Tim Pengabdian Politeknik ATI Padang dampingi masyarakat Lasi kembangkan energi terbarukan

id ATI Padang, Politeknik, Lasi Canduang, energi biogas, mandiri energi

Tim Pengabdian Politeknik ATI Padang dampingi masyarakat Lasi kembangkan energi terbarukan

Tim PKM Politeknik ATI Padang bersama masyarakat Lasi dalam pengembangan biogas untuk produksi energi baru terbarukan. (ANTARA/HO-Tim PKM)

Padang (ANTARA) - Tim pengabdian Politeknik ATI Padang terus mendorong dan mendampingi peningkatan kapasitas digester untuk kecukupan produksi biogas sebagai bahan bakar generator listrik yang dikembangkan masyarakat Lasi, Kecamatan Candung, Kabupaten Agam, sebagai upaya menuju kemandirian energi baru terbarukan.

Pengembangan menuju Nagari Lasi Mandiri Energi dengan kemitraan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan CV. Kejulasi yang didirikan oleh Lassy Dairy Farm sebagai unit usaha di Nagari Lasi Kecamatan Canduang Kabupaten Agam Sumatera Barat.

Langkah itu, demi kecukupan susu sebagai bahan baku industri keju yang dikembangkan Lassy Dairy Farm. Sampai saat ini, jumlah sapi secara keseluruhan di Nagari Lasi telah mencapai seribu ekor.

Perhitungan dari satu ekor sapi dewasa menghasilkan limbah berupa feses sebanyak 50 liter dalam satu hari. Jika diakumulasikan, ada sebanyak 50.000 liter kotoran sapi yang dihasilkan dari seluruh peternakan yang ada setiap harinya.

Besarnya volume kotoran sapi yang dihasilkan adalah potensi yang sangat bagus untuk diolah menjadi biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik menuju Nagari Lasi Mandiri Energi.

Pada 2022 Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Jurusan Teknik Industri Agro Politeknik ATI Padang yang bernaung di bawah Kementerian Perindustrian telah membangun digester di Nagari Lasi.

Kegiatan tersebut sukses menghasilkan biogas, namun jumlah yang dihasilkan bisa dikatakan masih belum cukup untuk digunakan sebagai bahan bakar generator pembangkit listrik.

Sehingga biogas yang telah dihasilkan hanya dimanfaatkan sebatas sebagai bahan bakar produksi keju dan bahan bakar rumah tangga.

Volume minimum bahan bakar yang dibutuhkan untuk sebuah generator pembangkit yang menghasilkan listrik dengan daya 2.500 Watt, adalah sebanyak 6 m3 biogas per 4 jam dengan penggunaan terus menerus. Sedangkan instalasi digester pada kegiatan PKM yang lalu hanya sekitar 3m3.

Oleh sebab itu, dirasa perlu untuk membangun digester dengan volume lebih besar, agar kapasitas gas yang dihasilkan mencukupi untuk bahan generator bakar pembangkit listrik.

Pada bulan Agustus 2023 Tim PKM terdiri dari enam orang personel yaitu Rudianto, M. T., IPM. selaku ketua tim, dengan anggota-anggota yaitu Dr. Ester Edwar, M. Pd. yang merupakan direktur Politeknik ATI, Irna Ekawati, M. T., IPM. (Pembantu Direktur 2 Politeknik ATI Padang), Zulhamidi, M. T., IPM., ASEAN Eng. (Ketua Jurusan Teknik Industri Agro), Pharmayeni, S. T., M. Sc., IPM. dan Gustiarini Rika Putri, M. P. kembali membangun sebuah digester baru di Nagari Lasi.
Tim PKM Politeknik ATI Padang bersama masyarakat Lasi dalam pengembangan biogas untuk produksi energi baru terbarukan. (ANTARA/HO-Tim PKM)


Digester yang dibangun kali ini memiliki volume 12 m3 dan akan menghasilkan biogas mencapai 9 m3 dalam sekali proses. Jumlah tersebut telah memenuhi kebutuhan minimum untuk bahan bakar generator pembangkit listrik.

Berbeda dengan digester sebelumnya yang dibangun dengan bahan polimer, digester kali ini dibuat dari beton dengan ruang yang bersekat. Material beton ini bertujuan untuk meminimalisir kebocoran gas yang dihasilkan.

Sedangkan sekat di dalam ruang digester berfungsi untuk memisahkan antara bahan baku yang baru dan bahan baku yang telah terfermentasi. Pemisahan bahan baku dimaksudkan untuk optimalisasi proses dan biogas yang dihasilkan.

Digester yang dibuat diserahkan kepada masyarakat Lasi untuk dimanfaatkan bersama dan akan dipantau proses penggunaannya.

“Dengan telah berproduksinya digester yang baru ini menghasilkan biogas yang jumlahnya cukup, diharapkan pada tahap selanjutnya secara bertahap Nagari Lasi bisa mengoperasikan pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan energi sehari-hari.” kata Rudianto di sela-sela acara serah terima digester baru-baru ini.

Rudianto juga menyampaikan harapan yaitu adanya perhatian pemerintah baik di tingkat daerah maupun tingkat pusat untuk memanfaatkan potensi energi yang ada di sekitar kita seperti biogas dari kotoran sapi ini.

Tim akan memberikan layanan konsultasi pengoperasian digester dan layanan teknis jika ada kendala dengan digester, jelasnya.

Pendampingan penggunaan digester akan dilakukan selama tiga bulan, dan setelah itu diharapkan masyarakat bisa mandiri. "Tim juga memberikan pelayanan jika ada permintaan untuk membuat alat yang sejenis," ujarnya.

Guna kelanjutan program, kata dia, pada tahapan selanjutnya direncanakan pemasangan generator listrik berbahan bakar biogas, dan instalasi jaringan listrik. Hingga sampai pada waktu tertentu, akan terbentuk kemandirian energi di Nagari Lasi Kecamatan Canduang Kabupaten Agam.*