Anggota DPRD Sumbar, Hidayat imbau generasi muda lestarikan nilai adat dan budaya

id Hidayat,dialog kebudayaan

Anggota DPRD Sumbar, Hidayat imbau generasi muda lestarikan nilai adat dan budaya

Anggota DPRD Sumbar, Hidayat memberikan materi saat Dialog Kebudayaan di Padang, Jumat. (ANTARA/ist)

Padang (ANTARA) - Dinas Kebudayaan Sumatera Barat menggelar "Dialog Kebudayaan" Yang Muda Berbudaya angkatan ke-lima dengan tema "Menggali Nilai-nilai Adat Istiadat Dalam Permainan Anak Nagari" melalui pokir anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat, Hidayat di Padang Jum'at.

Kegiatan itu dihadiri oleh 100 orang peserta dari kalangan anak muda dari Kota Padang maupun luar kota Padang.

Kepala Bidang Sejarah, Adat dan Nilai-Nilai Tradisi Dinas Kebudayaan Sumbar, Fadhli di Padang, Jumat mengatakan generasi muda saat ini sudah banyak yang lupa dan jauh dari adat dan budaya sendiri dan lebih suka dengan budaya asing.

"Di Minang, ada namanya kato nan ampek, yaitu kato mandata, malereang, manurun dan mandaki. Ada juga yang namanya adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Ini merupakan benteng kita bersama. Kami berharap generasi muda menyadari betapa pentingnya adat dan budaya ini," ucap Fadhli.

Sementara itu salah seorang narasumber, Hendri Yusuf mengatakan bahwa permainan anak nagari merupakan salah satu kebudayaan yang mengandung banyak hal positif untuk kehidupan sehari-hari.

Dalam permainan-permainan tersebut, ada nilai-nilai yang menjadi tuntunan kehidupan, yaitu nilai ketangkasan, kejujuran, kearifan, kecerdasan dan nilai patriotis.

"Sekarang permainan-permainan anak nagari tersebut sudah banyak yang hilang, generasi muda sekarang lebih memilih bermain game melalui ponsel. Kalau zaman dahulu, benda-benda yang digunakan untuk membuat mainan rata-rata tidak ada yang dibeli alias diambil dari alam, itu mengajarkan nilai ekonomis," tutur Hendri.

Lebih lanjut ia mengatakan hal itu yang menyebabkan orang zaman dahulu menjadi orang yang kreatif dan tidak mudah menyerah, karena dari kecil sudah terlatih melalui permainan anak nagari.

Dalam acara tersebut, anggota DPRD Sumbar, Hidayat mengatakan kondisi generasi muda saat ini menjadi perhatian serius dari DPRD. Melalui pokirnya di Dinas Kebudayaan Sumbar ia menggelar acara "Dialog Kebudayaan" Yang Muda Berbudaya untuk mengajak kembali generasi muda mengenal budaya sendiri.

Alumni Fakultas Ilmu Budaya Unand itu menyebut banyak fenomena yang memperlihatkan lunturnya nilai-nilai adat dan budaya di era sekarang.

"Bangsa yang besar itu adalah bangsa yang merawat, menjaga, melestarikan nilai-nilai kearifan budayanya. Perilaku berbudaya lah yang membedakan suatu bangsa dengan bangsa yang lain. Identitas itu ada di kebudayaan," ucap Hidayat.

Lebih lanjut Hidayat menyebut salah satu produk budaya itu adalah bahasa daerah. Saat ini banyak bahasa daerah yang mulai punah terkhusus Minangkabau.

Kemudian interaksi sosial sesuai dengan strukturnya, dan ini berhubungan dengan istilah "kato nan ampek" dalam nilai-nilai adat dan budaya. Begitupun dengan permainan rakyat seperti tokok lele, sembalakon, genggong dan lainnya.

"Kalau zaman sekarang kan main gamenya di Handphone. Main congklak itu mengajari kita untuk jangan berbohong, kalau dikaitkan dengan sekarang, itu mengajari kita untuk tidak korupsi, bertanggungjawab terhadap diri sendiri dan orang lain. Zaman sekarang kalau seseorang tidak memiliki disiplin dan tanggungjawab, susah untuk diberikan kepercayaan. Itu kembali lagi pada persoalan karakter budaya yang membedakan kita dengan budaya orang lain," sambung Hidayat

Fenomena kebiasaan baru bagi generasi muda dalam pertumbuhan dan perkembangannya menimbulkan karakter mudah menyerah, malas, ingin mendapatkan hasil banyak tapi kerja cuma sedikit, tidak mandiri dan manja. *