 knots. Kecepatan tersebut memadai aktivitas running cargo di peraian Kalimantan.
Kemudian, untuk armada LCT Transko Batanghari yang berada dibawah MBOR I PTK area Dumai ini merupakan armada tambahan kedua yang mulai beroperasi pada 27 Desember 2022 lalu. LTC Batanghari memiliki kapasitas NT 61 ton yang berfungsi sebagai kapal Oil Spill Response (OSR) yang selalu stanby dalam mengatasi dan penanggulangi tumpahan minyak di wilayah operasional Pertamina Hulu Rokan (PHR).
LCT Transko Batanghari ini memiliki panjang keseluruhan 38,66 meter, memiliki estimasi kecepatan maksimal 10 knots dengan engine berkekuatan dua kali 540 HP. Berbeda fungsi dengan LTC Transko Barito, LCT Transko Batanghari memiliki peranan penting dalam aktivitas migas karena berperan dalam menanggulangi tumpahan minyak di laut.
Vice President Legal & Relations PTK, Sonny Mirath mengatakan bahwa penambahan armada kapal LCT ini sebagai komitmen PTK dalam menyokong produksi sektor hulu migas Indonesia khususnya operasional PHKT di Kalimantan dan PHR di Dumai sebagai bagian dari Sub Holding Upstream Pertamina.
“Dua armada LCT tersebut dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas di sektor hulu migas. Hal tersebut sebagai bukti bahwa PTK mampu memenuhi kebutuhan perkapalan di sektor migas, baik hulu, hilir maupun midstream. Sehingga kami berharap kedepannya segmen bisnis shipping activities yang dimiliki PTK juga tumbuh mengikuti geliat perkembangan sektor migas di Indonesia,” ujar Sonny, Selasa (10/10).
Penambahan dua armada LCT tersebut juga memperkuat formasi armada kapal PTK, dan mendukung visi perusahaan untuk menjadi perusahaan jasa maritim yang terintegrasi dengan skala global.
Berita Terkait
Pengiriman pemuda Pariaman untuk bekerja di Korsel dilakukan bertahap
Senin, 24 Juli 2023 14:39 Wib
Presiden Dijadwalkan Kunjungi PT Dok Perkapalan Madura
Jumat, 6 November 2015 20:05 Wib
BKPM Gaet Investasi Perkapalan Australia
Kamis, 20 Agustus 2015 9:22 Wib
Empat Negara Minati Sektor Perkapalan Indonesia
Rabu, 24 Juni 2015 20:09 Wib
PGN Batam Bangun Jaringan Layani Industri Perkapalan
Kamis, 19 Desember 2013 20:21 Wib
Industri Perkapalan Didorong Bangun 85.000 DWT
Senin, 5 Agustus 2013 14:06 Wib
KSAL: Konsistensi Industri Perkapalan Perlu Ditingkatkan
Rabu, 10 April 2013 15:05 Wib
Potensi Industri Perkapalan Perlu Dimaksimalkan
Selasa, 6 November 2012 6:27 Wib