Solok terpilih jadi proyek percontohan KSP Kemenkes-JICA

id Kota Solok terpilih, knowledge sharing, program dan dikunjungi, delapan negara

Solok terpilih jadi proyek percontohan KSP Kemenkes-JICA

Wali Kota Solok Zul Elfian Umar (tengah) saat menyambut kedatangan delegasi dari delapan negara untuk melaksanakan program Knowledge Sharing Program (KSP) di Kota Solok, Sumatera Barat (ANTARA/HO-Diskominfo Solok)

Solok (ANTARA) - Kota Solok, Sumatera Barat (Sumbar), terpilih menjadi proyek percontohan Knowledge Sharing Program (KSP), sebuah proyek kerja sama teknis antara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan Japan International Cooperation Agency (JICA).

Wali Kota Solok Zul Elfian Umar di Solok, Minggu, menyebutkan sebanyak delapan negara yakni Kambodja, Kenya, Tajikistan, Timor Leste, Laos, Vietnam, Thailand, dan Madagaskar, mengirimkan delegasinya untuk melaksanakan program tersebut di Kota Solok.

KSP tersebut bertema "Empowering Family on Continuum of Care for Maternal, Newborn and Child Health Trough Collaboration Across Sector by Using MCH Handbook" (pemberdayaan keluarga dalam kesinambungan pelayanan kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak melalui kolaborasi lintas sektor dengan menggunakan buku Kesehatan Ibu dan Anak/KIA).

"Sebagai kepala daerah, kami sangat mendukung sepenuhnya kegiatan ini sehingga dapat terwujudnya tujuan kita bersama yaitu menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta menurunkan prevalensi stunting," ucap Zul.

Ia juga berharap seluruh peserta yang telah datang ke Kota Solok dapat meningkatkan mutu layanan di Kota Solok.

Sebelumnya program KSP telah diluncurkan oleh Gubernur Sumbar Mahyeldi bersama Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono dan Chief JICA Indonesia, Takehiro Yasui, Senin (11/9).

Kota Solok telah terpilih sebagai proyek percontohan implementasi buku KIA, khusus bayi kecil sejak tahun 2020.

Kemenkes sejak tahun 2020 telah mengembangkan buku KIA khusus bayi kecil sebagai pendamping buku KIA, yang ditujukan untuk memberikan informasi pelayanan dan perawatan kesehatan bayi kecil dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram atau usia kehamilan ≤ 37 Minggu untuk mengatasi tantangan masalah angka kematian bayi.

Pemanfaatan buku KIA ini merupakan salah satu program prioritas di Indonesia guna mencegah dan deteksi dini masalah kesehatan serta gizi ibu dan anak di tingkat keluarga. Fokus catatan pada pelayanan kelompok pendudukan paling rawan (ibu hamil dan balita).

Buku KIA merupakan alat pencatatan dan pemantauan kesehatan ibu dan anak, alat komunikasi, informasi dan edukasi antara tenaga kesehatan dan dengan ibu atau keluarga, dan dapat digunakan di semua fasilitas kesehatan.

Dalam buku KIA terdapat catatan dan informasi cara memelihara dan merawat kesehatan ibu dan anak, kartu ibu hamil, kartu menuju sehat untuk bayi dan balita.

Pemanfaatan yang efektif oleh petugas maupun ibu atau keluarga menurunkan angka kematian ibu dan anak, mencegah kehamilan beresiko, mencegah bayi berat lahir rendah, penyakit penyerta seperti anemia dan malnutrisi.

Buku KIA merupakan buku berisi informasi dan catatan pelayanan kesehatan pada ibu selama hamil, bersalin, hingga nifas, dan anak sejak janin hingga usia lima tahun.

Setiap ibu hamil wajib mendapatkan satu buku KIA sebagai pemantauan kesehatan ibu dan anak. Buku ini dibawa dan ditunjukkan kepada petugas kesehatan pada saat diberikan pelayanan kesehatan untuk dicatatkan pelayanan yang diberikan dan bagi Ibu sebagai bahan informasi kesehatan untuk Ibu dan anaknya.